1. Perjuangan

7.2K 352 2
                                    


"Huffftt..., Bismillah."

Alika mencoba menenangkan degupan jantungnya yang berkali lipat lebih kencang dari biasanya. Tangannya mulai berkeringat. Ia mengambil sebuah kaca kecil di tasnya dan memperbaiki posisi kerudungnya dan juga riasan wajahnya. Tangannya memegang sebuah map dan terselip harapan di hatinya bahwa Allah akan memberinya rezeki hari ini. Amiin..., semoga saja.

Alika melangkahkan kakinya dengan hati yang mantap menuju sebuah gedung pencakar langit yang terbilang mewah di Jakarta. Tiba-tiba, ia merasa minder sebelum ia menginjakkan kakinya di lantai gedung itu. Dilihat dari luar saja, ia sudah terkagum-kagum dengan gedung itu. Ia mulai ragu untuk terus melanjutkan misinya dengan menyadari penampilannya yang terbilang begitu sederhana. Baju kemeja panjang ungu muda polos dengan celana bahan hitam yang agak longgar dan kerudung corak yang senada dengan warna bajunya. Ia melihat sekelilingnya, wanita-wanita dengan pakaian ketat dan terbuka namun masih dalam setelan formal. Mereka seperti tak risih sama sekali dengan penampilannya itu. Namun, bayangan keluarga tercintanya tiba-tiba terlintas di benaknya. Ia mencoba untuk melawan rasa gugupnya demi mereka. Ya..., aku pasti bisa, Insyaallah.

Alika memberanikan dirinya untuk masuk ke gedung itu. Ia mengabaikan tatapan orang-orang yang memandang remeh ke arahnya hanya karena penampilannya, terutama para wanita yang jauh dari kata tertutup seperti dirinya. Ia menghampiri bagian resepsionis.

"Maaf Mbak, kalau untuk memberikan surat lamaran di mana, ya? Saya ingin melamar kerja di sini."

"Oh, langsung ke lantai 7 aja Mbak ke bagian HRD. Anda bisa memberikannya ke sana." Alika mengangguk.

"Oh, baiklah..., terima kasih atas informasinya, Mbak." jawab Alika ramah lalu melenggang dari hadapan wanita itu dan menuju lift yang akan membawanya ke lantai atas yang ditujunya. Alika menekan tombol lift dan langsung masuk ke dalamnya. Saat ia akan menutup lift itu, tiba-tiba seorang lelaki dengan jas hitam dan celana hitam setelan formal kantor masuk dengan tergesa-gesa membuat Alika terkejut.

"Tunggu!!" lelaki itu langsung masuk begitu saja dan berdiri di sebelah Alika.

"Astaghfirullah!" Alika mengelus dadanya karena jantungnya hampir copot saking terkejutnya.

"Apa kamu bilang?" lelaki itu menoleh tak mengerti ke arah Alika.

"Enggak..., saya cuma kaget aja kok, Pak."

"Hmm...." hanya itulah jawaban lelaki itu. Angkuh sekali, batin Alika sambil memperhatikan lelaki di sampingnya. Dari pengamatannya, lelaki itu termasuk kategori tampan di atas rata-rata. Ia seperti model pria dengan tubuh yang tinggi atletis dengan bentuk tubuh yang menggiurkan. Alika yakin, lelaki itu adalah pujaan setiap wanita di kantor ini. Wajahnya tampan khas oriental dengan mata yang sipit seperti artis Korea yang sedang tenar di kalangan masyarakat saat ini.

"Terpesona denganku?" Alika mengerjapkan matanya dan ia tersadar kalau ia sedang mengamati lelaki itu intens. Wajahnya benar-benar memerah. Ia sangat malu tertangkap basah diam-diam mengagumi keindahan makhluk di sampingnya itu.

"E-enggak, kok...." Alika memalingkan wajahnya tak ingin lelaki itu melihat wajah merahnya. Diam-diam, lelaki itu menarik senyumnya.

"Iya juga gak apa-apa, kok. Aku udah biasa dikagumi kayak gitu." Alika langsung menoleh.

"GR banget sih! Kepedean banget...." lelaki itu tertawa membuat Alika bingung dan berpikir apa ada yang salah dengan kata-katanya.

"Kenapa ketawa?" Alika bertanya dengan polosnya.

"Kamu lucu dan konyol." lelaki itu masih tertawa, sementara Alika masih melongo dengan wajah super bingungnya. Tiba-tiba, pintu lift terbuka.

"Ubahlah segera tampang bodohmu itu..., kecuali jika kamu ingin dianggap anak kecil yang sedang main-main di sini." Alika melotot dan menggeram kesal.

Where Is Heaven? (SEASON 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang