4

2.4K 107 5
                                    

Alexi menatap malas tiga gadis di depannya.
"Jadi?" Alexi menanyakan itu untuk kedua kali.

"Boleh ya, Xi?" Pinta gadis yang berada di tengah.

"Apanya?"

Gadis disebelahnya berdecak. "Kok otak lo lemot sih?"

"Maklum lah Ta. Sebagian otak dia dibawa si Galang buat dituker sama kouta delapan giga." Thalia tiba-tiba menyela dan membuat kedua gadis itu tertawa.

PLAK!

Sebuah pukulan dari Alexi mendarat mulus di kepala Thalia membuat gadis itu mengaduh kesakitan.
"Sakit goblok!" Umpat Thalia sambil mengelus kepala yang tadi dipukul Alexi.

"Xi..." lirih gadis ber-name tag Aletta Banuarta.

"Apa sih? Jijik gue denger lo manggil gue kaya gitu," kesal Alexi membuat gadis disamping Letta mencibir pelan.

"Xi?" Gadis di tengah memanggilnya.

Alexi mengalihkan pandangannya ke gadis itu. "Ada apa Kinar?" Tanya Alexi sepelan mungkin, mencoba meredam amarahnya.

"Nelfon Alex sekarang!"

"Buat apa?"

"Kita pengen denger suaranya."

Alexi menggeleng tegas. "Gue gak mau."

"Kalo lo gak mau nelfon, setidaknya lo beri kita nomer dia lah. Boleh ya, Xi?" Thalia mencoba membujuk sahabatnya itu.

"Terus kalo gue kasih nomernya kalian mau pedekate sama Alex, gitu?" Alexi menatap ketiga sahabatnya yang kini mengangguk mantap.

"Kasih ya, Xi. Please!" Letta mencoba membujuk Alexi.

"Ogah! Lagian apa sih yang buat kalian suka sama Alex? Ganteng juga kagak!"

"Alex tuh ganteng. Udah ganteng, pinter, jago masak, bisa main gitar, Ya Lord dia tuh perfect, Xi. Perfect!" Kinar seketika menjadi alayers yang membuat Alexi ingin muntah.

"Ibaratnya tuh Alex adalah nikmat Tuhan yang gak mungkin kita dustakan." Sanggah Letta membuat Thalia dan Kinar berteriak tidak jelas.

"Najis! Gue mau ke kantin. Lo mau ikut gak?" Tawar Alexi sambil berdiri dari bangkunya.

"Kita gak mau ikut lo sebelum lo kasih nomer Alex ke kita!" Ancam Thalia yang tak membuat Alexi takut.

"Yaudah, gue mau ke Galang. Bye!" Alexi meninggalkan ketiga temannya yang kini mendesah pelan. Gagal lagi!

"Alexi!" Alexi yang merasa dipanggil, mencari sumber suara itu.
Ternyata benar, seorang lelaki sedang berlari ke arahnya dengan membawa sebuah buku bergambar Minions.

"Kenapa, Gi?" Tanya Alexi to the point menunggu lelaki itu mengatur nafasnya akibat berlari.

"Ini daftar siswa yang ikut mading. Lo bawa gih," lelaki itu memberikan buku minions yang langsung diterima oleh Alexi.

"Kenapa gue?"

Lelaki itu berdecak. "Lo kan ketua, masa gue yang bawa?!"

Alexi terkekeh membuat lelaki itu memutar bola matanya malas.
"Bu Lastri bilang kalo mading harus diperbarui lagi, Xi." Ucap lelaki itu teringat akan pesan guru yang menjadi pembina ekstrakurikuler mading itu.

Alexi mengangguk tanda mengerti. "Kumpulin semua anak mading setelah bel pulang. Kita bahas habis pulang."

Lelaki itu mengangguk.

"Makasih ya, Gi."

Gio- lelaki di depan Alexi tersenyum lalu mengangguk. "Lo sendirian?"

"Bertiga."

Galaxi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang