"Galang! Bangun!" Teriak Alexi sambil memungut guling yang dijatuhkan oleh lelaki yang kini menarik selimutnya hingga menutupi badannya.
Tak kehabisan akal, Alexi melempar guling yang tadi ia pungut ke arah lelaki itu. "Lo denger gue gak sih? Bangun woi!"
"Bangun woi! Udah pagi!"
Hening. Hanya terdengar hembusan nafas yang teratur dari Galang.
"Lang! Bangun! Pasti lo gak sholat subuh kan?"
Lelaki itu menggeram lalu berbalik memunggungi Alexi. "Sholat,"
Alexi berdecak. Pacarnya itu benar-benar membuatnya darah tinggi. "Bangun ih! Kebo banget."
"Lima menit," jawabnya merasa terganggu.
Alexi mendekat ke ranjang lalu menyibak selimut berwarna biru itu. "Bangun woy!"
Galang berdecak. Dia menarik guling disebelahnya untuk menutupi wajahnya dan kembali tertidur.
Kini, tangan Alexi sudah bertengger di telinga Galang dan mulai menariknya kuat. "Bangun gak?"
Lelaki berambut hitam itu meringis. Dia memegang tangan Alexi yang tadi gadis itu gunakan untuk menjewernya dan menariknya sehingga Alexi terjatuh disamping Galang. Lalu, Galang memeluk Alexi seolah dia adalah guling.
"Lepasin gue woy!" Serunya mencoba keluar dari pelukan Galang. Namun sia-sia, kekuatannya tak sebanding dengan Galang.
"Lima menit," Galang menenggelamkan wajahnya ke leher Alexi membuat gadis itu menegang akibat deru nafas yang mengenai kulitnya.
"Lang lepasin gue!" Perintah Alexi. Tanpa Galang tau, jantungnya berdetak lebih cepat daripada biasanya. Ia bisa mati kalau seperti ini.
"Bau lo wangi, Xi."
"Tapi lo bau jigong! Bangun elah! Gak bisa nafas ini gue." Alexi mencoba mendorong tubuh Galang.
Galang membuka matanya perlahan sambil melepaskan pelukannya dari Alexi lalu mengerang. Baru saja Alexi ingin bangun, Galang kembali memeluknya tapi tak begitu erat.
"Lepasin gue!"
"Kasih gue morning kiss dulu."
"Najis! Gue gak mau!" Tolak Alexi mentah-mentah.
"Yaudah. Kita kaya gini terus." Ucap Galang membuat Alexi mendesah pelan.
"Iya. Tapi lo tutup mata,"
Galang tersenyum lalu mulai memejamkan matanya.
Plak!
Alexi menabok pipi Galang kuat hingga lelaki itu mengaduh kesakitan. Dia mengusap pipinya yang tadi ditampar Alexi. "Sakit goblok!"
Alexi tertawa. Ia bangkit lalu melempar Galang dengan bantal. "Ngimpi mulu sih lo! Bangun!"
"Gila! sakit banget pipi gue. Lo keturunannya Hulk?" Galang masih setia mengusap pipinya yang memerah.
Alexi terkekeh. "Mampus! Sono mandi!"
"Mandiin ya?" Goda Galang.
Alexi menoyor kepala pacarnya itu dengan cepat. "Otak lo bersihin! Kotor mulu."
"Udah bersih kok," elaknya dengan puppy eyes yang ingin Alexi tabok saat ini.
Galang kini berdiri. Dia membungkuk, mencoba menyejajarkan tingginya dengan Alexi yang hanya sebahu nya. Lelaki itu mendekatkan wajahnya sangat dekat membuat Alexi menahan nafas.
"Badan lo kek triplek. Rata." Ucap Galang membuat tubuh Alexi membeku seketika. Sebelum Alexi tersadar dari lamunan nya, Galang berlari memasuki kamar mandi lalu tertawa didalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaxi [Completed]
Teen Fiction"Kalo lo udah jadi pacar gue, bakal gue pastiin lo ganti status," ucap Galang tiba-tiba memecah keheningan. "Jadi apa?" Alexi bertanya setelah ia membalikkan tubuhnya menghadap lelaki itu. "Jadi istri gue." Jawabnya sambil menunduk dan menatap tepat...