11

1.3K 67 3
                                    

Dengkuran halus dari Galang membuat Alexi mengalihkan pandangannya dari televisi. Ia menunduk, mencoba melihat apakah lelaki yang tidur di pangkuannya itu terganggu dengan volume suara televisi atau tidak.

"Kenapa lo tidur disini dah?" Gumam gadis itu heran. Tangannya terulur menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Galang lalu kembali menonton acara televisi. Ingatannya kembali ditarik pada kejadian dua puluh menit yang lalu.

"Bosen!" Keluh Galang menyenderkan kepalanya pada bahu Alexi. Tanpa lelaki itu tahu, kegiatan itu membuat jantung Alexi berdegup kencang.

"Tidur gih," perintah Alexi menyingkirkan kepala Galang dari bahunya. Namun sayang, tenaganya tak sekuat Galang.

"Dimana?"

Gadis itu berdecak. "Di kamar lah."

"Sama lo, ya?" Goda Galang membuat kepalanya mendapatkan toyoran dari Alexi.

"Otak lo! Lo tidur disini aja dah." Gadis dengan koyo yang terpasang di pelipisnya itu menepuk pahanya pelan.

"Oke," jawabnya tersenyum. Lelaki itu mengubah posisinya menjadi terlentang dengan paha Alexi sebagai bantal.

"Awas lo kalo ngiler!" Alexi menatap tajam Galang yang kini tersenyum.

"Lo so sweet kalo lagi sakit. Ah, jadi sayang." Galang memilin rambut Alexi dan melepaskannya kembali.

"Cepetan tidur!" Suruh gadis itu mengalihkan pandangannya dari Galang.

"Iya, sayang."

"Najis!"

Lelaki dengan baju osis itu terkekeh. "Masih pusing?"

Alexi memijit pelipisnya. "Sedikit,"

"Koyo nya masih panas gak?" Tanya Galang khawatir.

"Masih kok. Udah cepet tidur!" Alexi mencubit lengan Galang pelan.

Lelaki itu mengaduh kesakitan lalu bergumam. "Galak amat! Untung sayang," tak lama, Galang memejamkan matanya dan mulai memasuki alam mimpi.

Alexi mengganti channel televisi sambil menghela nafas. Sebuah acara yang menampilkan movie clip dari boyband asal Korea muncul di layar televisinya. Entah apa nama boyband itu, Alexi tak mengetahuinya. Ia bukan penyuka hal-hal yang berbau Korea.

Sebuah gerakan menginterupsi Alexi untuk menunduk. Ia melihat Galang yang sedang mengubah posisi tidurnya menjadi miring dan menghadap perut Alexi. Nih bocah pulas banget tidurnya, batinnya.

"Tubuh lo wangi, Xi." Ucap Galang pelan namun masih bisa didengar oleh Alexi.

"Serah lo dah!" Alexi mencoba menggerakkan kakinya untuk menghilangkan kesemutan yang sedari tadi menimpa kakinya.

Galang bangun dan menatap tajam Alexi. Matanya yang masih mengantuk ia paksakan untuk mendelik tajam membuat gadis itu bertanya. "Apa?"

"Lo kok gak bilang kalo lo kesemutan dari tadi?"

"Lah emang kalo gue bilang gitu, lo bakal bangun?"

Yang ditanya hanya nyengir kuda. "Enggak!"

Hening. Hanya suara jarum jam yang mendominasi ruang keluarga dengan dua manusia yang terdiam disana. Entah dorongan dari mana Galang mengelus rambut hitam Alexi dengan pelan. Lelaki itu menatap intens gadis yang menyandang status menjadi pacarnya itu, membuat yang ditatap merasa pipinya menghangat seketika. "Cepet sembuh, Xi. Gue kangen lo marahin gue pas gue ngambil siomay dari piring lo di kantin."

Galaxi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang