7

1.6K 81 3
                                    

Alexi menghela nafas panjang, entah sudah ke berapa kali ia melakukan itu. Sesekali, gadis itu membenarkan anak rambut yang menutupi wajahnya. Matanya seketika membulat ketika melihat Galang yang berjalan ke arahnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Eh ngapain lo disini nyet?" Galang memposisikan dirinya duduk disebelah Alexi.

Yang ditanya hanya mengumpat pelan. Kenapa dia mengikuti saran dari teman-temannya yang biadab itu? Ingatan nya kembali ditarik saat Letta menyerahkan sebotol air minum dan sebuah handuk kecil padanya.

"Nih bawa!" Perintah Letta pada Alexi.

"Buat apa sih, Ta?"

"Eh anaknya bapak Baim yang terhormat, jelasin!"

"Gini, kan Galang bakalan tanding basket sama Bimo nih. Lah tugas lo itu--" belum sempat Kinar menjelaskan maksudnya, Alexi langsung memotongnya.

"Nggak mau!!" Tolaknya keras membuat Letta dengan cepat menjitak kepala Alexi.

"Dengerin dulu banteng!"

Gadis itu mendelik tajam. "Gue tau rencana lo berdua,"

Keduanya tertawa.
"Bagus deh kalo lo faham. Jadi gue gak perlu ngejelasin dengan panjang sepanjang jalan kenangan."

Yang ditertawai mendesis pelan. "So, gue harus berperan jadi pacar yang baik kaya di FTV-FTV itu?"

Letta menjentikkan jarinya. "Yups, lo hanya perlu duduk, neriakin nama Galang paling keras, dan ngasih minum waktu dia haus."

"And the last, waktu Galang udah selesai main basket, lo harus ngelap keringet dia,"

"Lah najis," Alexi mengembalikan handuk yang tadi dipegangnya.

"Bawa aja napa, kalo lo gak mau ngelap keringetnya, ya udah. Serah lo." Kinar mengambil alih handuk itu dan melemparkannya pada Alexi.

Gadis yang dilempar handuk itu mendesis. Dia berjalan meninggalkan kedua temannya itu dengan langkah gusar.

"Semangat, Xi!! Aku mendukungmu!" Teriak Letta.

Galang mengibas-ngibaskan tangannya tepat di wajah Alexi, berusaha membuat gadis itu kembali dari lamunan nya. "Elah malah bengong. Lo ngapain disini? Kesambet setan lapangan basket?"

"Apaan sih?"

"Lo kenapa disini?" Galang kembali mengulang pertanyaannya.

"Gue mau nonton lo main basket." Alexi menjawab lirih membuat Galang menautkan kedua alisnya.

"Hah? Ngomong apa sih lo? Gak denger gue."

"Gak ada pengulangan dalam kamus gue."

Galang berdecak lalu duduk di samping Alexi. Kini ia sudah memakai jersey basket dengan nomor tujuh di punggungnya.

"Gue mau tanding," ucap Galang memecah keheningan. Bola basket yang ia bawa kini telah ia letakkan di bawah kursi kayu, tempat yang mereka duduki sekarang.

"Terus?"

"Gak ada acara apa gitu? Pelukan untuk menyemangati, maybe."

"Najis."

Galang berdiri. Ia memungut bola itu dan menunduk, mencoba sejajar dengan wajah Alexi.

"Gue gak tau alasan lo kesini apa. Tapi, kedatengan lo kesini sebelum gue tanding itu buat gue--" Galang menghentikan ucapannya. Lelaki itu mendekatkan wajahnya hingga bibirnya kini sudah ada di samping telinga Alexi.
"--bahagia." Lanjutnya lalu menjauhkan wajahnya.

Galaxi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang