14. Special Part: Ayam Potong 2

4.2K 265 39
                                    

Kay POV

"Lo nggak makan? Nggak enak yah? Sorry deh, gue cuman bisa masak mie rebus doang." Rista menatapku heran dengan muka kusutnya. Bukan heran karena aku tak makan sepertinya, tetapi karena aku yang diam saja sedari tadi.

"Ah, lo emang bisanya segitu ya nggak papa. Masak air aja sampe pancinya gosong, mendingan nggak usah masak nggak papa kok. Hahaha...." candaku.

Gadis ceroboh seperti dia tidak seharusnya ada di dapur. Jangan pernah memasukan seorang gadis ceroboh ke suatu tempat yang penuh piring, gelas, dan yang paling penting: kompor.

"Gue bisa masak kok, cuman kadang lupa aja kalo gue lagi masak. Bukan ceroboh loh!"

Aku memutar mata. "Itu sama aja dengan ceroboh! Kuliah tapi nggak bisa bedain mana ceroboh dan mana yang asli bisa masak. Kalo lo nggak bisa masak, gue mau kok ngajarin lo. Daripada sampe tuek nenek nggak bisa masak, jangan ditutup-tutupi terus."

"Nggak perlu. Lama-lama juga bisa sendiri," katanya lalu melahap mi instan.

Aku hanya mempermainkan makanan di hadapanku ini, aku tak akan makan mi instan kecuali dalam keadaan mendesak.

"Gue udah pernah bilang sama lo kalo gue nggak suka makan mi instan, kan?" kataku pelan.

Brak!

Rista menggebrak meja makan lalu melempar sumpit yang dipegangnya kepadaku dan alhasil salah satu dari mereka jatuh ke lantai. Aku terkejut dan menatapnya dengan keheranan.

"Kalo lo nggak suka, masak aja sendiri sana!"

"Gue nggak bilang kalo gue nggak suka masakan lo, gue cuman nggak suka mi instan. Lo kok sewot sih?" kataku dengan nada setenang air telaga meski masih ada sisa keterkejutan yang kurasakan.

"Lebih baik lo diem, karena Mama nggak di rumah dan gue bisa mukul lo kalo lo nggak diem juga."

"Ohh, lo beraninya kalo Mama nggak ada di rumah?"

Ini aneh, dia tidak biasanya seperti ini. Ada apa dengannya?

"Gue bilang diem!"

"Kenapa? Lo butuh privasi? Gue bisa keluar kalo gitu."

Aku melangkahkan kaki hendak keluar mencari angin, namun tangannya dengan sigap menahan bahuku.

"Jangan! Gue minta maaf udah bentak lo. Gue mau masak nasi goreng aja buat kita," katanya pelan sambil menuju ke dapur.

Tidak! Gadis ceroboh tidak boleh ada di dapur!

Aku buru-buru menahan. "Gue aja deh, lo kan capek. Duduk aja sana sambil nonton TV."

"Yakin?"

"Iya."

Akhirnya Rista berhasil terbujuk untuk tidak mendekati dapur. Jadi, sekarang akulah yang harus memasak, tak masalah asal dia tidak jadi merusak semuanya.

Aku mengambil nasi yang cukup untuk kami berdua, bumbu-bumbu sudah siap. Tinggal memasaknya saja.

Drtt... drtt... drtt...

Ponselku bergetar, pesan ataukah panggilan? Dan ternyata pesan dari tetangga depan rumah, Cristie.

Kay...

Hmm?

Mamah aku pergi tadi sore, aku boleh nginap di rumah kamu? Aku takut

Menginap? Apa dia masih mengingat-ingat kejadian tadi siang?

"Ris, Cristie mau nginap di sini. Boleh nggak? Dia takut sendirian."

Indah Pada Waktunya (Girl×Girl) (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang