2. Saling Menyimpan

8.6K 432 62
                                    

Author's POV

Pelajaran dimulai seperti biasa bagi para siswa kelas 11 dan 12, namun tidak bagi para siswa baru. Kelas mulai berlangsung, namun masih dalam tahap perkenalan.

Hari ini Kay nampak tak berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Sudah berulang kali dia membolak-balik buku catatannya, terkadang menulis sesuatu atau hanya coret sana coret sini sebagai bentuk kecemasannya. Kadang juga berganti-ganti posisi duduk.

Sarah, gadis yang duduk satu bangku dengan Kay dibuat bingung dengan tingkahnya yang aneh. Hal yang sama dirasakan juga oleh kedua saudara kembar yang duduk tepat di belakang meja Kay.

Dita tampak menulis sesuatu di buku catatan, menyobeknya lalu diserahkan kepada Sarah agar diberikan kepada Kay.

"Dari Dita," Sarah berkata pelan agar tak terdengar oleh guru yang mengajar sambil menyerahkan sobekan kertas yang diberikan Dita padanya.

Kay mengangguk, kemudian membaca dengan seksama tulisan yang berada di kertas itu. Di kertas itu tertulis: kalo lo pengen kencing mending ijin aja ke belakang, daripada lo goyang-goyang terus kayak gitu, geli tau liatnya!!

Kringg! Kringg! Kringg!

Bel tanda istirahat berbunyi, guru yang mengajar langsung menghentikan pelajaran kemudian keluar dari kelas.

Kay langsung berbalik ke belakang, menghadap ke arah Dita yang duduk di belakangnya.

"Makan tuh kertas, gue gak pengen kencing dan juga gak goyang-goyang!" kata Kay sambil melempar kertas tadi ke arah Dita dan sukses mengenai kepalanya.

"Lagian kenapa sih lo dari tadi kok susah banget buat diem? Goyang sana goyang sini, mau konser bareng Cita Citata, yah?" tanya Dita.

"Gak papa, gue cuma lagi males aja sama pelajarannya," jawab Kay bohong.

"Bentar, kayaknya gue tau deh kenapa Kay dari tadi gak bisa diem, dia itu palingan lagi kangen sama seseorang yang gak berangkat hari ini," Dian berbisik-bisik kepada Sarah.

Sarah hanya bisa tersenyum kecut. Kay, apa kamu ngga bosen mengharap cinta kamu ke Cristie bakal terbalas? Aku juga sayang sama kamu Kay, dan kamu tahu itu, batinnya.

"Gue denger lo ngomong apaan, gak usah dilanjutin bisik-bisiknya, udah ketauan!" kata Kay.

"Udah deh, gak usah ribut terus. Rukun itu lebih baik, lo berdua stop ngejek Kay kayak gitu," bela Dita.

"Kesurupan apaan lo, Dit?" kata Sarah.

"Gak apa-apa. Nah, kan lo udah gue belain, sekarang lo harus traktir gue makan bakso di kantin," kata Dita sambil merangkul pundak Kay.

Modus, batin Kay.

Kay melepas rangkulan tangan Dita di pundaknya. "Enak aja, kalo kayak gini mendingan gue gak dibelain deh, entar isi dompet gue tambah menipis."

"Ah, lo ini gimana sih? Udah gue bela mati-matian loh."

"Katanya mati-matian tapi sekarang masih idup aja. Ke kantin yok, gue laper nih," ajak Kay.

"Ayok," jawab Sarah dan Dian serentak sedangkan Dita diam sambil memasang wajah cemberutnya.

"Ya elah, ini Kuda Nil Satu pake cemberut segala, iya deh, khusus hari ini gue baik hati, gue traktir lo makan bakso," kata Kay dengan tulus.

"Asik! Ayok cepetan jalannya, lambat banget sih lo pada," kata Dita sambil berlari menuju kantin.

Kay POV

Hari ini mendadak rasa semangatku hilang seketika, bukan karena harus mentraktir Kuda Nil Satu (Dita) makan bakso. Tapi karena bidadariku tidak berangkat ke sekolah hari ini, guru bilang dia sedang sakit.

Indah Pada Waktunya (Girl×Girl) (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang