Apa yang selalu kuingat ketika memeluk kamu, kekasihku..
Harum rambutmu, wangi bunga yang manis dan menyegarkan indera penciumanku.
Hangat suhu tubuhmu yang mampu menetralkan naluri darah dinginku, kau bagaikan pawang dari seorang vampire tak nyata seperti Axel Ong.
Hembusan nafasmu yang menjadi titik terlemahku, bersamaan dengan denyut nadiku.
Ya, aku akan terus memohon pada Tuhan agar menyatukan kita.
Irene, kekasihku..
Dengan mencoba sekuat tenaga mengubah tutur kataku menjadi 'aku-kamu' bukan seperti dulu 'gue-lo'. Tolong buat aku menjadi orang yang lebih baik lagi.
Maaf, maaf, maaf..
Malam itu pelukanku terlalu berlebihan, kamu terluka.
Jangan pergi, jangan marah..
Tolong jangan akhiri pelukan kita. Ini bukan yang terakhir, kan?
Sudah pasti bukan.
Aku tau kamu tidak akan marah atas apa yang aku lakukan.
Oh shit! Aku candu!
Aku candu dengan tubuhmu, kekasihku..
Irene Alesha Fatirani, ayo kita menikah.
"Nikah gak segampang itu, Ong. Kita bahkan belum lulus." Aku termenung.
Dengan harta kekayaan Papa dan aku sebagai pewaris perusahaan maka harusnya cukup untuk puluhan turunan kedepan.
Bahkan ketika aku menawarkan adikmu untuk operasi, kamu menolak keras.
Axel Ong itu siapa sih bagimu?
"Sayang, jangan tersinggung. Aku cuma-"
Kamu yang selalu beralasan untuk mundur satu langkah dengan pasti. Memangnya aku tidak peka?
"Cuma apa? Mau alesan apa lagi sih, sayang? Adek kamu? Kuliah kita? Joy? Daniel? Siapa lagi?!"
Bodoh, bego!
Cukup. Jangan lagi kamu nangis. Atau aku akan kembali.
Kembali menjadi 'lo-gue' dan acuh dengan prinsip 'aku-kamu'.
Skip.
Marah. Ong kembali menjadi 'Gue'.
Ayo kembali jadi Ong diluar batas wilayah Irene.
"S-Sayang.. itu HP kamu,"
Gue melirik sekilas. Terpampang nama Joyana disana. Pasti dia minta gue buat balik lagi ke RS menemani Daniel.
Jangan heran, Axel Ong emang pribadi yang labil.
Jika senang, bahagia dan berada di alam cinta maka puitislah dia.
Sebaliknya, jika diluar itu semua maka Axel Ong sama seperti lelaki yang lainnya.
Menyukai kebebasan bertutur kata dan mengekspresikan diri.
"Kamu yang angkat aja. Aku mau mandi dulu."
Gue memunguti pakaian gue yang tersangkut dimana-mana. Beralih mengambil handuk yang memang disiapkan di tiap kamar hotel.
Irene mendiamkannya begitu saja. Menunggu getar dan deringnya berhenti dengan sendirinya.
Bagus. Paling tidak bisa membuat amarah gue yang sempat tersulut jadi hilang perlahan.
Apa gue harus kembali menjadi 'aku'?
Axel Ong, lelaki dengan prinsip hidup yang lemah tapi kuat akan keputusan.
Keputusan yang mungkin akan ditentang dan menciptakan amarah semua pihak.
Menikahi Irene bagaimanapun caranya.
TERIMAKASIH BUAT YANG UDAH TAP ⭐ DAN 💬
JANGAN LUPA FOLLOW ROLEPLAYER MEREKA DI INSTAGRAM🙇🙇🙇
KAMU SEDANG MEMBACA
The Benefits of Heartbreak.
Fanfiction"Perhaps, these are the benefits of heartbreak." Mengerti apa itu rasa sakit yang sebenarnya, bukan hanya sekedar tawa. Biasakan diri untuk terjatuh agar tau cara terbaik untuk bangkit. Ya, hati yang terluka. Semua merasakannya disini. Begitu pula d...