Seseorang pernah bilang ke gue, keraguan cuma bisa bikin langkah kita yang tadinya ingin maju kembali menjauh ke belakang. Sekarang biar semua semakin jelas, pelahan-lahan sampai gue memutuskan.
Briggita Joyana Kalula, yang mulai goyah dengan perasaan
Tadinya gue berencana buat keluar bareng Daniel, but.. Daniel ketiduran lagi. Dan kata Ong, dia tidur selama hampir 13 jam. Disinilah gue sekarang, di rumah mereka dengan barang bawaan menginap yang cukup lumayan.
Jujur, gue khawatir. Daniel emang suka capek dan cinta banget sama tidur tapi gak harus selama itu juga. Lama-lama bikin gue kepikiran yang enggak-enggak. Takut dia kenapa lah, sakit lah atau yang lain. Segitunya sampe gue rela nginep.
Semua itu udah mulai jelas, semakin jelas dan gak bisa gue pungkiri lagi.
"Lo jadi nginep?" Gue mengangguk yakin.
Langkah gue langsung lancar menaiki satu persatu anak tangga melingkar dimana mengantarkan gue ke kamar Daniel. Gak perlu ketuk pintu, kan?
"Niel??" Yang gue lihat saat membuka pintu itu adalah..
Kamar yang cukup rapih dengan semua yang tertata dengan baik, sama seperti pas gue mampir beberapa hari yang lalu.
Sebentar, ada keanehan dari diri gue yang langsung memberhentikan sikap gue saat itu.
Satu, kenapa gue deg-degan gini?
Dua, rasanya takut buat sekedar mendekat.
Tiga, Daniel mulai menggeliat dibalik selimut dan..
"AAAA!! DANIEL! Ngagetin banget sih!" Daniel loncat dari ranjangnya dengan boneka bantal kukang pemberian gue.
Dia udah tau kedatangan gue sejak tadi ternyata.
"Surprise! Gue tau lo bakal dateng." Cengir Daniel yang rasanya ingin gue tarik selimutnya terus dibuang jauh-jauh.
"Nginep malah!"
"Bagus dong. Hahaha" dia malah tertawa.
Daniel meringsut turun dari kasurnya, gue yang masih terdiam di tempat jadi ingin ikut-ikutan. Daniel pemalas! Pasti ini alasan dia biar gak disuruh mandi.
"Peluk!" Seorang Daniel Andra langsung beraksi. Membuat gue tak berkutik dan ingin luruh aja ke lantai.
"Cium!"
Kalo buat yang ini, gue gak akan ketipu.
Bukan karena gak biasa atau apalah, masalahnya Daniel itu belum mandi. Itu berarti belum sikat gigi. Bau!
"Gak, gak!! Jigong semua.. bau naga!"
Setidaknya hujatan tak seberapa itu bisa membawa langkah tunangan gue yang pemalas itu buat mandi. Mandi yang tak sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Benefits of Heartbreak.
Fanfiction"Perhaps, these are the benefits of heartbreak." Mengerti apa itu rasa sakit yang sebenarnya, bukan hanya sekedar tawa. Biasakan diri untuk terjatuh agar tau cara terbaik untuk bangkit. Ya, hati yang terluka. Semua merasakannya disini. Begitu pula d...