Fault 1 (Axel) - Terlalu Terburu-Buru

594 145 49
                                    

Jangan pernah menganggap ancaman seseorang yang dicinta sebagai pecut, waktu masing-masing akan berujar bahwa memang ada masanya semua merasa jenuh.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Hancur gue sekarang emang gak sebanding dengan hancurnya dia karena gue kemarin. Iya, gue salah. Gue akuin semua kesalahan itu ada di gue.

Gue yang terlalu kangen dengan masa dimana belum ada pantangan akan hidup dan perasaan takut akan ditinggalkan.

Irene pergi, bersama dengan Joyana yang gue dan Daniel tau mereka emang lagi liburan di Bali.

Sayangnya, kita disini malah jadi bajingan tengik yang merindukan kebebasan tak berarti.

"Tolol! Udah berapa batang lo isep? Ini rumah lama-lama kebakaran semuanya lo bakar!" tegur gue ke Daniel. Daniel si cowok manis dan ter-so sweet yang pernah kalian kenal.

"Kebablasan gue. Besok-besok gak bakalan lagi. Mungkin selamanya gak bakalan," Daniel menuangkan segelas air putih untuk menyiram tenggorokannya yang kering disapu asap.

"Karena gue bakal hijrah 100% dari kalian semua setelah nikah sama Joyana."

Persetan amat dengan mulut pait Daniel. Toh gue bisa jauh lebih manis dari mulutnya sekarang, itupun kalau ada Irene di hadapan gue.

Benar. Daniel Andra Nataradian adalah cowok yang benar-benar gila.

Gila saking terlalu mencintai gadis seperti Joyana.

Semua kenakalan itu juga bakal gue buang jauh-jauh setelah janji suci nanti terucap diantara gue dan Irene.

'Sayang, ayo kita menikah.'

Dan langkah gue berlanjut dengan menginjak pedal gas kuat-kuat untuk sampai di penerbangan selanjutnya ke Bali.

Daniel ninggalin gue duluan buat nyusul Joy, sedangkan gue masih berkutat dengan kemacetan yang bikin gue banting setir ke jalan lain supaya lebih cepat.

Cepat menujumu, sayang.

Pikiran gue kacau. Hal kecil yang seharusnya gak jadi serumit ini kian mendesak gue untuk memutuskan pilihan hidup.

Gak akan mungkin ada kata melepaskan sebelum memiliki itu dimulai.

Gue yang memiliki dia seutuhnya, mana mungkin sanggup untuk melepaskan segalanya.

Daniel nelpon, sial!

Bahkan gue lupa caranya menyambungkan koneksi telepon ke mobil sehingga membuat gue makin pusing.

"Shit!!"

Telpon Daniel yang kesekian akhirnya berhasil gue jawab dengan susah payah.

Dari nada suaranya dia sedang senang, senang bertemu kembali dengan kekasih hatinya itu.

Dan gue merasa iri.

Iri karena mungkin bakal ada waktunya gue ketemu sama Irene setelah ini.

"D-Dan.. tolongin gue."

Setelahnya gue lupa.

Gue bersyukur semua terjadi disaat Irene lagi marah, Irene lagi kalut dan jauh dari gue saat ini. Paling enggak, gue bisa memberikan kejutan walau emang disaat yang gak tepat.

Mungkin harusnya gue gak lewat jalan ini, harusnya gue beli cincin dulu. Mungkin kalo setan itu gak menghasut gue untuk memaksimalkan kecepatan mobil yang gue kendarai, semua gak akan kayak gini.

Maaf, Sayang, aku belum bisa nyusul kamu kesana. Emang harus kamu yang nyusul aku kesini.







 Emang harus kamu yang nyusul aku kesini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


THANKS FOR YOUR VOTE ⭐ AND COMMENTS 💬
🙇🙇🙇

The Benefits of Heartbreak.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang