#AA 5

173K 8.6K 156
                                    

Akan ada saatnya tuhan menciptakan seseorang untuk mengisi warna baru dihidup yang sempat kelam ini.

-Alvaro Ganendra Pratama.

....

Kini, Aurora telah sampai didepan kelas, ia memutuskan untuk berpamitan kepada Alvaro yang sudah mengantarnya pagi ini. Dan juga sudah hampir membuat Aurora skors jantung pagi ini. Tapi Aurora tidak akan mengatakan penyebab kedua itu. Alvaro yang ada dibelakang Aurora ikut berhenti, Alvaro masih menunduk melihat gerak gerik cewek didepannya ini.

"Eh.." Ucap mereka bersamaan.

Aurora diam. Aurora benar-benar gugup kali ini. Dia benci suasana seperti ini, tapi ia juga senang jika Alvaro terus berada disampingnya.

"Nanti pulang sekolah gue tungguin lo disini. Awas lo sampe pulang duluan."

"Gue mau ke perpus dulu jadi pulangnya lo duluan...."

"Gue temenin lo." sambar Alvaro layaknya petir. Aurora melotot kearah Alvaro dan sedikit kesal padanya. Aurora bingung akan sikap Alvaro yang seperti ini, tidak seharusnya Alvaro seperti ini kepadanya. Aurora sangat tidak nyaman dengan keadaan ini.

Tanpa mereka sadari juga ada seseorang yang sedari tadi memandangnya kearah mereka. Ia tampak terluka, dia adalah feli.

"Gausah Al, gue sendiri aja."

"Yaudah gue tunggu lo disini nanti, bye."

Alvaro pamit dan bergegas pergi menuju kelasnya yang tak jauh dari kelas Aurora. Aurora terus memandangi punggung lelaki yang pergi meninggalkannya itu. Perasaan Aurora kini kacau, apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

Nyebelin banget sih tuh cowok, tapi kenapa bisa bikin gue klepek-klepek sih klo deket dia. Batin Aurora.

Aurora bernafas gusar karena ia tak ingin Alvaro terus ada difikirannya. Karena cepat atau lambat ia harus melupakan Alvaro. Aurora tidak ingin terlalu berharap lebih pada lelaki itu, lelaki yang digandrungi seluruh wanita disekolahnya. Cukup sulit bagi Aurora untuk membuat Alvaro jatuh cinta padanya. Sangat sulit.

Gue harus lupain dia, ngapain sih gue inget dia trus. Batin Aurora.

Aurora menghapus semua lamunannya tentang Alvaro. Dan bergegas menuju kelasnya, dan tanpa Aurora sadari sejak tadi jika teman kelasnya semua menyaksikan kejadian Alvaro dan Aurora. Aurora tampak sedikit malu, dan panik. Bagaimana ia tidak sadar jika sejak tadi mereka menyaksikan dirinya. Shit.

"Ngapain lo semua hah?!"

Semuanya diam dan segera masuk. Berusaha menyibukan diri seolah-olah tidak terjadi apa-apa tadi. Aurora berdengus kesal dan langsung masuk kedalam kelasnya. Aurora langsung duduk ditempat duduknya dan sedikit melempar tasnya dimeja.

"RAAAAA OMG!!!" teriak dara.

Aurora berdengus kesal. Bagaimana tidak, Aurora sangat kesal jika Dara sudah berteriak pada pagi hari.

"Dar, kenapa sih? Pelan-pelan kek. Suara lo bikin kuping gue budek tau gak sih."

Dara hanya sedikit tertawa kecil melihat Aurora yang memarahinya.

"Ra, gue penasaran kenapa lo bisa berangkat sama Alvaro kan lo gak saling kenal."

Aurora tiba-tiba tersenyum. Tampak jelas wajahnya memerah seketika. Sehingga membuat Yulia dan Dara penasaran tingkat akut kepada Aurora.

Alvaro Aurora (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang