Rindu aku ke kamu itu receh, kadang nyebelin tapi tetep aja dilakuin.
-Aurora Raveena Azzahra
....
Alwan terkekeh sambil menjitak kepala Doni, Doni ikut tertawa sambil mengusap bagian kepalanya yang dijitak Alwan.
"Maafin cucu gantengmu ini nenek."
Doni meminta ampun, dan sukses membuat yang lain tertawa.
"Al, ga nyangka lo kemaren bisa sehebat gue anjir."
Doni tertawa kepada Alvaro.
"Gue mah ga ada apa-apanya dibanding lo Don, HAHA."
alvaro tertawa geli, begitu pula Doni.
"Jangan rebut posisi gue Al, masih gacukup apa lo udah dikerubutin sama cewek SMANAS?"
Doni protes dan sedikit tidak senang pada Alvaro, karena Doni sangat kesal jika Alvaro begitu diidamkan oleh cewek SMANAS, karena bagi Doni, Alvaro dengan dirinya tak beda jauh.
"Bacot, sirik aja lo!" Alvaro menampol Doni.
"Yok ah merapat, futsal udah mau mulai." ajak Alwan, dan mengakhiri semua-nya.
...
Alvaro menyiapkan dirinya, ia sedikit melakukan pemanasan dipinggir lapangan. Tubuh tegapnya itu menjadi pandangan bagi setiap wanita yang melihatnya, karena Alvaro tergolong cowok yang memiliki badan yang bagus.
Alvaro dan team-nya masih sibuk menyiapkan strategi yang mantap ketika dilapangan nanti. Alvaro kembali pada posisinya sebagai penyerang, Alvaro bernafas lega.
"kasih yg terbaik buat kelas kita coy!" Julian menyemangati teamnya, karena ini adalah Final, dimana ini adalah penentuan siapa yang akan jadi pemenangnya.
Jam menunjukan pukul 08.25, Alvaro memikirkan Aurora disana, pasti gadis itu sedang sibuk berlatih, Alvaro menebak-nebak didalam hatinya.
Pasti gadis itu sedang sibuk, seharusnya ia ada disana menemani Aurora. Aurora pasti ingin jika dirinya ada disana, Alvaro membatin.
"Al, mikirin apa lo?!" Tanya Alwan menyenggol badan Alvaro menggunakan siku-nya.
"Kepo amat sih lo keset tamu."
Singgung Alvaro, ia memang sedikit sensi jika seseorang ingin tahu tentang dirinya.
"Mikirin Aurora mulu otak lo! Biarin aja, gila lo nanti."
Gilang menoyor kepala Alvaro, Gilang tahu betul sikap sahabatnya itu, sahabatnya itu sedang jatuh cinta.
"Sok tau lo!"
"Masih boong haya ni bocah idep ya!" Julian menyambar, karena diantara ketiga teman Alvaro, Julian yang paling geregetan dengan sikap Alvaro yang sangat sulit ditebak.
"Berisik!" Protes Alvaro.
Panggilan XI IPA II untuk segera memasuki lapangan telah bersuara, mereka semua langsung bersiap dan langsung menuju lapangan. Alvaro berjalan lebih dulu diantara yang lain, suara teriakan histeris para penggemar Alvaro membeludak, sebab kini Alvaro akan memperlihatkan aksi dirinya yang sesugguhnya dilapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvaro Aurora (Sudah Terbit)
Teen Fiction-available at bookstores- Jika kamu jatuh hati, jatuhlah pada hati yang mampu menangkapmu. Jatuh cinta sendirian sudah menjadi hal biasa untuk Aurora. Terlebih itu adalah salah satu resiko jika menjatuhkan hati pada seorang cowok Most Wanted di seko...