Seminggu setelah pertemuan itu, aku menjadi lebih sering mendapatkan info tentang Kanaya. Gadis itu tak hanya terlihat baik dari luarnya saja, banyak hal yang membuatku terkadang kagum akan sosoknya. selama Ta'arufan ini, aku pun jadi sering menghubunginya. bukan tanpa paksaan, tentu saja semua itu adalah perintah dari teh Sofia dan Abi. Namun, ada kalanya hati ini merasa tak keberatan jika menghubunginya, menanyakan kabarnya, atau sekedar berbasa basi dengannya.
Banyak hal yang Ia ceritakan. tentang dirinya, keluarganya, sahabat dan yang lainnya. Dan jujur saja, aku beberapa kali terpukau akan sosoknya. Dia gadis yang baik, bahkan sangat baik. Dia mampu menjalankan syariat islam dalam kesehariannya. Dia selalu menundukkan pandangannya jika kami bertemu. Dan yang pasti, dia bisa menjaga dirinya dari hal-hal yang akan mengarah kepada dosa jika kami sedang berdua saja.
ku tahu, dia menyukaiku. Tapi sekuat mungkin dia menahan perasaan itu agar tak ada Fitnah yang timbul diantara kami.
Dia bagaikan Sebuah berlian yang terbungkus rapi dalam peti kacanya. Tak sembarangan orang yang dapat menyentuhnya. Dan yang memandangnya pun sudah pasti kagum akan kecantikannya.
Tapi, Jika semua itu dibandingkan dengan kesederhanaan seorang Annisa, juga keteduhan dari bola mata indahnya dan senyum manisnya bidadari penggetar hatiku itu. Semuanya terkalahkan. Selalu saja ada penilaian khusus yang pada akhirnya membuat Nisa menjadi juaranya. Annisa Nurul Namirah, Gadis Cantik yang membuat hati ini takluk seketika hanya dengan menatap senyumnya saja. Dan itu sungguh luar biasa Indahnya.
"Jadi loe udah putusin mau lanjutin Ta'arufan itu." Ridwan kembali mempertanyakannya. Sudah sejak tadi sahabatku itu hanya terus mengulang pertanyaan itu. membuatku kadang jengkel mendengarnya.
"iya, Ridwan. Mau bagaimana lagi? Aku nggak punya pilihan lain."
"Jadi, itu berarti loe akan menikah dengan gadis itu."
"Tidak juga. Kami masih dalam tahap pengenalan. Kalau memang kami Cocok, kenapa tidak?.. Tapi--"
Saat mengatakan hal itu, mata ini tiba-tiba saja menangkap sosoknya. Sosok Bidadari yang sudah tak asing lagi dimataku. Iya, Dia Annisa. Gadis itu baru saja keluar dari mobilnya dan bersiap akan masuk melewati pintu gerbang pesantren kami setelah beberapa saat berpamitan dengan seorang pria yang ku tahu adalah Kakaknya. Kak Hafidz.
Dan saat itu pula, langkah kaki ini terhenti.
"Tapi Apa Myl?"
"Myl?"
"Emyl!!!"
Bahkan teriakan Ridwan pun tak lagi ku hiraukan. Hati dan otak ini hanya terpusat padanya. Bidadari bermata indah dan bersenyum manis itu. Bidadari yang selalu saja mengembang kempiskan dadaku. Dia Sangat Cantik, terlebih saat senyumnya merekah ke arahku.. Oh Ya Allah, betapa Indahnya ciptaanmu itu.
"Emyl. Loe dengerin gue nggak sih?"
"Ahh.. iya. Iya aku dengerin kamu kok."
"Terus.. Kenapa tadi loe bengong aja?" Setelah mempertanyakan itu, Ridwan mengalihkan arah pandangnya ke arahku tadi memandang. Untung saja Annisa sudah tak ada di sana. Hampir saja aku ketahuan olehnya.
Ridwan mendesah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. kembali dia mengajakku berjalan, menuju toko Batik untuk mengambil pesanan Ustadz Ihwan. Di pertengahan jalan, dia kembali teringat akan perkataanku yang belum usai tadi.
"Ehh, Myl. Loe tadi belum nyelesaiin omongan loe kan... Tapi apa?"
Untuk sesaat Aku terdiam, membayangkan kembali bagaimana manisnya senyum yang Nisa tujukan padaku saat di gerbang pondok tadi. ku rasakan pipiku memanas. diam-diam pun aku tersenyum karnanya. Ahh. Gadis itu, begitu menyita pergatianku.
tak banyak sih yang ku tahu tentangnya. Hanya beberapa hal Kecil saja seperti dia anak bungsu dari dua bersaudara. Ayahnya Pegawai PNS yang sekarang ini bertugas di desa yang kami singgahi beberapa minggu lalu. Ibunya, Ibu Rumah Tangga yang juga sibuk dengan Kegiatan sosial keagamaan. Dia anaknya pendiam, tapi ramah. Dia gadis yang pandai, tapi rendah hati. Dia sedikit Manja, tapi itu berlaku untuk orang-orang tertentu saja. Dan... Dia gadis yang apa adanya. Dia tak pernah menunjukkan sesuatu yang bukan dirinya.
Dan yang paling penting,, Dialah Seseorang yang selama ini Dicari oleh hatiku.
Yahh.. Itulah segelintir hal yang ku tahu tentangnya.
Dan jika aku harus memimilih Antara Annisa dan Kanaya.
Maka sudah pasti hati ini akan Memilihnya..
Annisa..
Si Bidadari bersenyum manis itu...
{~TBC~}
Maaf yah kalau Nextnya itu kelamaan.. soalanya lagi sibuk banget nih di Laundry Hehe...
Thanks buat yang masih mau baca Story ini yah 😘😘😘
Salam Sayang Dariku
^Hasna^
MAKASSAR,
22 Desember 2017
00.56 WITA
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
RandomTim Author : Hasna_Anna Jawara Indonesia Arena-1 Tim Rabu Berawal dari suara Hati ini bergetar untuk pertama kalinya Saat dimana bait-bait adzan itu dikumandangkan Dan saat dimana ayat-ayat suci itu dilantunkan dengan begitu merdunya Disitulah hati...