Confused and Hate

2.4K 215 16
                                    

Melihat cahaya kehidupan orang,hal itu mungkin terdengar aneh dan tidak masuk akal.Apalagi jika ia mengatakan ,"Cahayanya mulai meredup,orang itu akan segera meninggal!".Tentu saja orang yang mendengarnya akan marah besar dan menganggapnya gila karena seperti mendoakan orang tersebut agar segera mati,tapi itu memang benar dan terjadi.

"P'Ten!" panggil seseorang dari bawah yang membuat pemuda berperawakan kecil itu menggeliat di atas kasurnya,jujur ia sangat malas sekali.

Ia menuruni setiap anak tangga dengan langkah lambat sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal,hanya saja efek malas.

Dia segera menuju asal suara tadi,ia tahu bahwa itu ibunya.Langkahnya semakin lambat,hingga ia menemukan ibunya yang tergeletak di dapur.Dengan cepat ia menghampirinya,

"Ibu!" panik Ten.

"Chittapon-ku!"balas ibunya lemah.

Jujur ia sangat membenci ini,cahaya dikepala ibunya mulai meredup.

'TIDAK!'

Ia membenci hal ini.

"Ibu,bertahanlah" Ten menggendong ibunya,setahu Ten ibunya tak memiliki riwayat penyakit apapun.

Ibunya terus menatap mata indah Ten,itu turunan ayahnya.Suaminya sudah meninggal sekitar 5 tahun yang lalu,saat Ten berusia 12 tahun.

Ten langsung membaringkan ibunya dan langsung mengambilkan air.

"T...tteen," panggilnya lagi.

"Iya ada apa,ibu?" tanya Ten khawatir,ia tak ingin melihat kejadian itu terulang kembali seperti yang terjadi kepada ayahnya.

"Kau anak baik,jaga adikmu," air mata Ten tumpah melihat cahaya ibunya meredup.

"Ibu,kau harus bertahan!" Ten meraih tangan ibunya yang denyut nadinya berdetak tak menentu.

"T..teennn,maafkan ibu sebelumnya," Ten bingung.

"Untuk apa?"

"Sebenarnya ibu memiliki tumor stadium 4 di bagian ginjal," ibunya menangis,ia merasa bersalah.

"Kenapa ibu tidak memberitahuku sebelumnya,Ten bisa mencari uang untuk biaya pengobatan," air mata Ten terus bercurcuran.

"T.. Ten s..sampaikan pada Tern bahwa ibumu ini sedang pergi bersama ayahmu," kini air mata Ten tumpah ruah,cahaya itu telah padam,sepadam-padamnya.

"Ibu!!!!!" Ten menyesal harus melihat ini untuk kedua kalinya.ia segera meraih hpnya dan menelpon Tern.

"Halo,Tern!"

"Iya,ada apa kak?"

"Hiks...ibu.."

"Ibu kenapa? Mengapa kakak menangis?"

"Hikss...Tern,ibu telah pergi"

"Apa? Pasti kakak berbohong!"

"Tern,cepat pulang"

-

-

-

-

-

Pemuda-pemudi itu jalan beriringan menuju suatu tempat.Dimana banyak batu nisan menjumbul di setiap gundukan tanah.

"Yang sabar ya Ten,Tern," ucap seorang pemuda bernama Kunphimook mengelus pundak Ten dan Tern.

Mereka berdua hanya menundukan kepala,tak mau merespon.Bukannya cuek,tapi mereka tak dapat menahan air mata yang sudah terbendung.

LIGHTS LIFE💥 •TAETEN•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang