Puma (2)

502 84 16
                                    

Sebelumnya maaf, author jadiin bagian ini jadi dua chapter soalnya agak panjang. Jadi gak mungkin mau dijadiin satu chapter, bisa - bisa jadi 2000 kata (hedeh....ngantuk duluan).

So, aku double update takut nanti yang baca bingung, atau gak nyambung gimana lah.

Maaf kepanjangan ngomongnya, ya udah next aja.

"Ya, aku sudah tahu. Kita langsung pada intinya....."

"Baiklah, Mr. Felix," jawab Taeyong singkat.

"Maksudku mengundang kalian kesini adalah untuk mengadakan kerja sama dalam bidang promosi produk," jelas Mr. Felix

"Dan maksudku adalah untuk menjadikan Ten sebagai endorse produk kami, bagaimana Mr. Yongbok?"

"Ah, ya. Sebelumnya kami sudah membicarakan tentang hal ini. Dan tentu saja kami menyentujuinya," jawab Taeyong menerima tawaran. Namun Ten hanya berkata dalam hatinya, 'Memangnya kapan dia membicarakan hal ini kepadaku? Dia saja langsung menyeretku ke sini,'

"Benarkan Ten?" Taeyong meyakinkan Mr. Felix dengan cara bertanya langsung kepada Ten.

"Iya, kami sudah membicarakannya. Dan tentu saja aku menyetujuinya," jawab Ten agak mengganjal karena Taeyong belum memberitahunya, tapi Taeyong paham akan itu. Ia tahu Ten - nya agak kesal.

"Baiklah, kalau begitu kau bisa menandatangani lembar kerjasama sebagai bukti," Mr. Felix menyodorkan selembar kertas untuk kami tanda tangani.

Dengan lincah Taeyong langsung menuliskan tulisan berharganya, begitupula dengan Ten.

"Sudah, Mr. So, kapan kita akan mengadakan pemotretan?" tanya Ten yang nampaknya sudah tak sabar, bukan untuk pemotretan sebenarnya. Namun ia ingin segera kembali ke Korea untuk menemui Jaehyunnie dan tentu saja Johnny  yang sangat ia rindukan.

"Kita bisa lakukan pemotretan sekarang juga, baik kita akan menuju ke ruang pemotretan," ucap Mr. Felix bermaksud untuk mengajak.

"Ah, ne," jawab Ten menggunakan bahasa Korea.

"Apa yang tadi kau katakan?" tanya Mr. Felix yang tentu saja tidak paham dengan apa yang dikatakan Ten. Taeyong melirik tajam ke arah Ten.

"Sorry, sir. Itu bahasa yang sering kugunakan di Korea, maaf" Ten akhirnya menjelaskan seraya meminta maaf.

"Oh, tak apa. Bukan masalah, " jawab Mr. Felix enteng, Taeyong terlihat lega.

Saat membuka pintu, sudah ada dua orang tadi yang mengantar Taeyong dan Ten didepan pintu. Apakah mereka tidak lelah menunggu dari tadi? Ah, mungkin tidak. Merekakan kuat, dan tentu saja bayaran mereka sangat besar walaupun hanya menjadi penjaga.

Tak hanya itu, mereka juga mengawal kami lagi. Layaknya kami ini adalah seorang bangsawan.




-


"Silahkan masuk, dan anda Mr. Yongbok bisa menikmati suasana di gedung ini bersamaku," tawar Mr. Felix untuk berkeliling gedung PUMA ini.

"Ah, tidak usah Mr. Aku ingin menemani Ten disini saja," tolak Taeyong yang membuat Ten senang karena ini bukti bahwa Taeyong benar - benar tidak akan meninggalkannya.

"Oh, kalau begitu it's fine. Aku akan pergi dulu,"

"Baiklah, Mr. Terimakasih," ucap Taeyong dilanjutkan dengan kepergian Mr. Felix.

Taeyong dan Ten segera masuk kedalam ruangan tersebut, ramai. Ruangan dipenuhi oleh teknisi - teknisi, seperti cameraman dan masih banyak lagi. Tak lupa disebelahnya ada make up room yang dipenuhi oleh stylist.

LIGHTS LIFE💥 •TAETEN•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang