Death Day : Last

522 64 15
                                    

Taeyong memojok disudut ruangannya, tak sendiri namun ada Jaehyun yang sedari tadi hanya berkomat - kamit mengucap doa sambil memegang sebuah kalung salip.

"Hyung, sebaiknya kau ikut berdoa denganku," akhirnya Jaehyun yang mendahului pembicaraan.

"Aku bingung sekali Jae, rasanya ingin mati saja. Makhluk itu semakin mengganas," Taeyong menyisir rambutnya menggubakan tangannya, tanda bahwa ia kehabisan akal.

"Ani, hyung! Kita harus selamatkan umat manusia di dunia. Kau tahu berapa sisa warga di Korea? Hanya 1000, termasuk kita," Jaehyun semakin memanas.

"Tapi mana mungkin kita akan melawan - nya, dia terlalu kuat," Taeyong putus asa lagi.

"Kita harus berusaha! Demi Ten!"

Entah mengapa saat mendengar nama Ten, hasrat Taeyong bangkit.

"Mari kita selamatkan, kita akan mengumpulkan manusia tang tersisa," Taeyong bangkit dan menarik Jaehyun.

Mereka keluar dari ruangan itu. Cuaca di luar sangat mengerikan, cakrawala kian menghitam, angin bertiup kencang. Namun untungnya tidak hujan yang akan memperburuk keadaan.

"Ayo, hyung!" entah ide apalagi yang dimiliki Jaehyun ini, ia menyeret Taeyong menuju stasiun TV.

"Kita mau apa, Jae?" Taeyong bingung.

"Kita akan siarkan lewat stasiun TV, kita akan mengumpulkan mereka semua di pusat kota," jelas Jaehyun.

"Idemu gila sekali!"

"Biarkan kita berjuang," jawab Jaehyun penuh semangat.

Setelah mereka sampai, mereka langsung memasuki ruangan penyiaran. Ruangan itu sungguh sepi seperti tak berpenghuni, ya, karena penghuninya sudah dilahap habis.




-

"Satu, dua mulai!"

"Semua warga Korea Selatan, aku Yongbok. Aku ingin mengatakan sebaiknya kita berkumpul di pusat kota Seoul, ini semua agar kita selamat. Dan untuk umat manusia di luar Korea agar berkumpul menjadi satu, mencegah serangan makhluk itu,"

"Selesai," Jaehyun mengotak - atik mesin siaran agar bisa sampai ke berbagai negara.

"Kita sudah selesai, sebaiknya kira segera menuju ke pusat kota. Jika sudah ada orang disana," ucap Jaehyun dan ranpa memberi aba - aba langsung lari tergesa - gesa.

Sudah tak terpikirkan untuk menggunakan mobil sport mewah, hanya dengan kekuatan kaki saja mereka pergi. Ini seperti akhir dunia. Dimana semua manusia serba bingung.

Taeyong dan Jaehyun berlari dengan kecepatan yang terbilang cepat untuk ukuran manusia. Tak hentinya Jaehyun terys berdoa sambil menggenggam erat kalungnya. Sedangkan Taeyong, ia tetap fokus ke depan.

-

"Itu dia mereka!" teriak pria yang menggendong anaknya, tentu saja orang - orang disini tahu siapa mereka.

"Yongbok dan Jaehyun - ssi!"

Mereka terengah - engah saat sampai disana. Sudah lumayan banyak orang yang berkumpul. Mungkin sudah hampir tujuh ratusan. Tentu saja mereka senang karena banyak yang menuruti perkataan Taeyong.

"Terimakasih kalian semua sudah mau berkumpul," dengan napas yang masih terengah - engah ia mengucap terimakasih.

"Taeyong hyung!" panggil seorang bocah yang membuat bingung orang - orang karena setahu mereka orang itu bernama Yongbok.

"Haechannie!" balas Taeyong.

"Hiks..hiks,"

"Mengapa kau menangis?" kau tahu darimana Taeyong bisa mengenal anak ini.

LIGHTS LIFE💥 •TAETEN•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang