WHT

472 58 2
                                    

14 days

***

"Hyung, tolong aku!"

"Hyung, bawa aku kembali!"

"Hyung, bawa sini ragaku!"

"Hyung, aku mencintaimu!"

Taeyong menutup kedua telinganya, ia sungguh bising mendengar semua kata itu.

Terlalu banyak TEN!

Ia hanya memandangi Ten - Ten yang mengucapkan beberapa kata, tentu saja ia bingung. Kenapa tidak? Karena ada hampir empat Ten berdiri dihadapannya. Ini gila!

"Jangan percaya pada mereka, hyung! Aku ini benar - benar sudah meninggal,"

Taeyong membelalakan sepasang matanya saat mendapati Ten, yang menurutnya benar - benar Ten.

"Ten?"

"Hyung, jangan percaya pada semua orang itu! Mereka hanya jin yang menghasutmu, dan ingat satu lagi. Jangan pernah mencariku lagi atau mencoba hal - hal gila. Aku sudah benar - benar meninggal,"

Perlahan Ten memudar dengan sendiri. Taeyong tak tinggal diam,

"Ten.......bagaimana dengan perkataanmu beberapa hari yang lalu itu?"

"Oh, hyung. Jangan terpengaruh, dia bukan aku. Mana mungkin aku seperti itu?"

"Tapi Ten!!!!!"

-

Taeyong terlonjak dari ranjangnya, mengusap keringat yang mengalir dipelilisnya.

"Heol, mimpi itu lagi," umpat Taeyong kesal.

Ia benar - benar delima, hampir saat ia tidur selalu mimpi yang sama. Disisi lain ia juga masih ingin Ten kembali, seperti yang dikatakan Ten waktu itu.

"Aargghhhhhh!! Apa yang harus kulakukan?!" akhirnya Taeyong memutuskan untuk menelpon Jaehyun.

Tut.......

"Yeoboseyo, hyung?"

"Jaehyun, aku butuh bantuanmu,"

"Tentang Ten lagi?"

"Hm...."

"Tapi hyung aku benar - benar tak bisa jika harus membantumu menggali kuburnya lagi, ini sungguh tak wajar,"

"Bukan itu, tapi ada yang lain,"

"Mwoya?"

"Hampir setiap malam aku bermimpi ada banyak Ten dan argghh aku bingung, lalu ada satu Ten yang mengatakan 'aku ini benar - benar sudah mati'. Apa maksudnya?"

"Maksudnya kau harus berhenti mengharapnya kembali lagi, dia memang sudah benar - benar meninggal,"

"Tapi bagaimana dengan sosok Ten yang sempat mengalahkan makhluk itu?"

"Mungkin itu bukan Ten, hanya malaikat yang menyamar jadi Ten atau ya lainnya,"

"Ah tidak mungkin!"

"Tapi menurut pemikiranku sih, memang seperti itu. Ten tidak ingin kau mengharapkannya lagi,"

"Tapi Jae, aku sangat mencintainya,"

"Aku tahu, tapi bagaimana jika takdir seperti ini? Kita sudah tak bisa melawan. Lagipula sekarang negara kita benar - benar berantakan, dan kau tahu? Pemerintah berencana mengadakan 'penambahan penduduk'. Mungkin kau bisa menikahi seorang wanita,"

"Tidak! Aku tidak ingin menikah dengan wanita. Kau saja!"

"Ya tapi aku juga masih pikir - pikir dulu,"

"Apalagi aku! Aku bahkan tidak mau,"

"Terus bagaimana?"

"Aku tak tahu,"

Taeyong langsung menutup telepon dan menghempasnya ke ranjangnya.

"Cih, wanita? Eoh, mereka itu jalang dan mesin penghabis uang," Taeyong semakin merasa hidup ini gila.

"Mengapa tak sekalian kemarin itu hari akhir! Aku lelah dengan kehidupanku,"

-


-

-

Benar - benar negara yang sepi. Bayangkan saja jika rakyatnya hanya tinggal beberapa. Bahkan toko - toko yabg dulu ramai diserbu oleh pembeli, kini hanya tersisa debu saja. Semua orang telah pergi.

Bahkan Taeyong saja bingung ingin apa sekarang. Bisnisnya hancur, semua staff dan modelnya tiada. Seperti hidup di bumi sendiri, Taeyong sudah kehabisan harapan. Ia benar - benar hancur, makhluk itu benar - benar membabi buta semua orang.

"Aku tak ingin hidup lagi!"

LIGHTS LIFE💥 •TAETEN•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang