1 - Gue Jatuh Cinta Sama Puisi Lo

2.7K 285 231
                                    

Assalamualaikum ....

Terima kasih sudah memilih cerita ini. Selamat membaca dan semoga betah sampai akhir.

Salam santun 😊🙏

🍁🍁🍁

Koridor kelas XII memang selalu ramai di jam istirahat. Tapi hari ini sedikit lebih rusuh akibat kehebohan Delon membagikan pamflet Meet and Greet Gilang Rendra. Sebelum setenar sekarang, nama Gilang Rendra mungkin hanya dikenal oleh mereka yang senang berburu bacaan gratis di Wattpad. Setelah menuai respons positif, puisi-puisi yang ia publish di dunia orange itu dilirik oleh editor dari salah satu penerbit ternama. Buku kumpulan puisi perdananya yang rilis bulan lalu pun langsung laris manis bak kacang goreng di pasaran.

Bukkk ....

Entah kali keberapa Delon menabrak seseorang karena jalan miring mirip kepiting, atau sesekali malah mundur seperti undur-undur.

"Eh, Cebol, biasa aja dong!" protes korban tabrak jalan mundur Delon kali ini sambil memegangi pundaknya.

"Sori, nggak sengaja." Delon mempersembahkan cengiran lebar. Selalu seperti itu.

Siswa itu hendak beranjak setelah bersungut-sungut ketika Delon menahannya.

"Eh, lo udah tahu, belum, Gilang bakal ngadain Meet and Greet?" Delon menyodorkan pamflet.

"Seluruh dunia udah tahu keles. Lo-nya aja yang sok heboh."

"Eh, tapi dia sepupu gue, loh!"

"Bodo amat!" Siswa itu berlalu tanpa memberikan kesempatan kepada Delon untuk meyakinkannya perihal pengakuan barusan.

Delon menghela napas berat. Pamflet yang terabaikan kini menggantung lemas bersama lengan kanannya.

Gilang emang sepupu gue, tahu.

Setelah melakukan peratapan yang sebenarnya tidak terlalu perlu, Delon kembali beraksi, memastikan seisi sekolah itu tahu jadwal Meet and Greet Gilang Rendra, se-pu-pu-nya.

Sebenarnya Ratih sudah pasang kuda-kuda begitu melihat Delon memasuki kantin. Tapi ia selalu kalah tangkas. Bakwan kesukaannya pun secepat kilat berpindah ke mulut Delon.

"Iiihhh ... kebiasaan, deh. Lo, kan bisa pesen sendiri." Dengan tampang tak rela bercampur geram, Ratih masih berusaha meraih bakwan yang bentuknya tak utuh lagi.

"Ah, kelamaan."

Ratih meraih garpu dan mengacungkannya ke arah Delon yang tampak sangat menikmati bakwan sitaannya.

"Stop!" Alea yang sedari tadi sibuk dengan poselnya, menengahi. "Belum ada, loh, kasus pembunuhan hanya gara-gara bakwan." Cewek berambut lurus sepunggung itu melayangkan tatapan meruncing ke arah keduanya secara bergantian, merasa keasyikannya terganggu. Alea memang kerap jadi wasit dadakan untuk kedua sahabatnya itu yang hobi banget meributkan hal-hal sepeleh.

Delon duduk di samping Alea, diam-diam melirik bakwan yang masih tersisa di piring Ratih.

"Gue lagi nyimak info Meet and Greet Gilang, nih. Kalian ganggu aja." Alea mengembalikan fokus ke layar ponselnya.

"Ya ampun, Al, gue punya pamfletnya, nih." Delon menyodorkan beberapa lembar pamflet yang masih tersisa. "Ngapain masih baca di situ?"

"Di sini sekalian ada info pencarian host untuk booktour buku kedua Gilang yang bakal rilis beberapa bulan lagi."

"Lo daftar?"

"Ya iyalah!" Alea berkata dengan tampang semringah. Apa-apa soal Gilang memang selalu membuatnya bersemangat.

Rahasia Idola [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang