🍀NINE🍀

1.4K 156 24
                                    


BRUKK

Soonyoung membulatkan kedua matanya ketika melihat Jaebum memukul wajah saudaranya. Ia langsung menarik kerah baju yang di kenakan oleh Jaebum.

"APA YANG KAU LAKUKAN IM JAEBUM!!" Teriak Soonyoung di depan wajah Jaebum, ia sudah bersiap untuk melayangkan pukulan ke wajah Jaebum, namun ia mengurungkan niatnya.

Jaebum tersenyum meremehkan. "Kau bertanya apa yang aku lakukan ? Tentu aku baru saja memukul saudaramu.." Ucapnya santai.

Soonyoung semakin mengeratkan cengkramannya di kerah baju Jaebum. "Kau sudah menyakiti adikku Im Jaebum !" Ucap Soonyoung dingin.

"Lalu apa masalahmu ?" Tanya Jaebum. Soonyoung melepaskan cengkramannya di kerah baju Jaebum lalu beralih ke arah Wonwoo yang masih terduduk. Soonyoung tahu saudaranya itu terkejut dengan sikap Jaebum yang memukulnya tiba-tiba.

"Gwaenchana?" Wonwoo mengangguk. "Nan gwaenchana.."

Jaebum semakin terkekeh ketika melihat interaksi antara Soonyoung dan Wonwoo. "Kau sangat peduli kepada saudaramu Soonyoung-ah ?"

Soonyoung yang sedang membantu Wonwooo berdiri hanya menatap Jaebum dengan pandangan yang dingin.

"Wonwoo-ssi ada yang ingin aku bicarakan kepadamu.."

Wonwoo menatap Jaebum dengan pandangan bertanya. "Seharusnya kau sadar, kau adalah adik yang tidak tahu berterima kasih.."

"Maksudmu ?" Tanya Wonwoo ia merasa aneh dengan pernyataan Jaebum.

"Apa kau tidak pernah bertanya kepada saudaramu ? Bahwa ia sangat ingin menggapai mimpinya ? Kau adalah penghalang Tan Wonwoo !" Wonwoo membelakakan matanya.

"Hentikan ucapanmu Im Jaebum!" Ucap Soonyoung dingin, sungguh saat ini ia tengah meredamkam emosinya.

"Aku tidak pernah menghalangi Soonyoung untuk menggapai mimpinya, ia yang memutuskan untuk tidak mengikuti perlombaan itu.." Jelas Wonwoo. Kini ia sadar kemana arah pembicaraan teman saudaranya itu.

"Tapi apa kau tidak pernah menyadari apa alasan utama Soonyoung untuk membatalkan perlombaan itu ?" Tanya Jaebum. Wonwoo semakin merasa disudutkan oleh Jaebum. "Alasan utama ia membatalkan perlombaan itu adalah dirimu Tan Wonwoo !"

"Aku tidak pernah meminta Soonyoung untuk membatalkan itu.."

"Lalu itu kemauan Soonyoung sendiri ?" Tanya Jaebum lagi, ia semakin menyudutkan Wonwoo.

Soonyoung yang sudah tidak tahan melihat saudaranya disudutkan seperti itu, ia langsung menarik tangan Wonwoo untuk pulang. Ia tidak mau melihat saudaranya yang terus di pojokkan seperti itu.

Jaebum tersenyum melihat temannya yang lebih memilih saudaranya di bandingkan dirinya. Ia langsung pergi kembali ke rumah sakit untuk menemani adiknya disana. Sesampainya di rumah sakit Jaebum sudah melihat ibunya yang tengah menangis.

"Eomma wae geurae ?!" Tanya Jaebum. Sungguh perasaannya kini tidak enak, ia takut terjadi sesuatu kepada adiknya, Jinyoung.

Hong Jia, ibu Jaebum tidak menjawab pertanyaan anak sulungnya. Ia masih menangis. Tidak tahan dengan melihat ibunya menangis, Jaebum memeluk ibunya. "Jinyoung baik-baik saja kan? Ia tidak akan meninggalkan kita seperti appa mu kan, Jaebum-ah ?" Tanya Jia di dalam pelukan anak sulungnya. Jaebum tidak dapat menjawab pertanyaan ibunya, ia hanya mengusap pelan punggung ibunya, bermaksud untuk menenangkan.

"Jinyoung-ah kau harus kuat, eomma dan hyung akan mendoakanmu dan berusaha untuk menyelamatkanmu..."

°°°°°°°°°°°°

Until The End ;; SoonWoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang