🍁FOURTEEN🍁

1.5K 117 6
                                    


Suara isak tangis terdengar di sebuah pemakaman, tidak ada yang tidak menangis termasuk seorang wanita paruh baya dan seorang remaja yang terus memperhatikan gundukan tanah yang masih terlihat basah tersebut.

"Kau sudah berusaha, gomawo dan maaf karena hyung tidak sempat membahagiakanmu.." Batinnya.

Remaja tampan tersebut memeluk wanita paruh baya yang berada di sampingnya dengan isak tangis yang cukup kencang.

"Uljima eomma.."

°°°°°°°°°

Keluarga Tan hingga saat ini terus menunggu dan menunggu putra bungsunya sadar, setelah menjalani operasi jantung dua minggu yang lalu dan hingga saat ini Wonwoo belum juga terbangun dari tidur panjangnya, namun Soonyoung, Heechul dan Hankyung masih setia menunggui Wonwoo secara bergantian. Untuk siang ini hanya ada Hankyung yang menemani Wonwoo di ruang rawatnya.

Genggaman tangan Hankyung tidak pernah lepas dan tidak pernah bosan untuk terus menggenggam erat anak bungsunya. Sambil sesekali mengusap pelan anak rambut yang mulai memanjang menghalangi mata anak bungsunya.

"Wonwoo-ya, apa kau tidak lelah terus menerus menutup kedua matamu ? Disini appa, eomma dan Soonyoung selalu menunggumu. Apa mohon buka mata indahmu Wonwoo-ya.."

Tanpa sepengetahuan Hankyung, jari-jemari Wonwoo bergerak perlahan, kedua matanya terlihat berusaha membuka kedua mata indahnya. Perlahan-lahan cahaya dapat masuk kedalam matanya, sambil sesekali memejamkan matanya lagi untuk menghilangkan penglihatannya yang buram.

"A..ap..appa.." Ucap Wonwoo lirih dan serak, suaranya bahkan terdengar seperti bisikan.

Merasa ada yang memanggil namanya, Hankyung mendongakkan kepalanya dan melihat anak bungsunya yang sudah membuka kedua matanya.

"Ne ? Appa disini sayang, ada yang sakit ?" Hankyung langsung tersenyum dengan kedua matanya yang terlihat berkaca-kaca. Hankyung menekan tombol yang berada di atas kepala Wonwoo. Ia mencium kening, anak bungsunya.

Wonwoo berusaha untuk menjawab pertanyaan ayahnya namun ia merasa tenggorokannya sakit dan kering. "Gwaenchana tidak usah dipaksakan.." Hankyung tersenyum.

Tidak lama kemudian Jungsoo datang bersama dua orang perawat, Hankyung memundurkan tubuhnya, namun ia merasa genggaman tangan Wonwoo mengerat di tangannya. "Appa tidak akan kemana-mana, appa akan memberitahu eomma dan Soonyoung.." Hankyung kembali mengusap pelan tangan Wonwoo.

Hankyung berjalan keluar dari ruang rawat Wonwoo, ia mengeluarkan ponselnya dan langsung menghubungi Heechul untuk memberitahukan keadaan Wonwoo.

Sementara di dalam ruang rawat Wonwoo, Jungsoo memeriksa keadaan Wonwoo. "Kau merasa sakit Wonwoo-ya ?"

"E..eomma ? S..Soonyoung ?" Jungsoo tersenyum ketika mendengar pertanyaan pasiennya.

"Ibu dan saudaramu akan segera kemari, keadaanmu sudah cukup membaik tapi kau masih harus istirahat.." Wonwoo mencoba untuk mengangguk, namun sepertinya ia menyesali perbuatannya, kepalanya sakit.

"Tidurlah lagi..."

Jungsoo keluar dari ruang rawat Wonwoo, ia dapat melihat Hankyung yang sedang duduk di kursi luar ruang rawat Wonwoo. "Bagaimana keadaan Wonwoo, Jungsoo-ya ?"

"Keadaan Wonwoo sudah mulai sedikit membaik, namun ia masih perlu banyak istirhat.."

"Lalu bagaimana dengan jantung barunya ?"

"Sejauh ini jantung baru Wonwoo cukup dapat beradaptasi dengan tubuh Wonwoo, namun kita masih harus melihat pekembangannya. Saat ini Wonwoo sedang beristirahat, dan sepertinya Wonwoo harus melakukan beberapa terapi untuk dapat menggerakan anggota tubuhnya dengan normal."

Until The End ;; SoonWoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang