Until The End ;; SoonWoo [✔]

🍃ELEVEN🍃

Pagi ini kediaman keluarga Tan cukup ramai dan sibuk, beberapa maid bahkan berjalan kesana kemari untuk mengerjakan apa yang diperintahkan oleh sang majikan, siapa lagi jika bukan Tan Heechul. Mengapa Heechul memerintahkan beberapa maid untuk mengerjakan tugas yang ia perintahkan ? Sebenarnya masalahnya adalah kedua putra Heechul sedang terbaring lemah di atas kasur mereka. Semalam Soonyoung demam tinggi dan terus mengigau, sedangkan Wonwoo ia mengalami serangan ringan semalam saat ia dan ibunya akan pergi ke kamar tidurnya. Dan berakhirlah seperti pagi ini, Heechul berteriak kepada salah satu maidnya untuk membawakan air dingin dan sebuah kain untuk Soonyoung.

Kini Soonyoung dan Wonwoo tidur di kamar kedua orang tuanya, mengapa ? Karena ini kemauan Heechul dengan alasan ia tidak mau lelah. Seperti saat ini Heechul tengah duduk di samping Soonyoung yang masih betah menutup kedua matanya. Tangan lentik Heechul dengan cekatan mengusap pelan anak rambut Soonyoung yang sedikit berantakan, lalu tangannya berpindah ke samping kiri, dimana anak bungsunya juga masih betah menutup mata. Heechul tahu, Soonyoung hanya tertidur karena pusing yang mendera kepalanya, sedangkan Wonwoo, terkadang ia takut ketika anak bungsunya itu terbaring lemah dengan infus dan selang oksigen yang bertengger di hidung mancungnya.

"Mengapa kalian bisa seperti ini ? Soonyoung-ah cepatlah sembuh dan Wonwoo-ya ireona.." Heechul mencium pelan kening kedua anaknya sebelum ia meninggalkan kamarnya.

Hankyung yang baru saja keluar dari toilet dengan pakaian yang cukup santai, Rencanya hari ini ia akan cuti untuk menjaga kedua anaknya yang sedang sakit. Hankyung langsung menghampiri tempat tidurnya melihat kedua putranya yang masih menutup mata. Hankyung dapat melihat bahwa Wonwoo menggeliat tidak nyaman dalam tidurnya bahkan Hankyung dapat mendengar ringisan yang keluar dari bibir anak bungsunya. Hankyung menghampiri Wonwoo, ia mengusap pelan kening anak bungsunya yang sudah di basahi oleh keringat dingin.

"Bertahanlah, appa sedang berusaha mendapatkan donor jantung untukmu. Jadi mari kita berusaha bersama.." Hankyung berucap pelan. Tangan kanannya ia gunakan untuk dijadikan pelampiasan anak bungsunya, Hankyung dapat merasakan bahwa cengkraman di tangannya sangat erat, bahkan ia dapat melihat tangannya yang sudah memerah. "Hey Wonwoo-ya, jangan gigit bibirmu.." Hankyung mulai panik, karena ia dapat merasakan bahwa cengkraman tangan anak bungsunya semakin mengerat, bahkan tangan anak bungsunya terasa sangat dingin.

Hankyung berteriak memanggil seorang supir untuk membantunya mengangkat Wonwoo, Hankyung memutuskan untuk membawa Wonwoo ke rumah sakit. "Yeobo, kau tunggu disini, jagalah Soonyoung.." Hankyung mencium kening istrinya lalu bergegas menyusul supirnya yang sudah membawa Wonwoo ke dalam mobil. Bahkan Hankyung dapat melihat raut wajah khawatir di wajah istrinya. Di dalam perjalanan Hankyung menghubungi Jungsoo untuk bersiap di depan ruang Unit Gawat Darurat.

Hankyung terus membisikan kata 'bertahanlah' di telinga Wonwoo, tanpa ia sadari air matanya sudah menetes membasahi pipinya. "Jeball, bertahanlah Wonwoo-ya demi appa, eomma dan Soonyoung.."

Senyum terpatri di wajah Hankyung ketika melihat kedua mata Wonwoo perlahan sedikit terbuka. "A..ap...appa..eung..a..appo.."

Hankyung mengangguk, ia sangat mengerti bagaimana anaknya selalu menahan sakit seperti ini. "Ne..Bertahanlah, appa disini..kau anak yang kuat, bertahanlah, sebentar lagi kita tiba di rumah sakit, bertahanlah sayang.." Hankyung semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh ringkih Wonwoo, begitu pula ia dapat dengan jelas mendengar suara nafas Wonwoo yang terasa berat dan pendek. Hankyung semakin menangis ketika melihat kedua mata yang indah itu kembali tertutup rapat.

°°°°°°°°°

Soonyoung saat ini tengah duduk di atas kasur milik orang tuanya, ketika ia bangun, ia melihat ibunya yang tengah tersenyum kepadanya. Tapi Soonyoung melihat jika kedua mata ibunya sembab, bahkan bekas air mata masih ada di pipi ibunya.