Satu

286 13 0
                                    

Alera Salmanndira

***

      Ale melotot ketika Lesi-sahabatnya, mengambil bolpoinnya ketika ia sedang mengerjakan tugasnya. Sahabatnya itu memang jail. Tak jarang Ale marah denganya.

"Lesi!!" Teriak Ale sebal karena yang ia lakukan jail dan hasilnya tercetak jelas di buku tugas Ale terdapat coretan bolpoin.

"Apa?" Tanya Lesi santai.

"Kembalikan gak! Ale mau ngerjain tugas. Kalo gak dikerjain hari ini, gue bakal kena hukuman." Jelas Ale kesal.

"Bodo amat emang gue peduli" jawabnya dengan muka yang pengen digaruk.

"Masalahnya itu bolpoin Ale dikembaliin dulu, Ale gak punya bolpoin lagi. Tu bolpoin juga nemu di kolongannya Si Udin"

Lesi menghela nafas. Ia membuang bolpoin itu tepat di depan kelas. Beruntung kelasnya lagi jam kosong, jadi tak malah mau salto sekarang.

"Tuh ambil sendiri" suruhnya melirik Ale sinis.

"Lesi sahabat gue gak sih? Kok laknat gitu. Kayak orang-orang di 'jodoh wasiat bapak' tau gak. Laknat!" Sewot Ale.

"Seharusnya Lo bangga sama gue. Gue itu ciri-ciri sahabat yang laknatnya di depan bukan di BELAKANG!" Ucap Lesi sengaja ditekankan di bagian akhirnya. Itu membuat seseorang yang sedang membaca buku menatap Lesi sebentar lalu kembali lagi ke aktivitasnya.

"Dih, Nyindir Lo" kesal Ale

"Biarin. Biar peka"

"Yaudah sih itu diambil dulu, Lesi! Buruan kek" Ale sudah sangat geram dengan Lesi.

"Gak mau. Salah siapa gak mau jujur. Ditanya malah pura-pura ngerjain tugas lagi" ungkap Lesi yang sedari tadi meminta Ale untuk jujur, siapakah yang ia gebet sekarang.

Ale menganga. "Jujur apa lagi sih. Ale memang gak lagi suka sama siapa-siapa. Udah kan? Lagian Ale anak baik-baik kok, gak suka bohong. Karena kalo bohong pasti digigit sapi ompong. Kan Ale takut." Ujar Ale mencoba untuk bersabar.

"Terus kenapa tadi pagi Lo senyum-senyum sendiri? Gak mungkinkan Lo sakit jiwa dan gue harus bawa lo ke RSJ sekarang"

Ale diam sebentar. Berpikir untuk menjawab pertanyaan Lesi. Ale memang sedang tidak suka sama siapa-siapa. Ia sudah kapok karena telah ditikung teman sendiri.

"Tadi Ale senyum-senyum tu karena..." ucap Ale menggantung.

"Karena apa?" Tanya Lesi masih penasaran.

"Karena Ale dikasih uang banyak sama mama, buat beli bolpoin baru. Udah ya, Ale gak mau mungut tu bolpoin. Karena memungut bukan selera Ale. Ale mau beli bolpoin dulu. Bye Lesi" Ale mengakhiri penjelasan dan membuat Lesi menganga.

"Gila tu anak. Padahal kan gue cuman bercanda. Ah udah lah"

***

Ale berlari keluar kelas. Ia malas menjawab pertanyaan Lesi yang mungkin akan membuatnya geram sendiri. Ia berjalan ke koridor. Ia berbohong soal beli bolpoin. Padahal tujuannya mau menghindar dari pertanyaan mematikan itu.

Ia juga tidak tahu. Mengapa ia bisa senyum-senyum sendiri tadi pagi. Itu jelas bukan karena uang saku. Ale menatap lapangan basket yang sekarang sedang di pakai bermain basket. Setidaknya dengan menonton basket dapat membuatnya lupa akan pertanyaan Lesi.

"Ale!" Panggil seseorang dari belakang. Dan Ale menoleh.

Ia melihat 3 cogan sekolah menghampirinya. Ale biasa saja karena mereka bertiga sering mengobrol bareng Ale. Ketiga cowok itu baru saja bermain basket dan terlihat keringatnya yang banyak. Rambutnya basah Karena sehabis main, mereka langsing cuci muka.

NyamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang