Ini adalah rahasia antara Ale, Irfan, dan juga Tuhan pastinya. Ale tak membiarkan Lesi ataupun teman lain mengetahuinya. Ale ingin pergi ke rumah Irfan malam ini juga. Ini adalah obat rindunya untuk waktu yang lama kemarin. Ale sangat merindukan Irfan. Ale tak menyangka Irfan akan pergi ke sekolah Ale dan mencari Ale hanya ingin mengajaknya pergi dinner. Ale tersenyum manis. Ia bahkan memikirkan baju apa yang akan ia pakai nanti malam.
Ale berdiri dari ranjangnya dan mengambil handuknya untuk bergegas mandi. Ia menuruni tangga dan melihat Mawar memakai pakaian yang rapi. Ale pun menghampiri Mamanya itu.
"Mamaku mau pergi kemana?" Tanya Ale.
Mawar menatap anaknya sekilas. "Ini, mau dinner sama teman-teman Mama. Kamu gak usah ikut ya, masak iya Mama bawa anak sendiri. Kan di rumah juga ada Bang Deris." Jelas Mawar panjang.
Ale memutar bola matanya. Mamanya suka menjelaskan dari ujung hingga akar. Padahal Ale hanya tanya 'mau kemana?' jawabannya sangat lengkap dan unfaedah. Siapa juga yang menginginkan ikut dengan Mawar.
"Iya-iya Ma, Ale gak ikut kok. Oh ya, nanti Ale juga ada dinner sama...." ucap Ale mengantung.Ale terdiam. Ia tak bisa mengatakan bahwa ia akan pergi dengan Irfan. Yang ada malah tidak dibolehin pergi dan disuruh tidur di rumah seperti kaum-kaum jomblo pada umumnya saat malam Minggu.
"Sama siapa?" Tanya Mawar mulai curiga.
"Sama...Lesi" ucap Ale menunduk.
Mawar diam. "Sama Lesi? Padahal Danish nanti mau kesini. Kan Mamanya juga mau ikut dinner bareng Mama. Kamunya malah pergi sendiri. Nanti Danish diajak ya,"
Ale mengernyit. "Gak bisa dong Ma. Inikan urusan cewek. Lagian, Ale yang ngajak Lesi kok. Mobil Ale ada kan?" Tanya Ale sedikit sewot.
"Mm..gak ada! Mama pakai Pajero nya. Soalnya mobil Mama lagi ada bengkel. Okay?"
Mulut Ale terbuka lebar. Ale memayunkan bibirnya. "Ish! Mama! Terus Ale nanti naik apa? Masak iya harus panggil Shiva-Shiva pakek sepeda ajaibnya buat nganterin Ale?" Kesal Ale.
"Eee..jangan gitu dong. Nanti kalo Shivanya suka sama kamu gimana? Mama gak mau ah, punya menantu kayak dia. Yang cuman bisa bilang 'jangan panggil anak kecil Paman, namaku shiva'. Kan gak so sweet. Kalo emang dia cinta sama anakku, harusnya hilangnya. 'aku cinta kamu Alera' gitu!"
Mulut Ale benar-benar terbuka lebar. Mamanya benar-benar abstrak. Ale mengambil nafas pelan. "Ish! Terserah Mama mau ngomong apa" Ale menghentakkan kakinya sambil berjalan ke kamar mandi.
Mawar terkekeh pelan. "Iya-iya. Nanti kan bisa di antar sama bang Deris. Atau nantikan Danish kesini, nyuruh nganter Danish aja" ucap Mawar tersenyum senang.
"Yuuhuu,, Mama berangkat ngedate dulu ya," teriak Mawar keluar dari rumahnya.Ale yang berada di kamar mandi pun bisa mendengar lontaran kata dari Mawar tadi. Ia melihat kembarannya di cermin kamar mandi.
"Ampun dah. nenek dulunya ngidam apa sih, kok bisa ya, lahir seorang perempuan yang kayak Mama. Heran Ale" ucapnya menggeleng. Lalu menghidupkan keran di bathub nya.
***
Danish menggeleng tegas saat Indah menyuruhnya untuk ke rumah Ale. Ia juga berani jika dirumah sendiri. Tak payah ke rumah Ale. Selain itu, Danish juga disuruh menemani Ale. Karena Mamanya Ale akan pergi dengan Mamanya. Indah berkata bahwa Ale dirumah dengan Deris. Terus mengapa harus disuruh menemani Ale jika sudah ada Deris disana."Ya gak papa Danish. Daripada kamu di rumah sendiri. Nanti Mama pulangnya malam. Kalo kamu ke rumah Ale, kan kamu juga punya temen. Ale nya juga begitu"
Dipikir anak kecil apa harus ke rumah Ale agar gak sendiri. Terus jika Danish sudah disana, ia akan melakukan apa? Bermain boneka-bonekanan bareng Ale? Atau menonton drama Korea bareng Ale? Danish menolak semua itu. Di dekat gadis itu hanya membuat tekanan darahnya naik. Bawaannya emosi!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyaman
Teen Fiction"Kamu butuh aku, enggak?" "Enggak" "Yaudah kita putus" "Ya" -Nyaman sih iya, tapi gue gak suka dia- -Terimakasih sudah mau menjadi pacar aku yang selalu aja sakitin aku. Sering nangis sih, tapi gak papalah yang penting kamu di sisi aku itu udah leb...