Empat

116 9 2
                                    

   Danish berdiam diri di taman belakang sekolah. Memang ini kegiatannya di sekolah ketika jamnya sedang kosong. Ia memasang earphone di telinganya dan menikmati lagu Perfect milik Ed Sheeran. Ia memejamkan matanya.

Saking menikmatinya, Danish tak sadar bahwa seseorang telah duduk di sampingnya.

"Danish!" Panggil seseorang.

Yang punya nama pun tak kunjung sadar bahwa dirinya dipanggil sedari tadi. Cewek itu melepas earphone Danish , membuat cowok itu membuka mata.

"Ish, gak denger" kesal cewek itu.

Danish hanya diam saja. Ia melihat cewek itu membawa kotak makan. Cewek itu tau apa yang dilihat Danish, lalu ia berniat membuka kotak makannya.

"Mau? Sengaja buat Danish" ucapnya tersenyum lebar.

Danish perlahan mengambil roti bolu kesukaannya yang ada di kotak makan itu. "Enak" ucapnya datar.

Cewek itu tersenyum sangat lebar. "Makasih" ucapnya senang.

***

Bagascogan : sekarang!

Ale mendesah pelan. Ia mengambil nafas dalam-dalam. Gugup akan memberikan kotak makan ini pada Danish.

Bagas, Rio, dan Bima memang menyuruh Ale untuk menuruti rencananya. Rencana membuat Ale suka pada Danish. Ish! Dasar cogan kampret.
Awalnya Ale tidak mau. Tapi apa boleh buat ketiga cogan itu memasang puppy face nya. Membuat Ale gemas setengah mati. Udah ganteng, imut lagi.

Tadi pagi, Bagas membawakan roti bolu kesukaan Danish. Katanya sih yang membuat mamanya sendiri. Dan Dengan begitu, Ale akan disuruh memberikan kepada Danish saat dia di taman.

Ale mengelap tangannya yang mengeluarkan keringat. Ia juga bingung sendiri. Bagaimana bisa segugup ini. Oke, ia kembali tarik nafas.

"Lesi! Doa'in Ale. Ale mau bertempur keras" ucap Ale berdiri dari duduknya.

Lesi yang sedang fokus pada ponselnya pun menoleh. "Terserah Lo" balas Lesi tak peduli.

Ale dengan semangatnya berjalan menuju taman belakang. "Danish, fans terberat Lo Dateng nih. mau ngasih bolu yang katanya lo suka banget sama bolu. Ale jadi cemburu nih, masak sama bolu yang gak punya rupa disukai sih, padahal Ale yang cantik rupanya ini lagi nganggur" gumamnya seperti orang gila sembari terus berjalan ke arah taman belakang.

"Ale suka sih sama Danish. Tapi itu cuman rasa kagum, bukan rasa suka yang berlebih........." ucapnya menggantung melihat Danish yang duduk di taman belakang dengan seorang cewek.

Ale tahu banget siapa dia. Erika. Bahunya merosot seketika. Sudah tak bersemangat lagi.

"Han" lanjutnya.

Ia menatap kotak bekal itu nanar. Ia kalah cepat dengan Rika. Ia mencebikkan mulutnya. "Ihh. Ale kalah cepat sih" gerutunya sebal.

Ia berjalan kembali ke kelas dengan rasa sebalnya yang masih menyelubunginya. Sampai kelas, ia langsung bersedekap tangan dengan mulut yang sedikit maju, layaknya anak kecil yang sedang ngambek karna tak dibelikan mainan.

"Kenapa lu?, monyong aja" ujar Lesi menoel hidung Ale.

"Ale sebel Lesi. Ale kalah cepat!" Kesal Ale.

"Yaudah sih" jawabnya enteng.

Ale menatap kotak makan itu lagi. "Nih! Ale punya bolu yang enak banget!" Ujarnya sangat sebal sambil menyodorkan bolu itu.

Lesi melirik kotak makan itu. "Widih dapet bolu nih. Siapa yang bawain?" Tanya Lesi mulai memakannya.

"Mama Mawar yang buat!" Ujarnya masih sebal.

NyamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang