Danish Yudhistira.
***
Ale terdiam di balkon. Ia sedang tak ada pr, dan ia juga malas belajar. Ia memandangi bintang yang sangat banyak di langit. Ia menghembuskan nafas berulang kali. Ia kembali mengingat satu cowok yang pernah di hatinya.
Irfan. Adalah mantan Ale. Walaupun mereka pacaran hanya sebentar, tapi Ale sangat sayang padanya. Sebulan sudah Ale menjalin asmara bersama Irfan. Dan hubungannya pun kandas di tengah jalan. Itu karena Raya-temannya yang berhasil menikungnya. Raya memang sahabat Ale dulunya, tapi sekarang Ale sudah tidak menganggapnya.
Munafik. Luarnya aja dukung. Dalamnya nikung. Ale sempat tak percaya bahwa sahabatnya sendiri membuat hubungannya kandas. Dan alasan yang diberikannya pun tak masuk akal.
Raya bilang bahwa Irfanlah yang genit kepadanya. Tapi jelas-jelas Irfan juga sayang pada Ale. Tak mungkin jika Irfan mendustakan itu. Tapi Ale juga tidak tahu apa yang ada dipikiran Irfan saat itu.
Hal itu memang memberikan pelajaran tersendiri bagi Ale. Kata-kata manis itu akan menjadi bullshit, janji-janji yang akan ditepatinya hanyalah halusinasi, dan yang mendukung dari delan belum tentu juga mendukung dari belakang. Saat ini mungkin hatinya masih sakit.
Ia putuskan untuk mengistirahatkan hatinya. Atau lebih tepatnya untuk tidak menyukai seseorang dahulu sebelum hatinya benar-benar ingin mencintainya.
Ale tahu ini sakit. Tapi apa boleh buat, takdir sudah menjadi bubur dan sekarang tinggal menjalaninya dengan rasa berat hati. Menurutnya Irfan adalah laki-laki yang paling mengerti dirinya waktu ia duduk di kelas 10. Tapi semenjak Ale mengetahui Irfan selingkuh, Ale memutuskan hubungannya. Yang dilakukan Ale membuat Irfan harus berlapang dada. Irfan pindah sekolah.
Dan selanjutnya--"Cukup!" Ujar Ale memejamkan matanya untuk tidak mengingat kejadian-kejadian itu.
Hanya kenangan yang menjadi butiran debu. Ale membuka ponselnya. Ada dua notifikasi dari Lesi. Ia membuka room chat antara Ale dan Lesi.
Lesi Laknat : gak keluar Lo dugong.
Lesi Laknat : woii!! Gw di dpn rumah lo. Cepetan buka pintunya onta😒
Ale melihat ke bawah. Tak ada siapa-siapa di depan rumahnya. Lalu ia membuka ponselnya kembali
Ale Cantik : Lo ngigo?😑 Jelas-jelas gk ada lo di luar.
Lesi Laknat : he?
Lesi Laknat : OMG! Gw slh kirim. Gue kira Lo Rio. Sori ya, wkwk :v
Ale Cantik : 💩
Lesi Laknat : 🙉
Ale Cantik : dasar Lesi onta!!
Lesi Laknat : apaan? Gk bisa move on aja banyak gaya..
[Read]Ale hanya membacanya saja. Tidak membalas. Malas membalas jika akan mengungkit masa lalu. Terlalu basi untuk diingat. Ale mendapat notifikasi lagi. Namun kali ini bukan Lesi, tapi Bagas.
Ale mengernyit. Ada apa Bagas mengirim pesan kepadanya. Ia membukanya.Bagascogan : Al..
Hanya itu yang Bagas kirim. Ale mengetik sesuatu di ponselnya.
Ale Cantik : iya Bagas, kenapa?
Bagascogan : blm tidur lo Al
Ale Cantik : belum..hehe. masih diem di balkon. Bintang malam ini nyuruh Ale buat nostalgia.
Bagascogan : lo pnya mantan?
Ale Cantik : punya Bagas. Kenapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyaman
Teen Fiction"Kamu butuh aku, enggak?" "Enggak" "Yaudah kita putus" "Ya" -Nyaman sih iya, tapi gue gak suka dia- -Terimakasih sudah mau menjadi pacar aku yang selalu aja sakitin aku. Sering nangis sih, tapi gak papalah yang penting kamu di sisi aku itu udah leb...