5. Kebimbangan

951 73 18
                                    

Sambil dengar lagu di mulmed ya. Biar lebih ngena. Enjoy this story

DON'T FORGET A VOTE

Suara bising kendaraan yang lalu-lalang tak membuat Zahra bergeming dan beranjak dari duduknya. Wanita itu tengah asyik menikmati secangkir kopi yang disiapkan barista di sebuah Caffe.

Caffe yang terletak di daerah Jakarta Selatan ini berkonsep Caffe modern mini malis. Cocok sekali untuk hang-out atau bahkan menyelesaikan pekerjaan, karena didukung oleh fasilitas free wi-fi.

Zahra memilih duduk di pinggir jendela tepat menghadap lalu lalang kendaraan. Tempat favoritnya di Caffe itu.

Sudah sekitar setengah jam wanita cantik tersebut duduk di sana tanpa memiliki niat beranjak. Karena dilanda berbagai pikiran yang berkecamuk di otaknya, gara-gara acara pertunangan kemarin. Ia bahkan memilih absen selama sehari, mulur dari jadwal seharusnya ia mengajukan cuti.

Diandra mulai mengomel karena tugasnya menumpuk. Belum lagi masalah kedatangan GM baru yang menanyakan dirinya.

Wanita itu menyeruput Vietnamese Coffee-nya, dimana perpaduan rasa manis dan pahitnya kopi plus disajikan dingin menimbulkan sensasi sejuk, membuat ia merasa lebih rileks.

Zahra mengembuskan napas, meraba cincin yang kini melingkari jari manisnya. Sebuah cincin berwarna silver dengan permata kecil di atasnya, sangat simple tapi elegant. Ingatan Zahra terputar pada kejadian empat hari yang lalu, ketika ia di Jawa.

Zahra tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun, saat menyadari laki-laki yang berdiri di depannya adalah Luky, sahabat masa SMA nya. Yang membuat Zahra sama sekali tak bisa berpikir, laki-laki itu juga berniat melamar dirinya.

"Kamu ... kenapa bisa?" cicit Zahra

"Aku bisa jelaskan ini, Za," ujar Luky lembut. Berharap wanita yang telah mengisi sebagian besar hatinya itu bersedia mendengarkan.

"Jadi yang ... " Zahra menggantung kalimat, dan menatap ibunya meminta penjelasan.

Luki menyadari kekhawatiran Zahra, dan memutuskan membuka suara.

"Za, dengar dulu," ujar Luky sembari meraih tangan Zahra. Perempuan itu tak mengucap apa pun lagi. Kemudian Luky izin kepada semua orang agar diberi kesempatan berbicara dengan Zahra terlebih dulu. Luky menarik tangan Zahra, dan membawanya ke taman belakang. Mereka memutuskan duduk di sebuah bangku tepat di samping kolam ikan.

"Maaf, jika ini mengejutkanmu. Aku hanya tak bisa lagi menahan semuanya, Za. Berkali-kali kukatakan jika aku serius dengan perasaanku. Tapi kamu nggak pernah sedikit pun melihatku lebih dari sahabat. Jadi saat aku dengar kamu putus dengan si bajingan Alfa, aku buru-buru ke Jawa dan memilih bicara langsung dengan orang tua kamu, aku tahu ini membuat kamu bingung, Za. Hanya saja aku tak bisa terus melihatmu seperti ini," terang Luky lembut.

"Aku nggak butuh dikasihani, Ky." Zahra menatap Luky sedih.

Membuat laki-laki berkaca mata di depannya mengusap wajah gusar. Luky gelisah dengan sikap kekeh Zahra. "Ayo lah, Za. Kamu tahu pasti seperti apa perasaan aku ke kamu, aku sayang sama kamu. Jadi aku mohon, beri aku kesempatan untuk di sisimu lebih dari sahabat. Aku hanya ingin kamu tahu, ada aku yang selalu menganggap kamu berarti. Ada aku yang ingin selalu membuat kamu bahagia."

"Tapi, Davie?"

"Za, Davie sudah melupakanmu. Kamu sadar ... dia nggak akan pernah kembali, tolong beri aku kesempatan."

First Love (CLBK) Repost (Complet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang