Rumit

128 13 0
                                    

Haiii... Sebelumnya aku mau bilang, aku update cerita baru. Judulnya Catatan Rasa. Ada puisinya juga loh.

Jadi ceritanya tentang cewek pencinta sastra gitu. Dia suka numpahin perasaannya di atas kertas origami. Pokonnya gitu deh.

Yuk cek langsung profil aku ya. Baca cerita barunya juga. Jangan lupa vote, comment, and share.

Sebelum baca part ini juga mending klik vote dulu yaaa... Hehe

Happy reading❤❤❤

•Everything we had is gone•

🍃🍃🍃

Fajar meringis kesakitan saat Senja mencoba membersihkan lebam di sudut bibir Fajar.

"Diem elah. Alay banget lo, suruh siapa coba berantem?" Senja nggak berhenti mengomel sejak tadi, membuat Fajar lagi-lagi harus menghembuskan nafas kasar.

"Makanya jangan sok jago, udah tau nggak bisa berantem."

"Hmm.."

"Gue tadi liat Mentari." Wajah Fajar terlihat mengeras. "Dia lari-larian sambil bawa tas, dia kenapa?"

Fajar memejamkan matanya sejenak, mencoba menetralkan rasa sesak. "Gatau." Fajar berdiri dari duduknya, Senja menatap siluet tubuh Fajar. Saat ini Fajar sedang membelakangi matahari yang mulai tenggelam membawa warna jingganya.

"Nggak seharusnya kita gini." Senja menghela nafas. "Mungkin Mentari nggak mau suatu saat nanti perhatian lo beralih ke gue. Walaupun kita pure temen."

Nggak.

Nggak harus nunggu nanti.

Karena saat ini perhatian Fajar udah terbagi.

"Gue nggak bisa." dalam hati Fajar merasa bersalah pada Mentari dan Senja yang secara nggak langsung memainkan perasaan mereka. "Lo sama Mentari punya ruang masing-masing di hati gue. Gue butuh kalian berdua."

"Dengan cara ngebiarin Mentari yang semakin lama makin jauh?"

Fajar diam.

"Gue tau perasaan Mentari kayak gimana. Dia ngerasa apa yang kalian punya dulu perlahan-lahan hilang, itu karena adanya gue." Senja meremas ujung roknya. "Gue nggak mau jadi sesuatu yang ngebuat kalian berdua jauh."

"Lo gak gitu." Fajar berkata tegas.

"Itu menurut lo, tapi Mentari?"

"Lo nggak ngerti!" Senja berjengit mendengar sentakan dari Fajar. "Lo nggak ngerti posisi gue gimana, karena lo cuma orang baru!" Mata Senja memanas, tanganya semakin kuat meremas ujung roknya.

"Iya, gue cuma orang baru diantara kalian." Senja berkata sendu. "Gue cuma ingin memperbaiki semuanya diantara kalian. Maaf, gue terlalu ikut campur dan mungkin terlalu jauh masuk kedalam kehidupan kalian." Senja menggendong tasnya. Berniat beranjak dari tempat ini, namun tangan Fajar menghentikan langkahnya.

"Maaf." Fajar menatap Senja yang memalingkan muka. "Gue benci diri gue sendiri karena gatau apa yang hati gue mau."

"Gue sangat ingin bilang ke Mentari kalo gue cinta sama dia." Senja memejamkan matanya. Rasanya sesak. "Tapi hati gue yang lain nolak, seakan bilang seharusnya gue nggak gitu. Gue nggak ngerti."

MENTARI, FAJAR & SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang