- Sebal memang, kalau nyatanya hati dan pikiran nggak sinkron -
☀ ☀ ☀
Mentari menghela nafas kasar. Tangannya menggenggam sebuah kalung bercorak matahari. Hadiah ulang tahunnya, dari Fajar.
Tanpa banyak berpikir, Mentari membuka pengait kalung tersebut. Dan memakainya sendiri. Matanya menatap pantulan dirinya di cermin, senyum manis tercetak di bibirnya."Fajar tau banget ini cocok sama gue." Gumam Mentari senang.
Tiba-tiba matanya terhenti menatap sebuah lampu tidur berukuran kecil dengan bentuk matahari yang sedang tersenyum kecil. Itu juga merupakan salah satu hadiah ulang tahunnya. Dari senja.
"Kalau gue jadian sama Fajar gimana?"
Kata-kata Senja kemarin sore terus terngiang dalam pikirannya. Mentari memejamkan matanya sebentar. Dia benar-benar tidak mengerti apa kemauan hatinya.
"Emang kenapa kalau Senja jadian sama Fajar?" Gumam Mentari sambil tertawa hambar.
Kenangannya dengan Fajar kembali berputar dalam ingatannya. Dan itu semakin membuat Mentari menyesal karena sudah menolak perasaan Fajar. Perasaan yang benar-benar tulus, tapi bodohnya Mentari tidak menyadari itu.
Mentari tidak mau Fajar semakin membencinya jika dia berbuat egois dengan melarang Senja dan Fajar berpacaran. Mentari mendengus pelan. Mungkin memang sudah seharusnya dia menjauh dari Fajar, ya hitung-hitung untuk menghilangkan rasa yang singgah di hatinya.
Semoga saja rasa itu hanya singgah, bukan menetap.
"Mentari! Kamu nggak sekolah?" Suara ketukan dari luar kamar membuat kesadaran Mentari kembali. Perempuan itu segera menggendong ranselnya.
"Ini lagi siap-siap."
"Mama tunggu di bawah ya! Kita sarapan."
Mentari tertegun saat mendengar kembali teriakan mamanya. Itu artinya Mentari akan berada di satu meja dengan Papa. Sedangkan Mentari enggan melihat muka Papa, apalagi anak kecil yang harusnya dia sebut sebagai 'adik' itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENTARI, FAJAR & SENJA
RandomAku, Fajar dan Mentari. Aku suka senja, karena senja mempertemukanku dengan Rembulan. Rembulan yang selalu menemani senyap malamku. Aku selalu rindu Fajar, rindu akan kehangatannya. Dan aku kagum pada Mentari, kagum akan sinarnya yang menyinari Faja...