- Do you have to make me feel like
there's nothing left of me? -Mulmednya boleh di puter hehe.
Happy reading! ❤❤❤
🌼🌼🌼🌼
Senja meringis kesakitan saat Fajar mencengkram pergelangan tangannya dengan kencang. Ringisan Senja sejak tadi Fajar abaikan, Fajar hanya fokus membawa Senja untuk membicarakan satu hal.
"Jar sakit! Lo sengaja bikin gue kesakitan?" Fajar menghentikan langkahnya, kemudian melepaskan cengkramannya pelan.
"Lo bilang apa sama Mentari?" Tanpa basa-basi Fajar bertanya pada Senja. Membuat Senja mengernyit mendengar ucapan yang dilontarkan Fajar.
"Maksud lo?"
"Lo bilang apa sama Mentari sampe-sampe dia tau kalo gue juga sayang sama lo?"
Senja membelalak kaget. Jadi Fajar menuduh Senja bilang pada Mentari bahwa; Fajar juga menyayangi Senja.
Apa se-jahat itu Senja di mata Fajar?
"Kenapa diem? Jadi bener lo yang--"
"Jaga ucapan lo!" Senja kesal mendengar tuduhan dari Fajar yang bahkan sama sekali nggak Senja lakukan.
"Terus siapa hah?! Nggak ada yg tau selain gue dan lo!" Senja tersenyum kecut. Setakut itukah Fajar kalau Mentari jauh darinya? Sehingga menuduh Senja yang bahkan Senja tidak tahu Mentari tau darimana.
"Lo nuduh gue?"
"Iya, kalo bukan lo siapa lagi coba?"
Senja tertawa hambar. "Coba lo pikir deh, ngapain gue umbar-umbar pernyataan sayang dari seseorang yang bahkan ga punya pendirian."
"Lo!" Fajar menatap Senja tajam. Hanya beberapa detik, setelahnya tatapan Fajar kembali melembut setelah melihat wajah sendu Senja.
"Gue nggak akan sepicik itu buat misahin lo sama Mentari. Please Jar ini bukan sinetron. Mana mungkin gue ngerebut kebahagiaan orang lain buat kebahagiaan gue sendiri." Senja menghela nafas kecewa. "Gue nggak nyangka pikiran lo tentang gue seburuk itu."
Fajar menggeleng kuat. Tangannya meremas rambut dengan frustasi. Fajar juga tidak ingin menyalahkan Senja, tapi tidak ada yang tau selain Fajar dan Senja saat itu.
"Satu hal yang perlu lo tau Jar." Fajar menoleh menatap Senja dengan tatapan bersalah. "Gue bukan orang yang menghalalkan segala cara untuk ambisi gue."
Senja menghela nafas panjang. "Jujur, gue seneng saat lo bilang sayang sama gue. Tapi, gue juga ragu, karena gue liat lo begitu berusaha buat Mentari nyaman. Gue sempat kesel lo nggak punya pendirian." Perlahan, Senja membalikan badannya, memunggungi Fajar.
"Gue juga sayang sama lo Jar. Aneh kan? Cuma beberapa hari, tapi lo bisa buat gue nyaman. Tapi kayaknya lo lebih sayang sama Mentari, gue bisa apa selain diem? Bahkan gue nggak berani mengusik kebahagiaan kalian berdua. Karena gue cuma pengen liat orang yang gue sayang bahagia dengan pilihannya."
Fajar mengurkan tangannya untuk menggenggam tangan Senja. Namun sedetik kemudian ditarik kembali tangannya.
Fajar tidak mau membuat Senja semakin marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENTARI, FAJAR & SENJA
RandomAku, Fajar dan Mentari. Aku suka senja, karena senja mempertemukanku dengan Rembulan. Rembulan yang selalu menemani senyap malamku. Aku selalu rindu Fajar, rindu akan kehangatannya. Dan aku kagum pada Mentari, kagum akan sinarnya yang menyinari Faja...