Merindukanmu, adalah satu-satunya hal yang tersisa,
Mencarimu, kupikir itu akan sia-sia.
Kehilanganmu, adalah hal yang tidak aku inginkan.
Apa kau tidak ingin kembali ke sisiku? Meski bukan untuk kumiliki.
٩(๑òωó๑)۶
Hari ini ... hari pernikahanku.
Kenapa aku tidak menolak saja perjodohan konyol ini?
Anehnya, aku menerima perjodohan ini karena gadis itu.
Dia membuatku sangat penasaran. Phobianya terhadap pria, dan Bagaimana bisa dia dengan lantangnya menerima perjodohan ini?Acara ini berada diluar ruangan, disebuah taman yang aku sewa. Karena aku hanya menikah sekali seumur hidup, aku ingin menikah ditempat terbuka seperti ini.
Bahkan semua dekornya sesuai dengan keinginanku..
Aku berdiri dengan tenang diatas altar, dengan kemeja berwarna soft pink dan jas putih.
Aku melihat gadis itu, Myungeun, berjalan menuju ke arahku dengan menggandeng tangan ayahnya.Jujur, dia terlihat manis dengan balutan cocktail dress pink yang aku buat sendiri.
Jantungku berdetak lebih cepat, aku gugup. Tentu saja, karena ini pernikahan pertama dan terakhirku."Eunri-ya," gumamku.
Aku menggelengkan kepala dengan pelan.Tidak, Wonwoo. Dia bukan Eunri. Yang akan menikah denganmu ini Myungeun, Park Myungeun.
Tanpa sadar gadis itu sudah didepanku. Aku mengulurkan tangan kiriku, aku bisa lihat gadis itu ragu untuk membalas uluran tanganku.
"Kau akan baik-baik saja." Tn. Park meyakinkan putrinya itu.
Myungeun mengambil nafas, lalu menerima uluran tanganku. Aku menggenggam tangannya yang terasa sangat dingin. Padahal ini musim panas.
Setelah itu kami mengucapkan janji dengan lancar. Juga saling memakaikan cincin di tangan kanan.
"Cium.. cium.." teriak seseorang yang sangat aku kenal. Seungcheol hyung.
⭐⭐⭐⭐
MYUNGEUN POV
Aku benar-benar sangat gugup sekarang. Aku terus mondar-mandir tanpa bosan, hingga Dad mengajakku untuk pergi ke altar.
"Oh.. apa obatnya akan bekerja?" Gumamku pelan sebelum pergi ke altar bersama Dad.
"Kau siap?" Tanya Dad. Aku hanya mengangguk pelan.
Tidak. Aku tidak siap. Menikah diusia muda tidaklah mudah untukku. Juga aku belum bisa menghadapi phobiaku (lagi).
Aku berjalan melewati belasan bangku panjang disisi kanan dan kiri.
Aku risih dengan semua tatapan yang menuju padaku. Aku menatap lurus ke depan, dimana pak Wonwoo dengan setelan jasnya berdiri dengan menatapku.
Dia sangat tampan.
Apa dia dosenku? Dia tidak terlihat seperti pak Wonwoo si dosen triplek yang menyebalkan.Aku sibuk dengan pikiranku sendiri hingga aku sadar saat pak Wonwoo mengulurkan tangannya. Aku menatapnya ragu. Bisakah aku menggenggam tangan itu tanpa rasa takut?
"Kau akan baik-baik saja." Kata Dad menenangkanku.
Aku mengambil nafas, lalu mengulurkan tanganku untuk membalas uluran tangan pak Wonwoo. Aku harap semuanya baik-baik saja.
Kami mengucapkan janji juga saling memasangkan cincin. Aku rasa aku akan pingsan sebentar lagi. Daritadi aku sudah menahan rasa takutku.
"Cium.. cium.." aku mendengar seseorang berteriak.
![](https://img.wattpad.com/cover/127290122-288-k456817.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] MOON RISE - JEON WONWOO
Short StoryPertama - Aku belajar agar tidak menangis saat tidak disisimu. Kedua - Untuk tidak pernah berjalan seorang diri Ketiga - Meski itu sangat sakit, aku mencoba untuk tidak memanggil namamu, ataupun mencoba mencari dekapan hangat tanganmu.