7 -

3K 290 29
                                    

JEON WONWOO POV

.

Aku baru saja menyelesaikan pekerjaan-ku. Mendesain baju, membuat pola, lalu menggunting kain. Aku memang berencana lembur agar potongan kain itu bisa dikerjakan pegawai-ku besok.
Aku meregangkan tubuhku, mataku tertuju pada sebuah manekin yang memakai cocktail dress berwarna hitam. Aku tersenyum miris pada manekin itu sebelum mengangkat telepon.

"Ada apa, Jun?"

"Won, kau masih mencari wanita itu?" Tanya orang disebrang sana yang tak lain adalah temanku, Junhui.

"Siapa yang kau-"

"Choi Eunri." Tegasnya.

"Kau bertemu dengannya?" Sungguh aku berharap bisa menemukan Eunri.

"Tidak.." Aku mendengus pelan mendengar kata tidak dari mulut Jun.

"Tapi... aku melihatnya. Dia ada di-"



"PERGI!!"

Aku tersentak dengan suara teriakan itu. Suara Myungeun? Bukannya tadi dia sudah tidur? Tidak mungkin kan ada orang ini tidak dikenal masuk ke apartment ini.

"Apa yang terjadi disana?" Tanya Jun khawatir.

"Aku akan menghubungimu nanti." Aku memutuskan sambungan telepon sebelum berjalan cepat ke kamarku- Maksudnya kamarku dan Myungeun.

Aku bukan tipe orang yang peduli pada lingkungan sekitarku. Tapi aku mencoba peduli pada gadis itu karena sekarang statusnya adalah istriku. Aku membuka pintu perlahan, mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru kamar. Dan yang kulihat adalah Myungeun yang terlihat seperti orang gila(?) Membuka satu-persatu laci dengan kasar. Ia mencari sesuatu.

Aku langsung berlari kearahnya begitu aku melihat Myungeun menemukan obatnya dan hampir meminum pil-pil itu dalam jumlah banyak. Aku segera menghentikannya, ya tentu saja aku tidak ingin dia mati.

"Kau ingin mati?" Tanyaku sambil menyingkirkan semua pil-pil itu dari pandangannya.

Gadis ini menatapku dengan tatapan takut. Tubuhnya bergetar, dia menangis masih dengan menatap ku.

"A-a-aku... aku.. t-takut." Lirih gadis itu. Tatapannya berubah menjadi kosong.

Aku tidak tau kenapa rasanya dadaku sesak melihat Myungeun seperti ini. Rasanya aku ingin memeluknya. Menghilangkan semua Ketakutannya. Aku mencoba menyentuh puncak kepalanya, dia tidak menolak. Sedetik kemudian gadis ini memelukku erat, tentu saja aku terkejut. Gadis yang takut pada pria ini memelukku. Ada banyak pertanyaan yang terus berputar diotakku mengenai gadis ini.

Aku membalas pelukannya. "Tenanglah. Aku disini."

Aku membiarkan Myungeun menangis sepuasnya. Sambil sesekali mengelus puncak kepalanya. Aku mendudukkan Myungeun diatas kasur setelah dirinya mulai tenang. Tatapan gadis itu masih sama. Kosong.

"Kau bermimpi buruk?" Tanyaku dengan lembut sambil berjongkok dihadapannya.

Myungeun mengangguk pelan. "Pria itu... dia datang." Lirihnya.

"Dia akan membunuhku... atau ... mungkin.. membunuhmu." Lanjut Myungeun.

Aku mengernyitkan dahi, tidak paham dengan kata-katanya. Pria itu? Membunuh? Apasih? Aku ingin bertanya lebih lanjut, tapi aku mengurungkan niatku.

"Tidurlah." Kataku sebelum berdiri.

Aku belum sempat membalikkan badan untuk kembali ke ruang kerjaku, Myungeun menarik ujung kaos yang kukenakan. Dia menundukkan kepalanya.

"Ja-jangan pergi. A-aku takut." Gumamnya pelan yang masih bisa kudengar.

"Aku akan menemanimu, cepat tidur ya." Aku mencoba berkata dengan nada selembut mungkin.

[✔] MOON RISE - JEON WONWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang