MYUNGEUN POV
Pesta peringatan anniversary pernikahan yang diadakan orang tuaku begitu meriah. Berada di ballroom hotel yang cukup besar. Dan lebih menyenangkan jika aku bisa menikmatinya.
Tapi sayangnya aku tidak ada diantara mereka dan aku tidak menikmatinya. Tentu aku menjauhkan diri, aku takut berada dikerumunan orang-orang dewasa itu.Aku merasa tidak nyaman.
Selesai aku memberi hadiah pada orang tua-ku, aku langsung pergi ke lantai 2 tanpa mempedulikan pak Wonwoo ada dimana. Sungguh aku tidak tau harus apa saat bertemu orang itu, aku masih kesal saat beliau menyuruhku pergi bersama Jungkook yang berakhir seperti ...
Itu...
Tidak. Aku menampar pipi Jungkook kemarin, tepat sebelum bibir itu menyentuh apapun. Entah aku dapat kekuatan dari mana, tapi dia pantas mendapatkannya.
Aku langsung pergi setelah itu. Bersembunyi di rumah Jisoo sampai Mama menanyakan keberadaanku karena Jungkook sudah dirumah. Jadi aku terpaksa pulang.
Dan aku masih ingat bagaimana Jisoo mengumpati Jungkook saat aku menceritakan kejadian dimobil. Mengingatnya membuatku tertawa kecil.
"Kau tidak gila kan?" Tanya Seungkwan yang tiba disampingku.
Aku tersenyum lalu memeluk pria itu. Heii.. aku merasa menjadi anak kecil setiap bersama Seungkwan. Aku merasa tenang dan damai.
Oohh.. Jiyeon eonni, maaf jika aku berpikir untuk merebut Seungkwan darimu."Aku merindukanmu." kataku.
Aku mendengar Seungkwan terkikik geli.
"Hei, kita baru tidak bertemu beberapa minggu.""Dan bisakah kau melepaskan pelukannya? Aku tidak mau mati sekarang juga."
Aku mendengus, lalu menengok ke belakang tanpa melepas pelukanku pada pinggang Seungkwan. Aku bisa melihat pak Wonwoo memegang gelas sambil menatap tajam pada kami.
Bukannya melepas pelukanku, aku malah menyandarkan kepalaku di dada Seungkwan. Menghirup wangi tubuhnya yang hampir kulupakan.
"Ada masalah?" Tanya Seungkwan sambil mengusap kepalaku.
"Dia.. menyuruhku pergi dengan Jungkook." Lirihku.
"Lalu apa masalahnya? Pak Wonwoo tidak tau kau mantannya bukan?"
"Jungkook hampir menciumku. Tapi aku menamparnya. Kau tau, aku sangat takut, Boo."
Aku terdengar seperti anak kecil yang sedang mengadu pada orang tuanya.
Tapi aku suka seperti ini, saat aku bermanja-manja dengan Seungkwan.Seungkwan melepaskan pelukan kami, "ponselmu bunyi."
Aku menatap Seungkwan lalu beralih menatap ponselku diatas meja sebelahku.
Aku menjauh dari Seungkwan, menuju balkon yang terbuka. Lalu mengangkat telepon dari nomor yang tidak kukenal.
"Ha-"
"Bersenang-senang dengan pestanya, tuan putri?"
Aku tidak tau kenapa, tubuhku seperti terkunci.
Tuan putri?
Seperti deja vu.
"Selamat tidur, tuan putri."
.
.
"Tuan putri-nya ayah tambah tinggi ya,"
.
.
.
.
"Tuan putri-nya ayah harus kuat ya?"
.
.Aku mendengar jelas suara-suara itu.
Ayah?"Kau ingat aku, tuan putri?"
Ayah?
"Semoga aku tidak merusak hari bahagia orang tuamu."
Pip.
Nafasku memburu. Tubuhku gemetar. Ingatan-ingatan masa lalu memenuhi kepalaku.
Tunggu.
Aku berjalan ke tempat dimana aku bisa melihat semua orang yang berpesta dilantai bawah.
Siapapun yang meneleponku, dia pasti ada disini.Aku memperhatikan setiap orang yang menurutku mencurigakan.
Dan..
Aku rasa...
Aku menemukannya..
Pria yang sedang mengobrol dengan Dad. Dia memakai setelan kemeja warna hitam, dua kancing paling atas dibuka, menampilkan tato menakutkan didadanya.
Tanpa sadar, pria itu melihatku. Membuat Ketakutanku menjadi-jadi.
Aku harus pergi dari tempat itu.Harus !!
Aku berjalan cepat melewati beberapa kamar hotel. Dan begitu menemukan kamarku, aku langsung masuk ke kamar hotel yang sudah orang tuaku pesan untukku. Mengunci pintunya, hanya berjaga-jaga jika pria itu menemukanku.
"Tidak!" Bantahku pada semua ingatan dikepalaku.
"Tidak! Aku tidak ingin melihatnya!"
"Kumohon! Menjauh!"
📭📮📮
Haii...
Aku janji update hari ini kan?Tapi maaf, kali ini pendek banget.
Juga aku minta maaf kalau setiap chapternya nggak nyambung.
Aku baca-baca lagi dari chapter awal, dan sepertinya aneh.Aku butuh komen dari pembaca supaya bisa memperbaiki tulisanku.
Jujur aja aku ini masih penulis abal-abal.Aku usahakan update secepatnya, karena aku juga pingin cerita ini cepet selesai.
😊😊
![](https://img.wattpad.com/cover/127290122-288-k456817.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] MOON RISE - JEON WONWOO
Short StoryPertama - Aku belajar agar tidak menangis saat tidak disisimu. Kedua - Untuk tidak pernah berjalan seorang diri Ketiga - Meski itu sangat sakit, aku mencoba untuk tidak memanggil namamu, ataupun mencoba mencari dekapan hangat tanganmu.