(^.^)/~~~
Myungeun POV
Aku mengerjapkan mataku perlahan. Sinar matahari yang masuk melalui jendela besar disampingku sangat menyilaukan.
Dengan berat hati aku mengangkat kepalaku, dan mendapati Boo Seungkwan dengan tatapan mengejek.
Boo Seungkwan. Aku dan dia berteman sejak kecil sekaligus merangkap jadi tetanggaku. Dia lebih tua dariku 1 tahun. Aku menganggapnya sebagai Kakakku walau kenyataannya aku tak pernah sekalipun memanggilnya oppa, kak, mas, apalagi bang.
"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku sambil merapikan rambutku.
Bukannya menjawabku, Seungkwan malah menahan tawanya. Ada yang salah dengan penampilanku?
"Tampangmu- oh astaga." Seungkwan kembali menahan tawanya karena kami diperpustakaan.
Seungkwan menghela nafas, "Lebih baik kamu segera merapikan penampilanmu, lalu pergi ke kelas. Bukankah sekarang mata kuliah Pak Wonwoo?"
"Ya! Kenapa tidak membangunkanku?" Teriakku yang mengundang tatapan 'Kau ingin mati?' Dari semua orang diperpustakaan.
Aku segera merapikan barang-barangku dan pergi dari sana.
Sial !
Aku terlambat masuk kelas. Sudah aku pastikan dosen triplek itu akan mencoretku dari daftar mahasiswanya.Huh..
"Maaf saya terlambat." Kataku dengan menundukkan kepala.Oh, tentu saja aku sudah merapikan penampilanku. Aku tidak ingin menjadi bahan bully-an lagi.
Pak Wonwoo menatapku datar.
"Pergi!" Usirnya."Ne?"
"Nggak dengar saya ngomong apa?" Tanya pak Wonwoo dingin.
Aku lebih memilih membungkukkan badan lalu pergi dari kelas sekarang.
Pak Wonwoo itu sangat menakutkan kalau marah.Dia itu absolute. Ya, tak terbantahkan. Sekali ngomong A ya A.
Orangnya perfect. Sampai disegani sama semua dosen. Bahkan mahasiswa dari yang udah tua sampek degem-degem juga segan sampai cinta setengah hidup -eh mati maksudnya.Apa sih yang bikin cinta?
Gantengnya? Kekayaannya?
Orang dosen tubuhnya lurus, kurus, kayak triplek gitu.
Ekspresi nya datar terus, gak pernah aku ketemu orang itu lagi senyum. Dinginnya minta ampun, omongannya juga pedes banget.Untung ganteng.
Orang ganteng mah bebas.
.
Aku melihat Seungkwan dan kedua temannya, Dokyeom dan Hansol, duduk disalah satu meja kantin sambil mengerjakan sesuatu.Aku menuju ke arah mereka dan lansung duduk disamping Seungkwan dengan wajah cemberut.
Dan kedua teman Seungkwan itu sudah biasa jika aku terus menempel pada Seungkwan.
"Kenapa kau cemberut begitu?" Tanya Seungkwan sambil mencubit pipiku.
Aku mendengus pelan, "Dosen triplek itu mengusirku."
"Pak Wonwoo? Dospem-mu?" Tanya Dokyeom.
Aarrgghhh !!!
Aku baru ingat jika pak Wonwoo adalah dospemku. Jika skripsi-ku tidak di ACC bisa mati aku."Lalu aku harus bagaimana? Dia pasti sudah menyoret namaku dari daftar mahasiswa nya." Rengekku.
"Kalau begitu kau harus minta maaf padanya." Kata Hansol yang membuatku semakin cemberut.
"Ide Hansol tidak buruk. Kau harus melakukannya." Ucap Seungkwan dengan santai.
"Tapi... aku takut. Kau tau kan, Boo?" Lirihku.
Aku mendengar Seungkwan mendengus, "Aku akan menemanimu. Tapi aku menunggu diluar."
"Ya!!" Teriakku yang membuat semua pandangan orang di kantin menatap kami.
ヾ(。>﹏<。)ノ゙✧*。
Yuhuu~
Sejujurnya aku semakin gak yakin sama cerita ini.Aku ngerasa ceritanya membosankan.
Jadi.. enaknya Dilanjutin atau di unpublish?
Tolong Voment nya ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] MOON RISE - JEON WONWOO
Historia CortaPertama - Aku belajar agar tidak menangis saat tidak disisimu. Kedua - Untuk tidak pernah berjalan seorang diri Ketiga - Meski itu sangat sakit, aku mencoba untuk tidak memanggil namamu, ataupun mencoba mencari dekapan hangat tanganmu.