Prolog

4.4K 386 19
                                    

Dimulai dari asap-asap nikotin yang mencekik tenggorokan, debum musik latar yang menghentak lantai dansa juga kilauan juta warna dari lampu yang terpasang apik diatasnya hingga bau sex yang jelas masuk kedalam indra penciuman. Ia sudah biasa, atau lebih jelasnya terpaksa harus membiasakan diri dengan keadaan hingar bingar malam seperti ini.

"Ini hari pertamamu bekerja kan?" Sosok laki-laki setengah abad dengan kemeja merah marunnya yang mencolok itu menjeda kalimatnya sejenak, melirik sekilas pada pemuda berusia 19 tahun didepannya yang hanya bisa mengangguk, sebelum mengalihkan atensinya pada sebotol wine di meja yang menjadi pembatas mereka, "... aku benci kesalahan, dan kau jangan macam-macam denganku."

Lagi-lagi bocah tak berdaya didepannya hanya mengangguk, tak membantah apalagi mengeluarkan segala jenis reaksi lain. Ia tahu apa maksud kata-kata itu. Sebuah ancaman yang sudah kesekian kalinya ia dengar semenjak menginjakkan kakinya ditempat terkutuk ini beberapa tahun yang lalu.

Membantah? Ah, Ia pernah sekali dan selanjutnya tali dan cambuk yang ia terima.

Ceklek

"Tuan Kwon, tamu yang anda maksud sudah datang."

"Benarkah? Berikan ruang kelas utama padanya, dan Joon... bawa bocah ini bersamamu... dia yang akan melayaninya malam ini."

"Baik Tuan."

.
- Lumière -
Main Pair : ChangKyu ft. YunJae as Parent

Warn. Boys Love - Rated T++

If you Don't like ChangKyu or YunJae or Boys Love or even My Story, just make your Own story ... If you can't do it, just shut up your mouth and GO AWAY!!!!!

DON'T LIKE DON'T READ
I TOLD YOU
.
.

Musim panas tidak pernah semenyejukkan ini untuk Kyuhyun. Laki-laki manis itu tampak mengenakan sebuah hoodie putih dan celana jeans pada tubuhnya juga sebuah syal dengan warna senada yang melilit rapi pada lehernya, pakaian yang cukup tertutup untuk musim panas. Kedua matanya menatap bosan jari-jari kakinya yang beralaskan sebuah sandal sederhana, lalu beralih lagi menatap sekitarnya dengan pandangan bosan. Bau obat-obatan rumah sakit yang tidak disukanya semakin mengumbar di setiap detiknya saat pintu ruangan dokter didepannya terbuka.

Bunyi pengeras suara diujung koridor cukup membuatnya tersentak. Memanggil satu persatu manusia disana yang pastinya memiliki tujuan yang sama walau dengan keluhan berbeda. Seratus Delapan Puluh Tiga, itu adalah nomor antrian pasiennya, itu berarti ia harus kedalam sana sekarang.

Bugh

"Ah, Maafkan aku."

"Tidak apa."

"Hei, aku tahu kau. Kita bertemu lagi."

Tidak ada yang namanya kebetulan, itulah yang ia percayai. Yang ia tahu, Tuhan sudah mengatur semuanya bahkan hingga kebagian terkecil.

Lalu, bagaimana dengan ini?

.
.

Laki-laki itu, dengan rambut hitamnya yang melambai tertiup angin juga kemeja biru yang lengannya digulung hingga siku serta dua bubble tea ditangannya cukup menarik atensi setiap pasang mata. Senyum manis yang dilihatnya sejak pertemuan pertama mereka sekitar dua minggu yang lalu masih diingatnya hingga kini. Orang ini... tidakkah terlalu baik untuk berdekatan dengan dirinya?

"Kuharap ini bisa membuatmu lebih baik."

Pemilik wajah manis disana termangu, lebih baik dalam artian apa? Kalau bisa membuat hidupnya terbebas dari dunia kelamnya–

Itu pasti akan lebih baik, pikirnya.

"Ambilah... untukmu." Tangan rapuhnya terulur menerima segelas bubble tea yang diberikan laki-laki yang bahkan Ia lupa namanya, atau kalau boleh dikatakan... Kyuhyun sengaja melupakannya.

"Terima kasih." Hanya gumaman pelan yang terucap dibalik syal yang kini menutupi hampir sebagian wajahnya. Enggan membalas tatapan laki-laki didepannya yang terasa mengintimidasi.

Mereka berada dikantin rumah sakit sekarang. Laki-laki itu yang menarik Kyuhyun kesini dengan sikap otoriternya yang entah bagaimana tidak bisa ditolak setelah Kyuhyun keluar dari ruang dokter. Apa memang dirinya terlahir untuk mematuhi perintah orang lain? Kenapa sulit sekali untuk berkata tidak pada sosok ini atau paling tidak seharusnya ia bisa mengabaikannya.

Hening, Kyuhyun tidak tahu apa yang harus dikatakan dan laki-laki ini tidak kunjung membuka suaranya. Mereka hanya orang asing yang saling mengenal dalam sebuah peraduan surgawi dunia. Entah motif apa yang diinginkannya. Atau memang benar bahwa tidak semua manusia itu jahat. Tapi laki-laki ini...

"Apa kau free malam ini?"

Tidak terkejut, tapi cukup membuat Kyuhyun tersentak. Semuanya semakin jelas dalam kepalanya apa yang akan terjadi.

"Aku tidak tahu." Dan hanya itu yang bisa diberikan Kyuhyun sebagai jawaban. Yang Ia tahu, malam nanti... pasti akan banyak pekerjaan untuknya meskipun ia sudah memohon hari libur setelah kejadian semalam. Kyuhyun tidak tahu, semuanya tergantung sosok itu, bossnya, pengendalinya, tuannya, entah kau mau menyebut paruh baya penggila duit itu sebagai apa. Lagipula, seharusnya laki-laki itu tahu bagaimana keadaan Kyuhyun sekarang ini setelah malam itu.

Laki-laki itu berdiri, meletakkan beberapa lembar won dimeja sembari memanggil seorang pelayan. Kyuhyun memperhatikannya dalam diam.

"Jung Changmin, itu namaku... kuharap kau tidak melupakannya kali ini."

Bang!

Kyuhyun ketahuan.

"Aku pergi."

.
.
.
.
.

T.B.C

With Love, NJ

Lumière [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang