Chapter 1

3.3K 341 23
                                    

Terlalu sunyi untuk sebuah rumah mewah bak istana megah bergaya khas Eropa, tapi itu tidak mengherankan. Sang kepala keluarga pasti sedang berada dikantor, mengerjakan segala berkas-berkas menyebalkan yang selalu menumpuk dimejanya. Changmin juga merasakan keadaan itu. Dan para pelayan yang entah dimana mereka sekarang ini, ia tidak memperdulikannya.

Kakinya melanjutkan melangkah semakin masuk kedalam rumah. Matanya terpejam sejenak, tarikan dan hembusan nafas yang menguap memaksanya mengingat semua memori pelik di dalam rumah ini. Satu langkah darinya cukup membuat seribu memori terkuak bagai lembar buku bergambar yang dibuka, tampak sangat jelas.

"Changmin?"

Ah, dan ini yang terburuk. Jangan sekarang, Ia terus merapal kalimat itu dalam hatinya. Ada kemelut rasa yang mengganjal di dalam hati, sebuah kebencian mendalam yang tak berujung. Lagi, hembusan nafas penambah nyali meski nyatanya ia bukanlah seorang penakut.

"Kau pulang Changmin?"

"Tentu saja, ini rumahku."

Changmin membencinya. Laki-laki itu. Yang menjatuhkan keluarganya bahkan hingga ke dasar paling dalam, menghancurkan keluarganya hingga butir terkecil. Dan lihat bagaimana dia tersenyum diatas semua penderitaannya.

"Ah, ya. K-kau sudah makan siang? Aku bisa-"

Tidak ada balasan. Tentu saja. Changmin melewati tubuh itu begitu saja seolah ia hanya makhluk tak kasat mata yang memang harus diacuhkan. Bukan salah sang bocah. Karena laki-laki itu tahu bahwa semua masalah berawal atas dirinya, atau memang dia sendirilah masalah itu.

.

- Lumière -

Main Pair : ChangKyu ft. YunJae as parent

Warn. Boys Love - Rated T++

If you Don't like ChangKyu or YunJae or Boys Love or even My Story, just make your Own story ... If you can't do it, just shut up your mouth and GO AWAY!!!!!

DON'T LIKE DON'T READ

I TOLD YOU

.

.

Malam ini, rutinitasnya tampak sama, semuanya tampak terulang kembali seperti yang lalu. Sebuah perintah-perintah yang harus dikerjakannya, tanpa penolakan juga bantahan. Kyuhyun tidak bisa lari dari sosok itu, Tuannya, yang seenak hati memaksakan kamauan dan tuntutan.

Ruangan besar itu masihlah kosong, dengan penerangan remang seadanya, secuil detik dan menit yang bisa ia manfaatkan untuk mempersiapkan dirinya, atau sesuatu yang berada didalam dirinya.

Rasa takut... Siapapun pasti memiliknya, meski bagi Kyuhyun ini sudah hari kesekian ia bekerja.

Tirai malam yang terseret angin menjadi atensinya, sepoi dingin yang menyejukan menerpa wajahnya dalam diam. Tamunya mungkin terlambat, tapi bisa juga tidak akan datang. Tidak! Itu tidak boleh terjadi... atau taruhannya cambuk dan tali akan kembali menyentuh kulit porselen miliknya.

Menunggu dalam waktu yang berputar lambat, dengan setiap detiknya yang terasa ditahan oleh beban. Ia memilih duduk santai beralas ranjang bersama sebotol wine mahal yang kini sudah habis sepertiganya. Kyuhyun bosan. Manik caramel itu tampak sayu, mengerjap pelan untuk beberapa kali sebelum akhirnya benar-benar terpejam sepenuhnya. Membiarkan mimpi indah mengambil alih, tempat dimana ia bisa merasakan sebuah tempat yang lebih baik.

Lumière [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang