Chapter 12

1.5K 217 26
                                    

- Lumière -
If you Don't like ChangKyu or YunJae or Boys Love or even My Story,
just make your Own story
If you can't do it, just shut up your mouth
.
.

"Tulang rusuk sebelah kirinya retak dan sudah kami tangani. Lalu tangan kanannya tidak boleh banyak digerakkan dulu sampai minggu depan, sampai kami tahu apa tulang bahunya sudah lebih baik maka pengobatan selanjutnya baru bisa dilakukan. Sisanya hanya lebam-lebam ditubuh yang sudah kami beri penahan rasa sakit. Changmin-ssi akan baik-baik saja."

Tubuh Yunho melemas, kepalannya memukul dinding dengan keras, mencoba membuang semua depresi. Changmin masih didalam meski dokter sudah keluar, berdiri didepannya yang benar-benar sedang khawatir setengah mati. Satu ungkapan syukur ia panjatkan meski keadaan Changmin sekarang juga bukanlah hal patut di syukuri. Yunho hanya merasa lega anaknya tidak terluka lebih parah.

Enam jam yang lalu saat mendapatkan kabar mengenai kecelakaan Changmin, Yunho langsung bergegas ke bandara. Menaiki penerbangan apapun yang ada dengan Jaejoong yang diam menemani, terlalu mengerti bahwa Yunho-nya sedang dalam keadaan tidak baik. Pemikiran juga hatinya yang berkata untuk mengalah kali ini, karena Changmin juga sama penting.

Tapi saat mengetahui bahwa Kyuhyun juga terluka, ia menangis tanpa sebab. Entah karena alasan apa sesuatu menekan hatinya hingga terasa nyeri. Jantungnya terasa sakit, sakit yang berbeda seperti yang biasa di rasakan.

"Untuk pasien yang satu lagi, kami sudah melakukan semuanya sebisa kami untuk pertolongan pertama. Hanya perlu menunggu kiriman darah dari Bank darah yang mungkin akan sampai besok pagi. Saat itu operasinya baru akan dilakukan."

Yunho menegakkan punggung, menatap nyalang pada dokter yang baru saja kembali berucap. Tangannya kembali terkepal erat karena kesal. Ini salah satu rumah sakit terbesar di Seoul dan mereka tidak punya persediaan darah yang cukup, benar-benar sebuah lelucon.

Dokter itu menghela nafasnya, membalas orbs dua pria didepannya penuh sesal, pandangan menusuk Yunho sudah cukup menjelaskan kekesalan pria itu. "Golongan AB negatif bukan sembarang darah yang semudah itu didapatkan. Terlalu langka, bahkan satu kantungnya bisa sangat mahal." jelasnya.

"AB negatif? Aku AB negatif!" ujar Jaejoong cepat.

"Tidak! Mereka akan mendapatkan darah itu untuk Kyuhyun malam ini." Yunho tidak kalah cepat menyela, menolak dengan keras ide Jaejoong. "Percepat pengirimannya, kubayar tiga kali lipat!" ucapnya tegas pada sang dokter.

Jaejoong menatap tidak percaya pada Yunho. Memang suaminya ini mengkhawatirkan dirinya, tapi bukan seperti ini. Ada nyawa yang harus mereka pentingkan lebih dulu, nyawa Kyuhyun. "Apa kau bisa menjamin Kyuhyun akan baik-baik saja sampai darah itu datang?" lirih Jaejoong, ia menarik Yunho hanya untuk membiarkan pria itu menatap matanya yang kembali berair. "Lihat Changmin! Dia memang baik-baik saja sekarang, tapi bisa kau bayangkan kalau ia tahu apa yang terjadi pada Kyuhyun? Apa menurutmu ia akan baik-baik saja setelahnya?!"

"Aku tahu, Jae. Karna itu aku akan membayar berapapun. Tapi aku tidak akan pernah membiarkanmu menyakiti diri sendiri."

"Aku akan baik-baik saja, Yunho. Aku tidak selemah itu. Jika sesuatu terjadi pada Kyuhyun, anak itu akan semakin membencimu."

Yunho frustasi. Rambutnya teracak dengan kesal. Pemikirannya buntu. Disatu sisi ia tidak ingin Jaejoong yang berkorban, tapi disatu sisi lain ia juga tidak ingin terjadi sesuatu pada Kyuhyun yang pasti akan sangat berpengaruh pada Changmin.

"Aku bisa menjamin Jaejoong-ssi akan baik-baik saja, Tuan Jung. Kami hanya butuh tiga kantung darah." jelas sang Dokter. Yunho menghela nafasnya, memandang Jaejoong yang memasang tatapan memohon. Yunho tidak tahu, ia hanya tidak suka situasi ini.

Lumière [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang