Chapter 10

1.8K 232 23
                                    

– Lumière –
If you Don’t like ChangKyu or YunJae or Boys Love or even My Story,
just make your Own story
If you can’t do it, just shut up your mouth

.
.

Sepertiga malam sudah berlalu, akan tetapi Changmin masih belum bisa memejamkan matanya sedangkan Kyuhyun disebelahnya sudah tertidur pulas dengan nafas yang teratur. Kadang-kadang bibir pria manis itu akan menggumam lalu tubuhnya bergerak merapat pada Changmin, nyaman pada mimpi indahnya yang mengambil alih. Membuatnya iri saja.

Semuanya karna perbincangan dengan sang Ayah siang tadi, tentang bisnis yang diajukan. Sedikit menguntungkan, tapi tidak merugikan. Karena dibanding kata bisnis seharusnya setiap kata yang dikeluarkan ayahnya itu disebut perjanjian damai. Seperti yang sedang Changmin pikirkan sekarang, hal itu tidak buruk namun tetap saja harus dengan baik-baik ia pikirkan.

"Ayah tidak akan mengganggu apapun yang berkaitan dengan hal pribadimu, termasuk Kyuhyun. Pria milikmu itu bisa menganggap ini rumahnya sendiri, tentu dengan syarat. Kau juga harus tahu batasannya ketika kau berbicara dengan Jaejoong, dia istriku dan juga bagian dari keluarga ini entah kau suka atau tidak. Kau terima? Atau kau bisa menolaknya dan ayah bisa pakai cara lain yang sudah pasti kau tidak akan suka?"

Itu adalah deklarasi terpanjang dari Jung Yunho sejauh yang Changmin ingat. Ayahnya jarang berbicara sepanjang itu, biasanya hanya akan ada sedikit kata-kata dengan nada yang naik satu atau dua oktaf.

Pertanyaannya kini, haruskah ia menerima perjanjian itu?

.
.

Melalui kaca hotel Jaejoong merasa bisa melihat keseluruhan China dengan matanya yang membulat serius, meski begitu tetap terkesan cantik bagi Yunho yang duduk disebelahnya dengan santai. Lantai 36 adalah lantai tertinggi, entah bagaimana Yunho bisa memilih kamar pada ketinggian seperti ini.

"Kemana kita akan pergi hari ini?" tanya Jaejoong, tatapannya masih mengarah pada perkotaan China yang tampak sibuk dipagi hari. Berharap ia bisa menemukan sedikit ingatannya hanya dengan melihat tempat-tempat yang terasa tidak begitu asing.

Yunho berdiri dari sofa yang ia duduki, mengambil langkah pada istrinya dan memeluk pria cantik itu dari belakang. "Ada satu tempat, mereka menyebutnya 'dunia bawah'," ujarnya. Ia membalik tubuh Jaejoong dan mengambil satu kecupan lembut pada dahi. "Segala jenis obat-obatan akan dikirim dari sana ke Jepang dan Korea. Aku akan bertemu pemiliknya, ia juga tahu tempat prostitusi mana saja yang memiliki akses penyelundupan manusia ke Korea." tambahnya kemudian yang di angguki Jaejoong.

"Jadi jam berapa kita berangkat?"

"Sayangnya..." Yunho menjeda, menarik dagu pria kesayangannya dan menatap lekat mata bulat yang melihatnya dengan tatapan tidak mengerti. "...sayangnya tidak akan ada 'kita' kali ini. Hanya aku yang akan pergi." sambung Yunho. Jaejoong sudah akan memprotes tapi kecupan cepat dari Yunho pada bibirnya membuat pria itu kembali menelan kalimat dengan terpaksa. "Tempat ini terlalu berbahaya untukmu, Jae." ujarnya final.

"Lalu apa tugasku? Aku bosan tidak melakukan apapun."

Yunho menghela nafasnya. Ia ragu untuk membawa Jaejoong. Orang-orang yang akan ia temui adalah para mafia dengan otak licik, permainan mereka kotor dan tidak bisa dipercaya. Sangat berbahaya jika ia membawa Jaejoong ikut serta.

"Yun–"

"Kau juga bisa pergi," selang Yunho memotong kalimat Jaejoong. Ia mengusap lembut pipi Jaejoong yang tampak sedikit berisi beberapa minggu ini. "Kau bisa pergi berkeliling China, bukankah kau juga ingin membuka ingatanmu?"

Itu benar. Jaejoong mengiyakan seratus persen ucapan Yunho. Meski begitu tetap saja tempat yang Yunho katakan lebih menarik untuknya daripada berkeliling negara ini tanpa tujuan. Apalagi hanya dengan bodyguard dan tanpa Yunho disisinya, itu akan sangat membosankan.

Lumière [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang