Chapter 9

1.8K 234 13
                                    

– Lumière –
If you Don’t like ChangKyu or YunJae or Boys Love or even My Story,
just make your Own story
If you can’t do it, just shut up your mouth

.
.

Kyuhyun tidak berani membahas apapun dengan Changmin, bahkan hanya untuk memulai percakapan kecil. Ia menunggu Changmin memulainya lebih dulu, tapi pria itu memilih menyibukkan diri dengan laptop pada meja kerjanya di sudut ruangan. Meninggalkan Kyuhyun yang hanya mampu menghela nafas dengan joystick yang menggantung asal ditangan.

Tidak yakin juga, tapi Kyuhyun rasa Changmin sudah tidak marah padanya. Mereka mandi dan sarapan bersama pagi ini meski dengan keheningan yang membuat Kyuhyun jengah –mungkin Changmin juga merasakannya, pria itu benci kecanggungan.

Otaknya berpikir cepat namun tetap saja pikirannya buntu, sama sekali tidak ada jalan untuk menghentikan kecanggungan ini. Beberapa pertanyaan bermain dalam kepalanya seperti untaian benang kaset hitam yang diputar perlahan. Seperti, kenapa Changmin tidak ke kantor? Kenapa pria itu tidak mengatakan apapun padanya sejak pagi? Apa Changmin baik-baik saja? Apa perasaannya sudah lebih baik?

Kyuhyun tidak akan lupa, Changmin menangis di ceruk lehernya sampai sejam lebih. Membuat kepalanya mendadak kebas karena dipaksa mendongak dengan lama.

Haruskah aku bertanya? Ah tidak.

Mungkinkah suasana hatinya masih buruk? Mungkin.

Bisa saja Changmin marah padanya, ya kan? Ya, bisa saja.

Tapi ini terlalu hening! Itu benar!

Lagi, Kyuhyun menghela nafasnya. Mengambil asal dua cookies cokelat pada toples disebelahnya dan melahapnya sekaligus. Kue lezat ini lumayan membantu Kyuhyun meringankan beban pikiran. Membuatnya sejenak menghentikan perang batinnya perihal pertanyaan yang rasanya ingin sekali ia lontarkan.

.

Changmin sendiri tidak banyak menatap Kyuhyun, tapi ekor matanya selalu berhasil menangkap potret Kyuhyun yang memasang sejuta ekspresi didalam retina. Entah apa yang dipikirkan pria manisnya, kadang Kyuhyun akan mengangguk lalu menggeleng, mengunyah cookies coklat dengan lucu, setelahnya mengangguk dan menggeleng lagi. Demi apapun, Changmin ingin tertawa.

Ia menghela nafasnya dalam diam, masih tidak tahu juga apa yang harus dikatakannya pada Kyuhyun. Ia yang semalam seperti bukan dirinya yang biasa, Kyuhyun seperti perlahan menyusup kedalam hatinya dan memporak-porandakan dinding tebal yang sudah ia bangun beberapa tahun ini.

Rasanya tidak buruk walaupun ia tidak terbiasa, membuat Changmin merasakan getaran halus yang membuatnya tenang. Menjadikannya Changmin sebagai Changmin, benar-benar Changmin. Hah, mungkin tidak akan ada yang mengerti maksudnya jika ia meneriakan kata itu. Kyuhyun sudah membuatnya kembali, meninggalkan labirin gelap yang selalu menghantui.

Kalau boleh dikatakan, sepertinya Changmin sudah jatuh hati.

Pada pria yang masih asik memasukan dua cookies coklat kemulutnya untuk kesekian kali.

.
.

Ruangan besar disana tampak sedikit berantakan. Jaejoong disibukkan dengan beberapa pakaian yang dimasukkannya secara paksa kedalam koper berukuran sedang. Ia dan Yunho akan berangkat ke China sore ini, perjalanan dipercepat dan Jaejoong tidak keberatan. Lebih cepat lebih baik.

Sejenak kemudian ponselnya bergetar dan Jaejoong bergegas mengangkatnya dengan satu senyum yang mengembang. "Aku baru saja selesai dengan pakaian kita." lapornya pada seseorang disebrang sana.

Yunho yang menelpon, membuat Jaejoong beberapa kali mengangguk dan mengiyakan.

"Baiklah, aku tutup. Cepat sampai, Yunnie."

Lumière [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang