Chapter 21 [END]

3.1K 255 96
                                    

– Lumière –
.
If you Don’t like ChangKyu or YunJae or Boys Love or even My Story, just make your Own story
If you can’t do it, just shut up your mouth
.
.

Setelah perginya Changmin dari rumah, Yunho memilih menyibukkan diri didalam ruangan pribadinya. Memberi sedikit ruang dan waktu untuk Jaejoong yang pasti kembali merajuk. Tunggu saja sampai perasaannya lebih baik, pikir Yunho, baru setelahnya mereka bisa kembali bicara.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, masih ada dua jam sebelum makan malam. Sebelum ia kembali melihat mata sembab dan hidung memerah sang Istri.

Tak lama, suara ketukan masuk kedalam indra Yunho. Itu Nam Soo. Seseorang yang merupakan pengawal Jaejoong dan salah satu tangan kanan yang ia percaya.

"Jadi bagaimana?" Nam Soo, dengan bergegas ia menyerahkan sebuah map. Membuat Yunho tidak lagi terfokus pada lembar-lembar pekerjaan kantornya diatas meja. Matanya penuh menelisik setiap huruf yang ia baca, berpusat pada inti-inti bacaan yang mulai membuat pemahaman didalam kepala. "Jang Hae Suk?"

"Ya, Tuan Jung. Beberapa kali Victoria terlihat datang padanya."

"Lalu apa lagi yang kau dapatkan?"

"Perihal Victoria, wanita itu benar sudah mati. Tempat itu tidak jauh dari sungai Han, saya kesana dan sudah memastikannya sendiri, begitu juga berdasarkan DNA yang diterangkan oleh salah satu orang kita di kepolisian." Yunho menghela, akhirnya wanita itu benar sudah mati. "Saya juga mendapatkan informasi mengenai pengacara Jang yang terlibat beberapa kasus penipuan, termasuk pemalsuan berkas, pencurian dan korupsi. Saya sudah menyelidikinya, hanya tinggal menunggu perintah anda untuk langkah selanjutnya, Tuan Jung."

Bukan perihal sulit sebenarnya, hanya saja membuat polisi ikut campur pasti akan sangat lama dan rumit. Petugas seperti mereka hanya akan banyak mengobrol hal tidak penting dan meminta banyak keterangan. Belum lagi itu bisa menyebabkan media datang. Nama BE Group tidak boleh begitu saja terekam media memiliki masalah –meski nyatanya itu bukan masalah perusahaan. Tapi apapun yang berkaitan dengan keluarga Jung, pasti media akan datang berbondong-bondong.

"Lakukan saja seperti biasa. Dapatkan berkas atas nama Jaejoong dan Guixian. Setelahnya–" pandangan Yunho beralih pada sang tangan kanan dengan tajam. "Setelahnya kau tahu harus apa,'kan?"

Nam Soo membungkuk, "Saya paham, Tuan. Kalau begitu saya permisi."

.
.

Kyuhyun menjatuhkan kedua kaki pada aspal kasar dibawahnya. Menyerapah otaknya yang lagi-lagi terbius kesekian kali pada pemandangan yang selalu Changmin berikan. Bangunan didepannya ini, tingginya mungkin sekitar dua puluh lantai, tampak seperti sebuah hotel mewah, tapi Changmin bilang ini apartemen. Baiklah, keduanya hampir sama.

Sebelum ini, Kyuhyun ingat ia pernah memikirkannya, perihal hubungan Tuan dan peliharaan yang ia jalin bersama Changmin. Tidak jelas sebagai apa, namun keyakinan membuat ia berpikir hidupnya akan berubah. Tapi, untuk mendapatkan perubahan hidup sebegini besar, benar, Kyuhyun tidak pernah sekalipun membayangkan.

"Apartemen kita lantai 18, apa itu cukup tinggi untukmu melihat gedung?" Changmin ingat apa kesukaan kekasihnya, mengagumi gedung-gedung tinggi pencakar langit dari balik kaca. Itulah alasan mengapa ia membeli sebuah apartemen di tengah kota tidak jauh dari kantor.

Sebuah lengan melingkar di pinggangnya, Kyuhyun terkejut. Ah, Changmin tahu, pertanyaannya barusan hanyalah angin lalu. Kyuhyun sama sekali tidak mendengarkan. Sejenak ia tertawa pelan.

"Apa?"

"Tidak ada. Ayo masuk."

.

Pintu apartemen terbuka dan Kyuhyun masih dalam mode kagum. Berucap woa tanpa suara sepanjang langkahnya yang ia ambil semakin masuk. Changmin sendiri memilih berdiri tidak menyahuti apapun, membiarkan retinanya bekerja mengekor pada apa saja yang dilihatnya –namun tentu saja Kyuhyun adalah sang atensi utama yang bisa membuatnya terfokus.

Lumière [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang