Chapter 17

852 158 47
                                    

– Lumière –
If you Don't like ChangKyu or YunJae or Boys Love or even My Story,
just make your Own story
If you can't do it, just shut up your mouth
.
..

"Kau yakin?"

Anggukan Kyuhyun disela gumamannya menjawab pertanyaan Changmin yang baru saja terlontar. Tubuh diatas kursi roda yang tengah mencoba menapak pada lantai berdiri dengan kedua kaki hendak berjalan menaiki pembaringannya sendiri. Changmin menahan lengan Kyuhyun, menjadikan dirinya sandaran atau pegangan pria manis disana, sangat mengerti Kyuhyun-nya yang akhir-akhir ini semangat untuk mencoba berjalan.

"Aah." pekikan Kyuhyun menggema, tubuh limbungnya hampir saja terjerembab dan mencium lantai. Hampir. Tentu saja karena Changmin ada disana, masih bertugas menjadi sandaran meski kali ini tubuhnya menopang seluruh tubuh Kyuhyun, membiarkan tubuh yang lebih pendek darinya itu terjatuh dalam pelukan.

Dari balik bahunya, bahkan Kyuhyun bisa mendengar Changmin yang mendecak.

"Bukankah sudah kukatakan jangan memaksakan diri?" retorisnya lagi-lagi masuk kedalam telinga Kyuhyun, balasan darinya hanya cengiran bodoh tanda minta maaf –Changmin tahu maksudnya. Kemudian tubuh Kyuhyun terangkat pada gendongan koala oleh si jangkung. Mendudukan si pria manis pada ranjang pembaringan dan membiarkan kedua kakinya yang pendek menggantung lalu bergoyang.

"Aku sudah bisa menggerakannya, tapi kenapa masih sulit berdiri."

"Karena kau kurang makan sayur." sahutnya cepat.

"Baiklah, salad tidak buruk."

Pout Kyuhyun maju beberapa inchi, wajanya mendongak pada raut Changmin yang menahan tawa. Namun, seketika itu juga posisi menyadarkan Kyuhyun perihal Changmin yang berdiri terlalu dekat. Kedua tangan pria itu bertengger manis pada pinggiran ranjang disamping pinggang, mengungkungnya dalam sebuah bungkuk godaan. Satu kali mendongak lebih tinggi saja, ia pasti bisa mencium Changmin.

Haah... Apa yang kupikirkan, erang Kyuhyun dalam hati.

"Akan aku belikan nanti." entah sejak kapan tawa Changmin mulai mereda. Digantikan dengan wajah serius dan jilatan pada bibir. Tunggu– apa?

Ekor mata Kyuhyun melirik lagi pada Changmin, pada wajah pria tampan itu, tepat pada bibirnya yang basah hasil jilatan. Seksi, batinnya.

"Kyu."

"Y-ya?" panggilan itu reflek membuat Kyuhyun menoleh, hanya sedikit. Itu karena ia tahu Changmin semakin mengikis jarak diantara wajah mereka. Bahkan ia bisa merasakan hembusan nafas Changmin yang terasa begitu hangat menyapu pipi.

"Aku ingin menciummu, mau melakukannya?"

Kyuhyun merona, malu –atau memalukan. Changmin bisa mengambilnya tanpa meminta namun pria itu malah bertanya dengan suara berat yang terasa menggoda. Ini yang kesekian kalinya Kyuhyun merasa terspecialkan.

Tidak perlu lagi sebuah jawaban atau kata-kata, begitu wajah Changmin berubah menempelkan hidung mereka, Kyuhyun yang mengambil inisiatif lebih dulu untuk memulai. Bibirnya menyapu bibir Changmin, menghisap dan sesekali mengulum. Bergantian dengan milik Changmin yang juga melakukan hal yang sama. Jika Changmin mengulum bibir atasnya, maka Kyuhyun akan mencium bibir bawah Changmin. Begitu juga sebaliknya, terus hingga Kyuhyun merasa ciuman lembut itu berubah menjadi ciuman menuntut.

Leher Kyuhyun tertekan, tangan Changmin disana, pada tengkuknya dan membuat ia semakin mendongak. Mulutnya sudah terbuka lebar, membiarkan lidah Changmin mengeksplor leluasa pada bagian terdalam. Mengabsen deretan giginya, bergelut dengan lidahnya, bahkan menyesap saliva yang bercampur dan mulai menetes disela ciuman.

"Euhngmmhhh cpk Changhh eummhh cpk..." Kyuhyun mendesah. Ciuman Changmin terlalu dalam dan memabukkan. Itu membuat kedua matanya terpejam, sekaligus menikmati sentuhan tangan Changmin yang mulai bermain pada lehernya hingga bahu dan dada.

Lumière [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang