Changmin benar-benar membawa pulang Kyuhyun malam ini. Bulatan karet roda mobilnya baru saja berhenti didepan tangga kecil berbahan keramik. Langkah kakinya terburu, membuka pintu satunya dimana Kyuhyun sudah bersiap untuk turun. Sejenak pikirannya berkelana, melihat bagaimana pria manisnya yang menguap dan mengucek mata dengan lucu membuatnya mengingat kejadian dulu –saat hari pertama ia membawa pulang Kyuhyun dari tempat si tua Kwon. Hanya saja waktu itu Kyuhyunnya tertidur."Aku akan menggendongmu saja." Kyuhyun mengiyakan disela anggukannya, membiarkan kantuk mengambil sebagian kesadaran hingga tubuhnya terangkat oleh Changmin ala pengantin. Si penggendong tertawa pelan, malam belum larut dan kekasih manisnya sudah mengantuk berat.
Ngomong-ngomong soal berat. Rasanya Kyuhyun tampak lebih gemuk dari sebelumnya, dan ya –Changmin keberatan, bukan sebuah perasaan melainkan dalam artian sebenarnya. Pria manis ini tidak lagi tampak rapuh bak daun kering yang mudah hancur sekali remas. Dengan pipinya yang chubby memggemaskan, Kyuhyun lebih mirip anak panda yang senang bermanja.
.
.
– Lumière –If you Don’t like ChangKyu or YunJae or Boys Love or even My Story,
just make your Own story
If you can’t do it, just shut up your mouth
.
.Kakinya menendang pintu untuk menutup, lalu membenarkan posisi Kyuhyun dalam gendongan. Langkah pelan diambilnya semakin masuk kedalam rumah. Yunho dan Jaejoong sudah berada disana, menunggu disofa dengan saling berpeluk mesra. Changmin menghembuskan nafasnya dalam diam.
Bagus sekali, tidak bisakah hidupnya terbebas dari dua orang itu –ah tentu saja.
"Oh, Changmin. Kalian baik-baik saja?" itu suara Jaejoong yang langsung mengambil langkah menghadang jalannya menuju anak tangga. Jujur saja, ia tidak terbiasa berinteraksi dengan pria ini –ia tidak mau dan tidak akan pernah mau untuk terbiasa. Jadi jawabannya hanyalah anggukan kecil dan gumaman. Tubuhnya sedikit tergeser, kembali berjalan menuju kamarnya sendiri. Meninggalkan Jaejoong yang hanya mampu mengigit bibir menatap punggung Changmin yang menghilang pada anak tangga teratas.
"Jae..."
"Tidak apa, Yun. Setidaknya aku tahu dia masih mencintai adikku setelah tahu semuanya. Aku senang Kyuhyun akan baik-baik saja." Jaejoong mulai mengoceh lirih, Yunho tahu bagaimana perasaan pria cantiknya itu. Setelah sekian lama, bahkan untuk berhadapan dengan adik yang susah-susah dicarinya pun masih terasa begini sulit.
.
.Dilain pihak, hanya sebentar, Changmin memejamkan matanya. Mengulang memori lama yang sebenarnya kembali membuat ia jengah. Juga perihal perbincangannya dengan sang ayah siang tadi. Pria itu menyebutnya hutang, hal yang menggelikan. Tapi Changmin tidak keberatan, karena hal itu membuat ia dapat satu keuntungan besar.
Karena pada akhirnya, ia bisa pergi setelah ini. Bebas.
Pejaman mata Changmin terbuka, tolehannya mengarah pada Kyuhyun yang masih terlelap tepat di sampingnya dengan dengkuran halus yang selalu bisa memancing satu senyum. "Selanjutnya hanya akan ada kau dan aku. Kita." bisiknya.
.
.Sudah hampir empat jam sejak kepulangan Kyuhyun dan sudah hampir tiga jam juga Jaejoong terdiam didalam selimut berpeluk lengan Yunho. Jaejoong tahu seharusnya ia bisa lebih tenang, namun gambaran bagaimana kejadian dijalan sebelumnya membuat Ia sulit tertidur. Mungkin, karena jujur saja Jaejoong sendiri tidak tahu apa yang membuat perasaanya kacau hingga tetap terbangun.
Bahkan kemungkinan tentang kematian Victoria juga masuk kedalam pikirannya. Bibinya itu memang pantas mendapat balasan, tapi ada sesuatu yang mengganjal Jaejoong. Sesuatu yang seharusnya tidak Jaejoong miliki –sebuah keraguan. Yunho akan baik-baik saja, itu pasti. Tidak akan ada yang bisa menyentuh suaminya meski dia membunuh kan? –tentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lumière [✔]
FanfictionKyuhyun mengerti, tidak ada hidup sepenuhnya putih. Dan kelam miliknya membawa ia bertemu dengan Jung Changmin -seorang pengusaha muda pembenci kecanggungan yang memiliki topeng dalam senyumnya. ChangKyu/YunJae // Romance/Family // Rated // DLDR ...