Kacey dan Daniella kaget bukan main ketika Julio mendatangi mereka berdua dan tiba-tiba bersuara.
"Harusnya tuh tangannya gak bengkok. Lurusin aja tapi waktu mau servis, badan dibungkukkan sedikit terus langsung hantam."
"Eh kak Julio, eh maksudnya Julio." (Julio dibaca Hulio) Kacey merutuki dirinya sendiri karena salah melafalkan nama kakak kelas di depan orangnya langsung.
"Malu-maluin lu." bisik Ella alias Daniella sementara Kacey hanya tersenyum kikuk dan menatap Ella sinis.
"Mau gue contohin gimana caranya?" Julio menawarkan.
Ella dan Kacey kompak mengangguk karena sedari tadi tidak bisa-bisa menservis bola voli dengan benar.
Julio menservis bola itu dengan sekuat tenaga, bola langsung melayang.
Tapi sayangnya, bola itu mendarat tepat di genteng ruang kepala sekolah.
Semua orang yang ada di lapangan kompak menganga melihat kejadian barusan, termasuk Julio sendiri. Nampaknya dia terlalu kuat.
"Itu gimana ngambilnya?" gumam Julio sambil menggaruk kepalanya.
"ADUH JULIO KENAPA BISA SAMPAI NYANGKUT DI SITU?" teriak Coach Johnny memelototi Julio. Yang dipelototi hanya menyunggingkan senyum canggungnya.
Kacey dan Ella masih memandangi bola yang tersangkut sambil mengedip-ngedipkan mata.
"Gimana ini?" tanya Kacey pada Ella.
"Kabur yuk." ajak Ella.
"Mau kabur ke mana sih?" mereka kan masih di sekolah.
"Gatau juga hehehehe."
Sementara itu, Julio masih terdiam memandangi bola itu. Tak lama kemudian, Ia memutuskan untuk memanjat.
"HEH MAU KE MANA?" Coach Johnny mengejar Julio yang tengah berlari dengan kecepatan tinggi menuju tembok dekat ruang kepala sekolah.
Terjadi aksi kejar-kejaran antara Julio dan Coach Johnny. Saat sadar Julio ingin memanjat, Coach Johnny langsung berhenti dan menjaga Julio dari bawah takut-takut siswanya jatuh.
Julio meraih genteng kecil kelas sepuluh IPS 2 yang terletak tepat di belakang kantor kepala sekolah. Julio mengangkat badannya lalu kakinya Ia naikkan ke genteng kecil itu. Sampai-sampai Griffin, salah satu siswa kelas sepuluh IPS 2 keluar kelas untuk mengecek apa yang membuat genteng sampai bunyi.
Julio berjalan di atas genteng sempit itu sambil memegang tembok kelas sebelas IPS 3. Ia melangkah perlahan hingga tiba di genteng luas tepat di atas ruang kepala sekolah.
Bolanya nyangkut di bagian agak dalam dan Julio berhasil meraihnya. Ia segera melemparkan bolanya ke bawa dah berteriak "WOEEE TANGKAP!"
Ia tak sadar bahwa di bawahnya terdapat Mr. Thomas yang tengah berkutat di depan laptop.
"Siapa yang teriak?" Mr. Thomas memunculkan kepalanya lewat jendela. Julio langsung terduduk di atas genteng dan menutup mulutnya. Mungkin ini adalah teriak terkeras karena Mr. Thomas belum pernah keluar selama ini.
"Engga, sir. Mungkin ada angin lewat." kata Coach Johnny agar Julio tidak terkena masalah. Biar bagaimana pun Julio adalah salah satu pemain terbaiknya.
Mt. Thomas tak berkata, lalu kembali memasukkan kepalanya dan menutup jendela serta gordennya.
Coach Johnny menghela napas lega Julio tidak jadi kena hukuman. Coach Johnny lalu menoleh ke arah Julio mengisyaratkan untuk turun.
Julio berdiri, langsung turun tepat di atas rerumputan yang jauh dari jendela ruang kepala sekolah.
"Untung gak diliat." Coach Johnny menghembuskan napas lega.
Julio kembali ke tempat Kacey dan Ella dan lanjut mengajari mereka.
Saat jam pelajaran olahraga sudah mau habis, Julio mengajak Kacey dan Ella ke kantin untuk membeli air dan meninggalkan Toby, Daniel, Avi, dan Chase yang kembali ke kelas.
Kacey mengeluarkan ponselnya dari kantong celana dan memainkannya. Saat jam pelajaran olahraga memang diperbolehkan membawa ponsel tapi wajib dikumpul selama pelajaran berlangsung.
Julio memperhatikan lockscreen Kacey dengan saksama. "Lockscreenmu itu gambar apa?" tanya Julio.
"Oh, ini?" Julio mengangguk.
"Ini burung kiwi, dari Selandia baru. Lucu kan?" Julio menganga, baru tahu ada yang namanya burung kiwi di bumi.
"Hah? Burung kiwi?"
"Iya." Julio masih tidak percaya, tapi percaya-percaya saja.
"Kayaknya dari kemarin-kemarin kiwi terus." Julio masih heran.
"Kak, Kacey itu maniac kiwi." kata Ella sambil berusaha membuka segel botol air mineral yang barusan dibelinya.
"Seriusan? Gak kaget sih." ucap Julio jujur.
"Kenapa suka kiwi emang?" tanya Julio.
"Soalnya kiwi itu lagunya dia." kata Kacey sambil memperlihatkan casing ponsel miliknya yang bergambar Harry Styles.
Julio menganga lebar.
Ya Tuhan kenapa cewek jaman sekarang cantik-cantik tapi aneh-aneh? Julio membatin.
"Kenapa emang kalau lagunya Harry Styles?" jujur, Julio masih belum paham jalan pikiran gadis satu ini.
"Soalnya, Harry itu kepribadiannya bagus. Dia gak mikir omongan orang soal bajunya yang memang mirip baju cewek kalau dia konser." Julio seperti tertohok karena beberapa hari lalu Ia membahas gaun bersama Kendra.
"Dia lebih suka jadi dirinya sendiri, itu makanya gue suka orang kayak Harry. Lagunya bagus bagus lagi." lanjut Kacey lagi.
"Wow ku tak menyangka." Julio masih tidak percaya dengan alasan Kacey suka dengan kiwi.
"Tapi kalau buah kiwi sih memang enak." Kacey mengambil botol minum Ella dan meneguknya tanpa seizin pemiliknya.
"Heh." Ella melotot, Kacey langsung mengembalikan botolnya pada Ella daripada Ella teriak di kantin.
"Ternyata banyak kiwi-kiwi ya. Gue kira cuma buah." kata Julio baru tahu betapa banyaknya kiwi-kiwi lain di muka bumi.
"Itu kakak nanya lagu waktu itu kan judulnya kiwi." kata Kacey.
"Oh iya." Julio baru tersadar pernah mendengar lagu Kiwi milik Harry Styles di rumah Kendra.
"Yaudah kak, udah mau bel. Kita balik kelas dulu ya." Ella dan Kacey pamit pada Julio dibalas lambaian tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIWI [Completed✔]
Teen Fiction"Lu tergila-gila ya sama kiwi?" tanya Julio penasaran. "Ya gitu deh." jawab Kacey. "He adek gue lu apain?" tanya Kendra dengan wajah garang. Kisah tentang seorang pemuda tengil yang kaku dalam percintaan dan seorang gadis pecinta kiwi dan seorang pe...