Julio terus-terusan galau karena beberapa kali Ia mencoba chat Kacey namun selalu berakhir hanya dilihat, dan tak dibalas.Memangnya Julio ada salah ya?
Karena efek galaunya sampai ke grup Pengabdi Sempak, akhirnya Mindy dan Avi memaksa Julio untuk mendatangi rumah Kacey karena Kendra juga tidak online. Jadi, tidak bisa ditanya langsung.
Kalau sudah kedua pakar cinta itu yang memaksa, Julio mau tidak mau harus menuruti.
Julio akhirnya melesat ke rumah Kendra dengan motornya. Hanya beberapa menit saja, Julio sudah sampai. Julio membunyikan bel lalu menelpon Kendra, namun tak ada jawaban. Tak lama kemudian, pintu terbuka.
Ternyata Kacey yang membuka pintunya.
"Eh? Kendranya mana?" tanya Julio.
"Ada di kamarnya lagi tidur." jawab Kacey.
"Terus kenapa dibuka pintunya?" Julio mengernyit, biasanya mereka tak langsung membuka pintu.
"Lah kan aku tukaran handphone sama bang Kendra." Julio menganga lebar di depan rumah orang.
"Haaaaa? Kenapa ga ngomong???"
"Semua sosmed dikunci dia, gabis ngapa-ngapain. Jadi aku nonton youtube aja tiap hari." jawab Kacey dengan senyum kecilnya.
Oke, itu menjelaskan mengapa Kendra tidak pernah onlime di grup selama ujian dan chat Julio hanya dibaca. Pasti Kendra menertawai setiap chat dari Julio.
Kendra sialan.
***
Hari pembukaan porseni, hari yang paling ditunggu-tunggu para murid SMA Castellar, di mana mereka tidak perlu belajar sampai masuk sekolah tahun depan.
Para murid penggemar olahraga juga menunggu-nunggu hari ini dan akhirnya tiba juga.
Julio yang merupakan panitia voli merasa bangga memakai tali ID Card khusus panitia.
Pembukaan dilaksanakan pada pukul delapan pagi, diawali dengan iringan marching band, kemudian pidato dari Mr. Thomas sekalu kepala sekolah, pembacaan janji atlit, juga janji wasit.
Dan yang paling terakhir, parade setiap kelas dan guru.
Kelas sebelas IPA 4 sudah sangat siap dengan tiga motor. Ada Daniel, Chase, dan Juan yang sudah memakai helm, siap beraksi di lapangan.
Julio dibonceng Daniel memegang pompa confetti yang akan diledakkannya di tengah lapangan. Sementara Avi dibonceng Chase yang tengah memegang smokebomb di tangan kanannya.
Sementara Toby dan Olivia berada di barisan depan memegang spanduk bertuliskan 'IPA EMPAT SAYANG KAMU'
Sekarang giliran kelas mereka untuk tampil di tengah lapangan.
"IPA EMPAAAATT" teriak Juan setelah membuka helmnya.
"SAYANG KAMUUU" balas anak kelasnya kompak sambil mrmbuat simbol hati di tangan mereka, sehabis itu Julio langsung meledakkan confettinya dan seluruh anggota kelasnya menepi, membiarkan kelas sebelas IPA 5 melanjutkan.
Julio langsung turun dari motor Daniel dan melesat ke kerumunan kelas Kacey. Sebelumnya, Julio telah meminta Kacey untuk memotretnya, berhubung dilaksanakannya lomba fotografi dan kebetulan Kacey-lah perwakilan kelasnya. Setiap kelas wajib mengunggah foto minimal lima setiap harinya.
"Udah fotonya?" tanya Julio mengagetkan Kacey yang tengah berdiri ditengah-tengah Chelsea dan Ella.
"¡Dios mío!" (OMG!) latah Kacey, lalu berbalik ke arah Julio karena Julio tiba-tiba muncul entah dari mana.
"Eh, udah dong. Nih." Kacey menyodorkan kameranya dan Julio melihat satu-persatu hasil fotonya.
"Astaga muka gue." Julio mengusap wajahnya setelah menyadari di wajahnya banyak confetti yang menempel.
"Bagus kok, kak." kata Ella mengangkat kedua jempolnya.
"Iya, kak. Mantap tuh." tambah Chelsea.
"Makasih ya, Kace."
"Sama-sama, kak. Lagian Kenneth juga maksa foto dia, jadi gapapa lah kalau kaka juga aku foto." Kacey kembali menggantungkan tali kamera ke lehernya setelah Juluo mengembalikan kameranya.
"Waduh pemaksaan." gurau Julio, ketiga cewek itu tertawa.
Widih gue bikin tiga cewe ketawa. batin Julio merasa bangga.
Jomblo kok bangga.
Mereka berempat terus bercerita sampai parade telah selesai dan kebanyakan murid sudah bubar dan kembali ke kelas. Percakapan mereka terhenti ketika ponsel Julio berdering.
Itu adalah telpon dari Yuki, sang ketua OSIS. Mungkin mereka sedang ada pertemuan dadakan."Eh, gue cabut dulu ya." pamit Julio pada ketiga cewek itu dan diangguki oleh ketiganya.
Julio segera menjawab panggilan itu.
"Halo?"
"Julio, semua panitia voli kumpul di lapangan voli sekarang. Jangan lama-lama."
"Oke bu bos, siap laksanakan."
Panggilan terputus dan Julio segera melesat ke lapangan voli dengan ponsel yang masih digenggamnya. Ia takut kalau ponselnya terjatuh sewaktu berlari, lebih aman digenggam saja. Toh, tidak ada juga yang ingin mengambil ponselnya.
"Julio hadir." Julio mengangkat tangan sesaat setelah sampai di kerumunan panitia voli. Semua panitia voli langsung menoleh dan Julio hanya memamerkan deretan giginya yang tidak rata.
"Oke tinggal Hiro." kata Aliong setelah menulis nama Julio di selembar kertas beralaskan papan ujian.
"HADEEEERRRRR." teriak Hiro dari belakang Aliong sambil mengangkat tangan kanannya. Aliong terkejut dan spontan berbalik.
Untung sjaa Hiro rem mendadak, kalau tidak mereka berdua bisa ciuman.
"Oke sudah lengkap. Hiro lu jadi hakim garis hari ini ya. Julio jadi wasit. Besok baru anak kelas sepuluh." kata Aliong setelah menuliskan nama Hiro, laku membaca jadwal jaga para panitia.
"Oke, Liong. Siap." Julio mengacungkan jempolnya.
"Eh gue ambil minum dulu, ya. Ntar haus lagi." kata Hiro izin pamit ke kelas dulu.
"Sekalian ambilin gue, ya. Tupperware warna kuning, botolnya ada hijaunya di tas Adidas." pinta Julio.
"Ha?"
"Ck, ambilin tas Adidas aja di kelas gue."
"Masa gue ke IPA, sih?" Hiro memprotes, dia kan anak IPS.
"Gapapa elah, atau minta tolong aja mereka ambilin."
"Oke deh." Hiro lalu melesat pergi.
Julio lalu membantu Coach Johnny untuk memasang net dan menjadi wasit pertandingan pertama sampai terakhir hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIWI [Completed✔]
Teen Fiction"Lu tergila-gila ya sama kiwi?" tanya Julio penasaran. "Ya gitu deh." jawab Kacey. "He adek gue lu apain?" tanya Kendra dengan wajah garang. Kisah tentang seorang pemuda tengil yang kaku dalam percintaan dan seorang gadis pecinta kiwi dan seorang pe...