patbelas

25 9 11
                                    

     Julio, Geo, Daniel, dan Toby tengah berada di Caca mengusahakan agar mereka menemukan pelakunya hari ini juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Julio, Geo, Daniel, dan Toby tengah berada di Caca mengusahakan agar mereka menemukan pelakunya hari ini juga.

"Gue masih nggak habis pikir, masa dia mau aja disuruh-suruh." Julio berkata sambil menatap monitor laptop Daniel, menopang dagu dengan tangan kanannya yang Ia letakkan di atas meja.

"Iya, secara Geo itu kan udah kayak orang dalamnya Castellar." kata Toby mengangguk menyetujui perkataan Julio.

"Nekad banget ya itu orang." Daniel mencibir sambil terfokus pada laptopnya, mengetikkan sesuatu.

Tiba-tiba ada suara yang mengagetkan mereka.

"Kakak-kakak, kalian ngapain?" keempat cowok itu spontan berbalik, di sana ada Kacey dan Chelsea. Daniella tidak ikut karena menjaga rumah sambil mengerjakan tugas fisikanya. Chelsea dan Kacey membeli camilan untuk dimakan bersama di rumah Daniella, tapi ujung-ujungnya malah ketemu Julio dan ketiga temannya.

"Eh, Kace." tegur Julio. "Kita lagi nyoba mau nyari tau siapa yang nyuruh Tracey buat post foto kita, sama foto Tasha dengan Geo." lanjut Julio.

"Hah? Tracey kelas 10 IPS 1?" tanya Kacey dengan tatapan bingung.

"Iya, lu kenal dia, dek?" tanya Daniel berbalik ke arah Kacey dan Chelsea.

"Tau nama doang, emangnya dia kenapa?"

"Dia yang ngepost. Kendra belum ngomong?" Kacey dan Chelsea langsung tersentak ketika Geo berbicara. Auranya seakan menakuti mereka.

"Belum, kak. Masa sih? Bukannya dia pendiam?" tanya Chelsea mengingat-ingat bentuk dan rupa Tracey, teman angkatannya.

"Nah itu juga masalahnya." kata Toby.

"Terus masa ngomong terang-terangan kalau dia ngepost gosip sekolah." Benar juga perkataan Geo. Di film-film juga anak pendiam biasanya aktif di sosial media untuk menghilangkan rasa kesepian.

"Iya juga sih." kata Toby, yang lain menghela napas karena bingung.

"Gue pesen makanan dulu, ya." kata Chelsea pamit, nanti mereka malah diomeli Daniella karena terlalu lama. Kacey hanya mengangguk mengiyakan, tetap pada posisi berdiri di samping Julio yang menatap kosong laptop Daniel.

"Kenapa susah banget sih?" Daniel mengacak rambutnya frustasi karena sulit menemukan jalan keluar. Toby juga memasang wajah bingung di sampingnya.

"Pasti kakak kelas yang nyuruh." gumam Geo, Julio yang mendengarnya spontan berkata. "Kita gak bisa asal nuduh, siapa tahu teman seangkatannya yang bully dia."

"Setahu gue gak ada yang punya masalah dengan Tracey." Kacey angkat suara, merapikan baju berwarna hijau mudanya.

"Siapa pula yang mau foto ini curut kesebar." kata Toby menunjuk Julio. Untung Toby tidak menunjuk Geo, bisa-bisa lirikan maut Geo keluar lagi.

"Bodo amat." kata Julio lalu mulai melamun.

"Dari kemarin-kemarin belum ketemu juga?" tanya Kacey.

"Ketemunya yamg pegang akun doang." jawab Daniel lesu. Ia juga mulai lelah tapi tidak boleh berhenti sampai mendapatkan pelakunya.

"Ah, siapa sih?" Geo mulai bete sendiri karena Natasha juga marah-marah ke dia, padahal bukan salahnya dia.

"Oke kita butuh asupan makanan lagi, gue pesan dulu." kata Toby melihat ketiga temannya yang sudah memasang tampang lelah. Bayangkan saja dari pulang sekolah sampai jam lima sore masih setia duduk dengan laptop di depan mereka. Bahkan laptopnya sempat diisi daya sampai selesai dan mereka masih belum menemukan pelakunya.

Toby langsung melesat ke salah satu pelayan dan memesan beberapa makanan agar ketiga temannya itu semangat lagi.

Kacey melihat laptop Daniel yang isinya kode semua, langsung kembali lagi ke posisi awal. Bisa-bisa dia pusing sendiri kalau kelamaan lihat kode.

Tak lama kemudian, Chelsea kembali sambil menenteng dua kantong plastik, satunya berisikan kentang goreng ekstra besar dan satunya berisikan tiga minuman. Chelsea lalu menyerahkan satu kantong pada Kacey dan langsung diterimanya.

Toby juga sudah kembali ke mejanya.

"Kayaknya kita balik duluan deh, kak." kata Chelsea.

"Oh, gapapa balik aja." kata Daniel tersenyum.

"Tapi gue panggilin kak Mindy aja dulu ya. Soalnya dia jago stalking." Kacey segera menelpon Mindy.

"Halo?" Mindy menjawab.

"Kak Mindy, boleh ke sini sebentar gak?"

"Ke mana, Kace?" Oh iya, Kacey lupa belum menyebutkan lokasinya.

"Lagi di Caca, kak. Ada kak Julio dan yang lain lagi--lagi ngapain?" tanya Kacey pada Daniel.

"Lagi ngelacak."

"Nah iya, lagi ngelacak pelaku itu loh."

"Kamu masih lama?"

"Enggak, kak. Makanya aku panggil kakak soalnya gabisa lama-lama di sini."

"Oke otewe." Mindy memutuskan sambungan telpon.

Beberapa detik kemudian, malah ponsel Chelsea yang berbunyi. Dengan malas, Ia mengangkatnya.

"Ha-" ucapanya terpotong dengan suara keras karena Chelesea tidak sengaja menekan tombol loudspreaker.

"CEPETAAAAN GUE SENDIRIAN NIH." teriak Daniella di telpon.

"Ebuset ngegas." gumam Daniel, kaget dengan suara cewek itu.

"Astaga kalem, La, kalem." kata Kacey berusaha menenangkan.

"Iya, kita baru mau kembali. Sabar ya sabar." kata Chelsea mengecilkan volume ponselnya.

Sambungan langsung dimatikan sepihak oleh Ella.

"Oke deh, kita balik dulu ya. Mau kerja tugas." pamit Kacey melambaikan tangan dan dibalas lambaian juga dari keempat cowok itu.

Beberapa saat kemudian, Mindy datang dan langsung berjalan ke arah empat cowok itu. Dengan santainya, Mindy menarik satu kursi di meja kosong dan duduk di samping Geo.

"Wah bala bantuan udah datang." ucap Toby penuh syukur.

"Gue ngecek followers akun castellarnews aja deh." kata Mindy.

Daniel masih terfokus ke laptopnya ditemani Toby. Geo dan Julio pergi ke arah meja pesanan karena pesanan mereka sudah siap.

Dua puluh menit setelah makan dan stalking, akhirnya Mindy menemukan sesuatu.

KIWI [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang