Sepulang sekolah, Kendra menjemput Kacey di kelasnya dan langsung pulang ke rumah. Tidak biasanya Kendra seperti itu. Hari ini Kendra ingin mencoba maskeran bersama Kacey. Oleh karena itu, mereka langsung pulang untuk menyiapkan bahan-bahannya.Kira-kira sepuluh menit dari sekolah ke rumah menuggunakan sepeda dan kedua orang itu sampai di rumah. Kendra mengambil kunci di saku baju pramuka berlengan pendeknya lalu membuka pintu rumah. Sementara Kacey membuka pintu garasi dan menyimpan sepeda Kendra lalu menutupnya kembali.
Mereka berdua meletakkan tas di kamar masing-masing lalu turun ke bawah bersiap-siap untuk melakukan percobaan membuat masker. Ini adalah kali pertama mereka membuat masker dengan campuran bahan-bahan di rumah dan tanpa pengawasan orangtua.
Kacey menyiapkan sebuah baskom kecil sementara Kendra mengambil sendok makan. Bahan-bahannya sudah ada di atas meja sejak pagi karena Kendra yang terlalu bersemangat ingin membuat masker.
"Prepare dos cucharada de aceite de oliva." kata Kacey membaca langkah pertama membuat masker di ponselnya. (Siapkan dua sendok makan minyak zaitun.)
"Está bien." kata Kendra sambil mengambil botol minyak zaitun dan menuangkan dua sendok makan minyak zaitun ke dalam baskom karena mereka ingin membuat dua masker. (Oke.)
"Mezclar el aciete de oliva con dos cucharada de miel." (Campurkan minyak zaitun dengan dua sendok makan madu.)
"Hmm.. está bien." Kendra mengambil botol madu dan menuangkan dua sendok makan madu ke dalam minyak zaitun tadi. (Hmm.. oke.)
Kacey lalu mengaduknya hingga merata karena Ia tahu bahwa Kendra pasti kerjanya berantakan. Untuk meminimalisir kekacauan di dapur, Kacey memutuskan agar dirinya saja yang mencampurnya.
"Aplique la mezcla de aceite de oliva y miel en la cara de manera uniforme." kata Kendra membaca tulisan di ponsel Kacey yang diletakkan begitu saja di atas meja dapur. (Oleskan campuran minyak zaitun dan madu ke wajah secaea merata.)
"¡No toques mi móvil!" larang Kacey dengan galak sambil merebut ponselnya. (Jangan sentuh ponselku!)
"Ayy.. lo siento." (Maaf deh.)
"Dejar reposar durante aproximadamente viente minutos." kata Kacey lalu menyetel stopwatch ponselnya ke angka 20 menit sebelum mengoleskan campuran maskernya di wajah. (Setelah selesai, bilas wajah sampai bersih)
Saat ingin merapikan barang-barang, sikut Kendra tak sengaja menyenggol lengan Kacey. Kacey spontan berbalik dan ide licik muncul di pikirannya.
"Perdon, hermanita." kata Kendra yang mengembalikan botol madu dan minyak zaitun kembali ke asalnya. (Sorry, dek.)
Hehehe. batin Kacey dengan senyuman liciknya.
"¡Te pillè!" (dapat kau!)
"¡Dios mío!" latah Kendra saat Kacey mengoleskan masker di pipinya secara tiba-tiba. (OMG!)
"JAJAJAJAJAJAJA." tertawa dalam bahasa Spanyol.
Mereka berdua akhirnya perang colek-colekan pipi sampai seluruh wajah mereka penuh dengan campuran masker. Setelah merapikan campuran di wajah, Kacey mencuci tangan dan menekan tombol iniciar yang berarti mulai di stopwatchnya.
Mereka berdua duduk di sofa dan menyalakan TV di ruang tamu sambil menunggu dua puluh menit. Karena sedang tidak ada film, mereka tetap menyalakan TV tapi malah bermain ponsel masing-masing. Agar tidak sepi-sepi amat katanya, TV pun jadi suara latar.
Lima belas menit berada dalam posisi hening, ponsel Kendra tiba-tiba berbunyi. Kendra melotot melihat siapa yang menelponnya sementara Kacey menatap bingung kakaknya itu.
"¿Quien?" Kacey akhirnya bertanya. Kendra langsung menyodorkan layarnya yang menyala dan membuat Kacey ikutan melotot.
Siapa yang tidak melotot kalau kepala sekolahnya videocall saat dia lagi maskeran?
Kendra akhirnya menunggu sampai pabggilan itu selesai, berharap tidak ada panggilan lain yang mengikuti. Tapi ternyata salah, kira-kira ada lima panggilan lain yang mengikuti.
Tak berputus asa, Mr. Thomas mengirimnya pesan via WhatsApp.
Mr. Thomas : Jonael Kenneth mengapa kamu tidak mengangkat panggilan saya?
Kenneth merinding, takut dimarahi kepala sekolahnya itu. Akhirnya, Kendra mengangkat panggilan yang masuk dan menyodorkan ponselnya tepat pada wajahnya.
Terlihat wajah Mr. Thomas yang sangat dekat dengan kameranya membuat Kendra harus menahan tawa.
"Oh, via WhatsApp saja." kata Mr. Thomas setelah melihat Kendra yang sedang memakai masker wajah.
Mr. Thomas : Bilang dong kalau lagi pakai masker
Kendra : Hehehe
Mr. Thomas : Oh iya undangannya perlu direvisi lagi
Mr. Thomas : Karena kalau pakai tanggal yang sama semua jadi aneh
Kendra : Jadi bagaimana sir?
Mr. Thomas : Hmm..
Mr. Thomas : Pakai ulangtahun masing masing saja
Kendra : Tulis sendiri saja begitu sir?
Mr. Thomas : Y.
Mr. Thomas : Sir tunggu sampai hari Minggu harus sudah ada.
Kendra : Diusahakan sir
Mr. Thomas : OKE
Mr. Thomas : Maaf tertindis capslock.
Kacey lalu menatap Kendra meminta penjelasan. Tanpa banyak bicara, Kendra langsung menyerahkan ponselnya pada Kacey lalu membilas wajahnya dengan buru-buru.
Setelah itu, Kendra beralih ke roomchat Julio.
Kendra : Wey nyet
Kendra : P
Kendra : U
Kendra : N
Kendra : T
Kendra : E
Julio : N
Julio : APAAN SIH NYEPAM ORANG GANTENG???
Kendra : Nih mr thomas nelfon gue tadi
Kendra : Ada yg harus kita perbaikin
Julio : Terus?
Kendra : Harus selesai paling lambat minggu
Julio : Caca sekarang. Gpl.
Kendra : Meluncurrr
Kendra buru-buru ke kamar mengambil laptopnya dan berlari ke garasi untuk mengambil sepedanya. Dia tidak sempat mengganti bajunya membiarkan baju pramuka lengan pendek tetap membungkus tubuhnya.
"ADIÓS HERMANITAAAA" teriak Kendra langsung melesat ke Caca menggunakan sepeda pink.
Sepertinya dia salah mengambil sepeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIWI [Completed✔]
Teen Fiction"Lu tergila-gila ya sama kiwi?" tanya Julio penasaran. "Ya gitu deh." jawab Kacey. "He adek gue lu apain?" tanya Kendra dengan wajah garang. Kisah tentang seorang pemuda tengil yang kaku dalam percintaan dan seorang gadis pecinta kiwi dan seorang pe...