Terdengar lirih alunan musik dari sebuah ruangan kecil yang berada di ujung sekolah disamping kelas XII IPS 4. Saat ini Dita masih menunggu seseorang keluar dari ruangan kecil itu, ya saat ini ia sedang menunggu Sahabat nya yang sedang Ekskul musik, yang bernama Salwa. Dia biasanya berlatih musik pada hari senin dan sabtu. Dan dia berperan sebagai vokalis di band sekolah nya.
Krek.... Terdengar suara pintu terbuka lalu ia langsung membalikkan tubuh ke arah suara tersebut.
"Maaf ya dit, nunggu lama." ya itu Salwa.
"Iya ngga papa kok Sal."
"Yuk kita pulang sekarang."
"Udah selesai emang?" tanya Dita.
"Udah kok, ini anak-anak juga mau pada balik."
"Oohh ya udah yukk."
Kemudian mereka menuju ke tempat parkir motor, dan menyalakan motor dan perlahan-lahan meninggalkan sekolahan tersebut.
Tak lama kemudian akhirnya mereka sampai di kos-kosan. Oya, mereka itu ngekos dan kebetulan mereka satu kamar.
Hari ini benar-benar hari yang sangat panas, walaupun waktu sudah menunjukan pukul 17.00 WIB tapi udara panas masih sangat terasa.
"Eh Dita lo mau nitip minuman apa ngga? nih gue mau ke swalayan." tanya Salwa.
"Boleh, kalau gitu gue titip minuman yang seger-seger ya, kebetulan ini gue lagi pengin yang adem-adem, oya kalau bisa pake uang lo dulu yak.. Hahaha."
"Ah lo dit kebiasaan. utang lo yang kemarin aja belum dibayar ini mau nambah lagi."
"itu mah gampang, besok gue bayar lah."
"bener loh ya, awas kalau boong."
"iya-iya udah sanah buruan."
"Iya Bigg Bos."
Setelah itu Salwa langsung bergegas pergi menuju swalayan.
30 menit kemudian
Krek...
mendengar ada suara dari arah pintu Dita langsung bergegas menuju pintu, dan menemukan sosok Salwa yang sedang duduk di ruang tamu dengan tak bersemangat.
"Sal, kenapa lo lama banget. Terus lo kenapa lagi?" tanyanya memastikan bahwa dia baik-baik saja. Tapi tidak, Dita sangat yakin pasti telah terjadi sesuatu.
"Dit, gue pengin keluar dari musik." paparnya, yang membuat Dita terkejut.
"Lah kenapa?! Ada masalah apa?"
"Lo tau kan di musik ada Ramadhan juga? dan gimana gue bisa move on coba kalau tiap hari ketemunya sama dia. Engga di sekolah engga di ekskul ketemunya sama dia mulu, trus tadi pas ke swalayan juga ketemu Ramadhan. Kalau kaya gini terus gue pasti bakalan gamon terus."
"Ya udah lah Sal, biarkan semua berjalan dengan sendirinya. Aku yakin lama kelamaan kamu pasti bisa ngelupain Ramadhan, lagian sekarang kamu udah ada Arik kan?"
"Iya lo bener dit, Arik lah satu-satunya yang ada dihatiku dan bukan Ramadhan."
"Nah gitu dong, udah lah percaya aja suatu saat lo pasti bisa ngelupain dia kok. Trus sekarang lo ngga jadi keluar kan dari musik?"
"Entah lah." kemudian Salwa pergi sambil menenteng belanjaannya meninggalkan Dita diruang tamu. Lalu dia pun meminum minuman yang dibelikan Salwa tadi.
***
Dita dan Salwa bersahabat selama ±2 tahun sejak saat pertama kali masuk ke SMA. Disitulah persahabatan mereka dimulai. Saat ini mereka menduduki bangku kelas XI IPS 1. Dita ini orangnya baik, ceria, selalu membantu teman-temannya. Apalagi kalau si Salwa ada masalah dia-lah orang pertama yang akan ada disisinya.
Salwa sangat menyayangi Dita seperti adiknya sendiri, Karena Salwa lebih tua dari Dita. segala sesuatu yang terjadi pada Salwa pasti selalu diceritakan kepada Dita dan sebaliknya. Salwa menyukai seseorang bernama Ramadhan kebetulan mereka satu band dan Ramadhan berperan sebagai Drumer. tetapi Ramadhan tidak pernah menyadari akan hal itu, dia hanya menganggap Salwa sebagai sahabatnya. Dan sampai suatu ketika Salwa telah menjatuhkan hati ke lain orang yaitu Arik. Arik ini salah satu teman SMP-nya dulu dan Arik mampu memalingkan hatinya Salwa dari Ramadhan. Walaupun rasa ke Ramadhan itu masih ada.
~Sebuah rasa ini akan menceritakan perjalanan dua sahabat yang akan berjuang menentukan cinta mereka, berbagai penderitaan mereka hadapi, tapi mampukah persahabatan mereka bertahan disaat masalah sesungguhnya datang?~
~~~~~~
Yuk ikuti terus ceritanya, jangan lupa bintang dan coment-nya ya😘
Happy Reading❤Desember 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa[R E V I S I]
Teen FictionSebuah Rasa yang tiba-tiba hadir di hatiku, tapi apakah salah bila rasa ini hadir? entahlah benar atau salah bukan aku yang menentukan tapi orang lain lah yang akan menilai. Tapi sesungguhnya aku sudah berusaha menjadi yang terbaik. "Hanya karena pe...