"Ditaaa..." panggil Lina teman kelasnya.
"Iya?"
"Tuh dicariin."
"Sama siapa?"
"Ketua Osis kita yang kece badai." ucapnya sembari terus menyunggingkan senyum kepada Bagas. Kemudian Dita menghampiri Bagas yang saat ini sedang berdiri di depan pintu kelas.
"Dit, proposal nya udah selesai?" tanyanya saat Dita sudah berada tepat dihadapan Bagas.
"Udah nih, baru aja gue mau kasih ke lo."
"Nanti taruh di ruang osis aja ya, Soalnya gue masih ada urusan."
"Okey."
"Kalau gitu gue cabut dulu yak." ucapnya sembari tersenyum kepada Lina yang saat ini masih disamping Dita dan tak henti-henti nya menatap Bagas.
"Waahhhh Dit si cogan senyum ke gue, ini serius???" ucapnya sembari jingkrak-jingkrak. Namun, ia tak menggubrisnya dan langsung pergi menuju ruang osis.
"Ehh Dit gue lagi bicara sama lo, woyy! Jangan dikacangin napa."
"Ah bodo, gue udah bosen liat kelakuan lo kalau abis ketemu Bagas." ucapnya sambil mencoba meledek Lina.
Selang beberapa menit setelah Dita keluar dari ruangan osis ada seseorang yang menyelinap masuk ke ruangan tersebut dan mengambil sebuah benda. Kemudian dia segera berjalan menuju ke suatu tempat.
"Gaes.... Gue berhasil." Ucap seseorang sembari berlari menghampiri temannya.
"Beneran, mana?" Tanya seorang cewek berambut pirang yang sedang menunggu di tempat tongkrongannya yaitu gudang yang sudah tidak dipakai.
"Ini." ucapnya sembari menunjukan sebuah kertas yang sudah di jilid rapi.
"Aman ngga?" tanyanya lagi.
"Tenang gue yakin ngga ada satu orang pun yang ngeliat aksi gue tadi."
"Lo yakin ngga ada satu orang pun yang ngeliat?" tanya cewek berambut pendek sebahu sembari melipat tangan di depan dada.
"Ya-yakin Ren." jawabnya sedikit gugup.
"Okey dan kalau sampai ada orang yang tau aksi kita, lo gue ancurin!" ucapnya dengan nada mengancam. Sembari mengambil sebuah proposal dari tangan Siska.
"Tenang aja Ren semua pasti aman terkendali." ucap Indah.
"Okey kalau gitu yuk kita ke kantin." ajak Iren, tetapi sebelum ke kantin dia meletakan proposal itu di suatu kotak yang pastinya aman.
***
"Ke kantin yuk, laper nih." ajak Dita kepada Salwa dan Lisa saat selesai mencatat tulisan yang tertera di papan tulis.
"Yuk kebetulan gue juga laper." ucap Lisa.
"Gue mah ikut kalian aja...Hehe." papar Salwa dan kemudian mereka berjalan menuju kantin.
Saat ini kantin sudah dipenuhi manusia dan mereka berbondong-bondong memesan makanan. Ada banyak menu yang menjadi favorite di sekolahan ini tak ketinggalan juga minuman yang kekinian yang saat ini sangat digemari oleh semua murid.
"Aawwww..." teriak Dita saat mengetahui telah menabrak seseorang dan alhasil minuman yang di bawanya tumpah ke bajunya.
"Eh Dita maaf gue ngga sengaja." papar Iren yang telah menabraknya. "gue tadi ngga ngeliat lo, aduh maaf Dit baju lo jadi basah." ucapnya sembari ikut membersihkan baju Dita dengan tisu.
"Iyaa udah ngga papa kok Ren."
"Trus ini baju lo gimana basah kayak gini?"
"Udah ngga usah dipikirin, kalau gitu gue permisi dulu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa[R E V I S I]
Fiksi RemajaSebuah Rasa yang tiba-tiba hadir di hatiku, tapi apakah salah bila rasa ini hadir? entahlah benar atau salah bukan aku yang menentukan tapi orang lain lah yang akan menilai. Tapi sesungguhnya aku sudah berusaha menjadi yang terbaik. "Hanya karena pe...