Chapter 13

30 2 0
                                        

Mentari telah menyambut dari balik tirai, mengawali pagi yang cerah.

Ini adalah hari ketiga dimana Dita tak masuk sekolah, karena saat ini ia hanya ingin fokus menjaga Rumi, mamah tercinta.

Ramadhan yang masih tertidur pulas pun sedikit terusik karena suara alarm yang berasal dari ponsel miliknya.

"Huaaaa..." lalu dengan segara ia meraih ponselnya dari saku celana dan mematikan alarm tersebut.

"Udah jam 6 ternyata." ucapnya saat melihat jam di layar ponsel.

Ia sedikit terkejut saat mengetahui tubuhnya telah terbalut selimut yang lembut nan hangat, selimut?

Dengan segera ia dapat mengetahui siapa pemilik selimut ini, tidak lain adalah Dita. Ya siapa lagi kalau bukan Dita.

"Ternyata lo udah bangun Ram?" suara perempuan itu sangat ia kenal, ya itu suara Dita yang saat ini sedang berdiri di depan pintu sembari melihat ke arah Ramadhan. "Gue baru aja mau ngebangunin lo."

"Ini gue baru bangun."

"Ya udah sanah pulang gih, nanti lo bisa terlambat."

"Lo hari ini ngga masuk lagi?"

Dita tak mengeluarkan suara sama sekali hanya menjawab dengan anggukan kecil.

"Ya udah gue pulang dulu ya." lalu ia melangkah pergi meninggalkan Dita dan meletakan selimut itu di kursi.

"Ram..." ucap Dita menghentikan langkah Ramadhan, lalu ia membalikan tubuh ke arah suara tersebut. "Makasih."

"Ck, iya sama-sama." jawab Ramadhan sembari menyunggingkan senyum, lalu ia segera melangkah pergi.

***

"Jadi mamah saya udah boleh pulang dok?"

"Iya, mamah kamu keadaannya udah semakin membaik jadi hari ini sudah boleh pulang, dan ingatkan selalu kepada mamah kamu supaya rutin setiap dua minggu sekali untuk melakukan kemoterapi." papar dokter itu saat memeriksa kondisi Rumi.

Mendengar itu Dita dan Rumi sangat bahagia mereka memperlihatkan senyum terbaiknya.

Senyum yang beberapa hari ini telah redup, hingga kini terpancar kembali.

"Kalau gitu saya permisi dulu, masih ada pasien yang harus saya periksa." timpal dokter Rian sembari tersenyum.

Dita hanya mengganggukan kepala, dan ia segera merapikan semua perlengkapan miliknya, ia sudah tak sabar ingin segera pulang menikmati udara sejuk di sekitar rumahnya.

Ia telah memutuskan untuk kembali ke rumah dan tidak ngekos lagi, karena ia ingin fokus merawat Rumi.

Saat ini mereka sudah berada di rumah, karena sekitar 20 menit yang lalu mereka telah meninggalkan rumah sakit.

Saat ini ia sedang duduk di ruang tamu dan kemudian ia mengambil ponsel di saku celana dan menekan salah satu nomor yang ada di kontak.

"Hallo Sal?"

"Iya kenapa Dit?" ucap Salwa dari balik ponsel.

"Sal nanti lo ngga usah ke rumah sakit, lo langsung ke rumah aja, mamah udah pulang soalnya."

"Wah serius? Ya udah nanti gue sama Ramadhan ke rumah lo."

"Oke."

Lalu Dia menutup panggilannya dan berjalan menuju kamar Rumi.

"Mah, minum obat dulu yuk." titah Dita yang kemudian mendapat anggukan dari Rumi.

Dengan telaten ia mengeluarkan berbagai macam obat dari yang berukuran kecil maupun yang besar dan menyuruh Rumi untuk meminumnya satu persatu dengan diselingi air putih.

Sebuah Rasa[R E V I S I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang