Sehari sebelum Ramadhan mengutarakan perasaannya.
Salwa pulang dari sekolah dengan tak bersemangat, dia memarkirkan motornya di depan halaman kosannya.
Dia langsung berbaring di kasur tanpa beganti baju, tiba-tiba dia teringat dengan kejadian tadi, yang mampu membuat hati Salwa sakit.
Dia tidak mengerti dengan dirinya, dia ingin melihat Dita bahagia tapi disisi lain dia tak bisa merelakan Ramadhan.
Dia bertanya-tanya apakah Ramadhan menyukai Dita?
Jika iya, dia harus bersikap bagaimana? Apakah dia bisa menerimanya?.
Kalau iya pasti itu sangat menyakitkan.
Engga, engga Ramadhan engga mungkin suka ke Dita dan Dita engga mungkin mengkhianatinya.
Salwa sangat mengerti Dita, dia tak akan mungkin melakukan hal itu.
Hari ini dia merasa sangat lelah dan dia memutuskan untuk tidur sejenak.
Namun, saat dia hendak memejamkan mata tiba-tiba saja ponselnya berbunyi dan itu panggilan dari Arik.
Salwa langsung mengangkatnya.
"Hallo." terdengar suara berat dari balik ponsel itu.
"Iya?"
"Kamu malam ini ada acara ngga?" tanya Arik
"Engga."
"Kalau gitu nanti kita jalan ya..."
"Jalan?"
"Iya kan kita udah lama ngga jalan bareng, aku kangen tau."
Salwa berfikir sejenak menimbang - nimbang apakah dia harus menerima ajakan dari Arik atau menolaknya. Tapi tidak ada salahnya juga menerima ajakan Arik, siapa tau dengan pergi bersama Arik itu bisa menenangkan fikirannya.
"Hallo." ucap Arik memastikan teleponnya masih terhubung dengan Salwa karena sedari tadi tak ada suara dari Salwa.
"Ehh.. Iya Rik aku mau, kebetulan aku juga lagi pengin refresing."
"Oke kalau gitu nanti jam 6 aku ke kosan ya."
"Iya."
"Yaudah bye."
Akhirnya Salwa memutuskan untuk tidak jadi tidur dan dia menuju ke kamar mandi untuk mandi karena waktu sudah menunjukan pukul 17.00 WIB.
Dia sangat berharap malam ini Arik mampu menenangkan fikirannya.
***
Saat ini Arik sudah berada di depan kosan, Salwa masih belum selesai berdandan. Dia menyuruh Arik untuk masuk terlebih dahulu.
"Masuk dulu gih, aku belum selesai."
Arik hanya mengangguk dan diikuti dengan langkah kaki.
Sepuluh menit kemudian Salwa sudah selesai dan Arik mengajak Salwa ke sebuah tempat taman bermain.
Setelah sampai di taman bermain, Arik menggandeng tangan Salwa dan mengajaknya berkeliling.
"Aku baru tau ada taman bermain disini." ucap Salwa menghangatkan suasana karena dari tadi diantara mereka tak ada yang bersuara.
"Kemana aja selama ini? ini udah hampir satu minggu loh." jawab Arik dengan mencubit pipi Salwa.
Salwa sedikit kesal pasalnya setiap mereka jalan pasti adakalanya untuk si Arik mencubit pipinya dan Salwa tidak suka itu. Karena takut pipi Salwa akan bertambah cabi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa[R E V I S I]
Novela JuvenilSebuah Rasa yang tiba-tiba hadir di hatiku, tapi apakah salah bila rasa ini hadir? entahlah benar atau salah bukan aku yang menentukan tapi orang lain lah yang akan menilai. Tapi sesungguhnya aku sudah berusaha menjadi yang terbaik. "Hanya karena pe...
![Sebuah Rasa[R E V I S I]](https://img.wattpad.com/cover/132285008-64-k537368.jpg)