"Mah Dita berangkat dulu ya dan inget mamah harus banyak istirahat, soal pekerjaan itu belakangan." lalu ia mencium punggung tangan Rumi.
"Iya sayang, berangkat sama pak Trio kan?"
"Naik angkot aja mah."
"Kenapa ngga sama pak Trio?"
"Lagi pengin naik angkot aja."
"Yaudah sanah hati-hati ya."
"Permisi non Dita, itu di depan ada temen non." ucap bi Sumi yang sekarang sudah berada diantara mereka.
"Siapa bi?" tanya Dita penasaran.
"Bibi kurang paham non, mending non liat aja sendiri."
Kemudian Dita melangkah menuju ruang tamu dan mendapati sosok yang tak asing lagi.
"Ramadhan?" ucapnya terkejut sembari mengerutkan dahi. "Lo ngapain kesini?"
"Gue mau ngejemput lo."
Lagi-lagi Dita dibuat terkejut dengan penuturan Ramadhan. Entah bujukan dari mana hingga Ramadhan datang menjemputnya.
Tiba-tiba detak jantungnya berpacu dua kali lipat.
"Udah ayok buruan, lo mau sampai kapan ngelamun terus disitu."
Dengan cepat Ramadhan meraih pergelangan tangan Dita, dan lagi-lagi ia terkejut karena sedari tadi ia terus melamun.
Lalu tangan kekar tersebut membawanya menuju halaman rumah Dita.
"Naik gih." pinta Ramadhan dan kemudian dituruti oleh Dita dengan sedikit keraguan.
Lalu Ramadhan menyalakan motornya dan melaju menelusuri jalan raya.
***
Sesampainya di sekolah, Dita langsung menuju ke ruang kelas dengan sedikit berlari karena takut jika ada orang lain yang melihat mereka berdua, termasuk Salwa.
Entah mengapa terbesit perasaan bersalah pada Salwa yang membuat dirinya gelisah.
Namun, ia mencoba untuk menepesikan pikiran-pikiran itu.
Setelah sampai di ruang kelas, ia menanggalkan tas di kursi dan duduk sembari melihat keseluruh ruang kelas.
Suasana kelas saat ini masih sepi hanya ada beberapa anak saja, karena waktu masih terlalu pagi jadi banyak yang masih berada di rumah.
Hingga waktu semakin berlalu dan semua anak sudah berada di bangku masing-masing.
"Jajan yuk laper nih, lagian kita udah lama ngga ke katin bareng." ajak Salwa pada Dita saat setelah bel istirahat berbunyi.
"Tadaaaaa...." ucap Dita sembari mengeluarkan kotak bekal. "Gue bawa bekal nih mau ngga? ini buatan bi Sumi loh." sebelum Dita berangkat bi Sumi telah mempersiapkan bekal untuknya karena Dita sangat suka masakannya, dulu waktu SMP ia sering sekali membawa bekal ke sekolah.
"Waaahhh kayaknya enak tuh, Bagi dong." ucapnya sembari menjilat bibirnya.
"Eitsss tapi bayar ya." gurau Dita.
![](https://img.wattpad.com/cover/132285008-288-k537368.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa[R E V I S I]
Fiksi RemajaSebuah Rasa yang tiba-tiba hadir di hatiku, tapi apakah salah bila rasa ini hadir? entahlah benar atau salah bukan aku yang menentukan tapi orang lain lah yang akan menilai. Tapi sesungguhnya aku sudah berusaha menjadi yang terbaik. "Hanya karena pe...